13 Tahun kemudian, Rouland, Vallebourgh
"Ah ... Aku ingin kembali menikah!"
Derai suara Vivian terdengar merdu. Netranya berbinar cerah, dengan pandangan memaku pada sepasang pengantin yang tadi pagi disahkan. Lebih tepatnya, pada sang bride yang memasuki ruangan.
"Astaga! Gaun Veronika sangat indah, bukan begitu, Jo?"
Joanna yang duduk di samping Vivian menoleh dengan raut prihatin. Lalu ia mengangguk, mengedikkan kepala pada gaun yang menjadi pusat atensi mereka.
“Aku mengerti perasaanmu, Vi. Gaun buatan Madam Lee tidak pernah mengecewakan. Tapi kali ini kau dan aku harus mengalah untuk gaun kita sendiri."
"Kita terpaksa mencari penjahit baru mengharuskan mereka menyelesaikannya dalam beberapa hari. Minggu yang melelahkan! Tapi kau benar, Jo, bagaimanapun kita harus mengalah karena Ibu baru kita lebih membutuhkannya.... "
Keduanya serempak terdiam, lalu bertatapan dengan netra memancar geli. Kemudian tanpa aba aba, keduanya lantas meledakkan tawa karena merasa itu konyol.
Astaga ... di usianya yang lebih dari pertengahan tiga puluhan, Vivian tidak menyangka menyambut ibu mertua baru yang usianya lebih muda dibanding dirinya.
Begitupun Joanna, usianya sudah lebih empat puluh tahun, tapi ia harus menghadapi sang ayah beristri untuk ketiga kali.
Ya, hari ini adalah pernikahan Tuan besar Jamond yang ketiga, dan wanita yang dipersunting adalah seorang yang tak membuat Joanna puas. Namun bukannya memberikan doa agar pernikahan sang ayah kali ini bertahan hingga ajalnya, sejujurnya Joanna sedang menyumpahinya.
"Ini tidak benar!"
"Jo, kukira kau sudah merelakannya?"
"Aku hanya merelakan penjahitku sebab ayahku beristri baru. Kau harusnya memujiku pengertian."
Ucapan bernada tajam Joanna dibalas kekehan geli Vivian. Keduanya tertawa lagi, sembari meneguk minuman masing-masing.
"Mari biarkan saja, Jo. Ini hari besar untuk Veronika dan Daddy kita. Kita benar-benar harus mengalah."
"Tapi, Vi, kurasa ada yang lebih bahagia dibanding ibu baru kita saat ini?"
Mengalihkan tatapannya ke arah depan, netra Joanna memaku pada wanita di seberangnya. Dan dengan pelan, Joanna mulai meletakkan gelasnya kembali di atas meja. Mulailah ia memperhatikan sosok wanita yang terlihat tak ingin diganggu itu. Padahal, mereka duduk satu meja, tapi sosok itu lebih memilih menatap kagum hidangan yang disajikan.
"Siapa yang kau maksud, Jo?"
"Ohana... Adikmu... " jawab Joanna lantang.
Dan Ohana yang namanya terpanggil, akhirnya mengangkat pandangan. Dahinya seketika mengerut, sedang wajah antusiasnya berubah masam sembari melayangkan tatapan untuk Joanna.
“Jujur saja, Ann. Kau yang paling bahagia di sini, bukan?"
"Jangan memancingku, Jo," peringat Ohana tajam.
"Aku tidak salah berucap. Dibanding sang bride, kau adalah wanita paling berbahagia di sini. Ah sayang sekali, padahal aku ingin kau yang menjadi ibu baruku," sindir Joanna pedas.
Joanna meraih gelasnya lagi. Meminum Champagne dengan tenang, sembari melirik tipis sosok di seberang.
***
Ugh... Rasanya malas sekali.
Menjejakkan kaki di kediaman mewah yang kini tengah dipenuhi.
Sesungguhnya tak terlalu banyak orang, paling banyak hanya sekitar tiga puluh orang saja. Tetapi, sambutan dan kemegahan yang diberikan tak tanggung tanggung disajikan. Tentu saja karena kini pesta pernikahan mewah tengah diadakan oleh pemilik dan orang nomor satu Jamond, yakni Damien Jamond.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer On You
Roman d'amourBagi Ohana, kehidupan yang ia miliki sudah sempurna, memiliki pekerjaan menarik, dan keluarga yang bangga untuknya. Namun tidak berlangsung lama saat di masa muda ia terjebak akan masalah, dan masa lalu yang terus menghantui, hingga kehidupan yang i...