Caden menutup buku menu sedikit keras, mencipta keterkejutan Emma di seberangnya.
Satu jam yang lalu, Emma menghubungi Caden untuk ditemani makan siang. Dan tempat yang dituju, merupakan tempat pertama kali mereka makan setelah tiga belas tahun tak bertemu. Caden mengiyakan, hanya untuk balasannya. Sebab Emma akan memberitahu informasi terbaru yang Caden inginkan.
Namun setibanya, Caden justru mendapat kejutan!
"Kau mengenal mereka?"
Emma bertanya, Caden tersentak.
Ia segera mengalihkan pandangan, dan memberi atensi pada wanita di seberangnya.
Emma sedang menatapnya menyelidik dengan netra menyipit. Dan juga sesekali pandangan wanita itu tertoleh pada sepasang manusia yang duduk tak jauh dari mejanya.
Dan yeah... Tentu saja Caden mengenal kedua orang itu.
Ohana dan juga Kenny—jika Caden tidak salah. Lelaki itu dulu salah satu anggota tim yang ikut menyelamatkannya sewaktu di Samola. Lelaki itu juga lumayan mencolok karena sifat terpujinya. Namun sejak dulu, Caden tidak suka melihatnya dekat dengan Ohana.
Dengan tangan terkepal, Caden berusaha menahan gejolak agar tak datang menghampiri. Karena sungguh, ia tak tahu harus berbuat apa saat ini.
Kesal? Tentu saja.
Dan cemburu? Yah...itu benar. Caden takkan menampik bagaimana perasaannya yang cemburu bercampur bingung.
Satu sisi ia ingin menyeret Ohana dari sana. Dan satu sisi lagi, melewati batas bukan jalan pilihan yang bagus. Sebab penolakan wanita itu yang begitu jelas beberapa waktu lalu, membuat Caden mati langkah.
"Caden, kau mengenal kedua orang itu 'kan?"
"Tidak, aku tidak mengenal mereka," tukas Caden cepat, memutus pandangan. Demi mengalihkan ia segera memanggil pelayan.
"Tapi mengapa kau terus menatap ke arah sana? Lelaki itu juga menatapmu!" Emma yang heran kembali bersuara. Sejak memasuki pintu masuk, Emma sudah menyadari ada yang memperhatikannya. Seorang lelaki dan juga wanita. Sang lelaki dengan tatapan lekat, dan wanita yang sesekali mencuri pandangan ke arahnya dan Caden. Sangat aneh, pikir Emma. Dan lebih tidak masuk akal lagi, Caden bilang tak mengenal keduanya meskipun tatapannya juga tertuju ke arah sana. Bahkan saat melewati meja pasangan itu, tatapannya tak juga terputus.
"Apa benar kalian tidak saling mengenal? Aku merasa tak yakin."
Caden berdecak, mengeluarkan napas berat. Ia terlihat kesal seakan pertanyaan Emma sangat mengganggu. "Emma, tidak adakah yang bisa kita bicarakan selain menceritaan orang asing yang tak sengaja bertatapan? Aku sudah menerima permintaanmu, dan sekarang berikan imbalanku."
"Aku hanya bertanya, mengapa kau begitu kesal padaku?"
"Aku tidak mengenal mereka!"
"Kalau tidak kenal, ya biasa saja!" Emma menyerngit, berpikir Caden yang biasanya penyabar kini berubah!
Sementara Caden diam tak lagi menanggapi. Ia lebih memilih memesan makanannya, tapi setelah itu tatapannya kembali mengarah pada tiga meja di depan sana.
Ah Ohana... Meski sudah menjadi janda, wanita itu tetap membuatnya tergoda.
"Sebenarnya aku memiliki dua hadiah untukmu, kau mau yang mana lebih dulu?" Akhirnya Emma mengabaikan masalah saling menatap, ia tak lagi kesal hingga membuka pembicaraan inti keduanya.
"Informasi itu. Aku lebih tertarik."
Raut Emma jauh membaik, senyum tersumir dari bibirnya yang berpoles merah. Si wanita berambut ikal itu membuka tasnya, dan tak lagi menunjukkan lembaran foto. Kali ini Emma justru mengeluarkan buku catatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer On You
RomanceBagi Ohana, kehidupan yang ia miliki sudah sempurna, memiliki pekerjaan menarik, dan keluarga yang bangga untuknya. Namun tidak berlangsung lama saat di masa muda ia terjebak akan masalah, dan masa lalu yang terus menghantui, hingga kehidupan yang i...