Hidup dalam bermasyarakat, tentu memiliki norma dan standar yang berlaku. Apalagi jika orang itu hidup dalam keluarga yang memiliki aturan dan ketentuan.
Contohnya, keluarga Adelard. Mereka setidaknya akan mengirim salah satu keturunannya untuk menjadi seorang prajurit militer. Dan ketentuan lainnya, yakni Feodora—sang ibunda menginginkan kedua putrinya mengikuti kata-katanya. Tetapi tidak seperti Vivian yang masih setia menurut pada sang ibu, berbeda dengan Ohana yang kini menjadi masalah.
Ya, Ohana mulai tak menurut.
Lebih tepatnya, mengabaikan kata katanya.
Setiap ucapan dan saran Feodora demi kebaikan, kini tak lagi didengarkan. Dan yang terburuk, Ohana memilih menjauh agar tak kena ceramahan. Akibatnya ia jarang pulang bahkan hampir satu tahun lamanya.
Namun untuk malam ini Ohana akhirnya pulang ke rumahnya. Ia sudah berada di rumah besar keluarganya di mana kediaman Adelard berada disalah satu pemukiman elit pulau Kuribe. Keluarganya yang telah turun temurun berprofesi di bidang militer, hingga mereka di pulau ini disegani. Andreas—ayah Ohana sangat dihormati dan memiliki jabatan tinggi, dan lelaki tua itu telah mengantongi beberapa bintang serta banyak penghargaan di seragamnya. Paman Paman Ohana juga seperti itu. Ya, bisa dibilang pulau ini hampir dihuni oleh kerabatnya.
"Apa yang kau bawa?"
Meletakkan kantong belanja di atas meja lalu menoleh datar menatap sang ibu, tapi jujur saja Ohana sedikit bergidik. Bukan, bukan ia takut pada ibunya. Feodora—ibunya adalah wanita yang berbudi luhur, ramah, namun tegas. Dan jika marah ibunya tak akan memaki atau mengeluarkan kata kata kasar. Hanya saja...
"Ini hanya beberapa potong roti, Mom...Aku membelinya di toko biasa," ujarnya kemudian. Roti dan croissant yang ia bawa jumlahnya tak seperti saat dibeli. Ohana membiarkan ibunya mengintip, menciumi baunya dan tahu roti itu mulai mendingin. Ohana membelinya saat siang tapi Feodora tetap tersenyum.
"Mengapa kau membawa Bryan kemari? Bukannya dia kembali ke Rouland?"
Feodora mengambil satu croissant, memakannya. Sementara Ohana membalas dengan kedikan bahu pertanyaan ibunya. Tangannya tengah sibuk mengambil beberapa piring untuk cemilan yang dibawa.
"Cucu Mommy itu selalu mengekoriku, dia tidak mau kembali kepada ibunya!" balasnya sedikit kesal.
"Menurutku, itu bukan masalah jika Bryan ingin mengikutimu? Setidaknya kau ada teman," sahut Feodora mencuil sedikit roti. "Hidup sendirian tanpa pasangan, tidakkah kau bosan?"
Well... Well... Well...
Inilah alasannya ladies and gentleman!
"Aku tidak bosan, Mom... "
"Oh, berarti hanya aku yang bosan melihatmu terus seperti ini."
Tak membalas, Ohana hanya perlu memutar bola mata. Namun tak sengaja pandangannya bertemu yang Vivian katakan waktu itu. Di belakang halaman rumahnya sudah sangat berbeda, lapangan luas yang dulu hanya ditumbuhi rumputan liar, kini menjelma menjadi arena pertandingan tenis. Beberapa tempat duduk sengaja dibuat sebagai bangku penonton, dan seperti kebiasaan seharusnya, Nyonya Feodora menata beberapa koleksi tanaman langka di sekitarnya.
"Bagaimana jika kau keluar dari militer, Ann?"
"Apa?"
"Kau mendapatkan pendapatan dari menjaga Bryan, pendapatannya juga lebih banyak." Feodora mengangguk, mulai menimbang. "Dahulu kau sangat membanggakan, banyak penghargaan yang kau dapatkan tapi dibanding hari ini ... rasanya aku ingin putriku tidak lagi menjadi tentara. Apa yang diharapkan dari seorang penjaga pintu? berdiri berjam jam tak hebat seperti dulu. Perubahanmu mengkhawatirkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer On You
RomanceBagi Ohana, kehidupan yang ia miliki sudah sempurna, memiliki pekerjaan menarik, dan keluarga yang bangga untuknya. Namun tidak berlangsung lama saat di masa muda ia terjebak akan masalah, dan masa lalu yang terus menghantui, hingga kehidupan yang i...