1# Kesedihannya

4.4K 1K 421
                                    

°°°

𝐊𝐀𝐍𝐀𝐆𝐀𝐑𝐀

Kisah ini bermula ketika Naya terlambat berangkat menuju sekolah yang seharusnya diantar oleh Ibunya kini menaiki bus yang melewati sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kisah ini bermula ketika Naya terlambat berangkat menuju sekolah yang seharusnya diantar oleh Ibunya kini menaiki bus yang melewati sekolahnya. Sebenarnya Naya tidak terbiasa dengan menaiki bus seperti ini, namun ia juga tidak boleh egois karena Ibunya berangkat lebih awal untuk bekerja.

Dan hari itu pula Naya pergi meninggalkan sang Ibu untuk selama lamanya, tanpa diduga bus yang ia tumpangi mengalami kecelakaan dan mengorbankan banyak nyawa, salah satunya Naya si murid bandel yang selalu menjadi langganan guru BK.

Arunika, Ibu Naya sangat amat menyesal menyuruh putri semata wayangnya berangkat sekolah dengan bus pagi itu, ia jatuh terpuruk dalam kesedihan yang mendalam, tidak pernah terpikirkan putrinya menderita seperti ini.

Naya berjalan lemah menuju halte bus dekat rumahnya, sangat malas ketika duduk bersebelahan dengan orang asing yang tentu tidak tau dengan dirinya. Ia mendengus kesal lalu duduk di salah satu bangku belakang yang masih kosong.

“Bunda udah tau anaknya nggak suka keramaian ya disuruh naik bus,” gerutu Naya kesal dengan Ibunya.

Ia memilih bermain handphone untuk merubah mood nya agar kembali membaik. Pagi pagi sekali Ibunya berangkat dan meninggalkan sarapan serta catatan agar dia berangkat dengan bus menuju sekolah.

Lima menit berselang, kendaraan yang akan membawanya menuju sekolah tiba tiba saja bergoyang seolah ada orang yang mendorongnya, ia kalut, semua penumpang yang ada di dalam sana berteriak ketakutan dan ingin segera menyelamatkan diri, namun sebelum itu semua terlaksanakan sebuah truk bermuatan bahan pangan melaju dengan kecepatan diatas rata rata menghantam bus yang Naya naiki.

Darah membasahi kepalanya, suara rintihan dan sirine ambulans terdengar samar samar di telinganya, pandangannya kabur hanya ada satu wajah yang terlihat di benaknya, Bunda.

“Bunda... Naya mau jemput Ayah ya? Jaga diri Bunda baik baik.... Naya pamit,”  gumamnya tersedat lalu tubuhnya dibawa oleh petugas rumah sakit untuk menyelamatkan nyawanya.

Nihil, Naya telah berpergi saat akan dibawa ke rumah sakit, Ibunya sudah bisa dihubungi dan langsung menuju ke rumah sakit dimana jasad Naya disimpan.

“Naya... ini Bunda, kamu mau ninggalin Bunda sendirian?” tanya Aruni lirih menatap nanar tubuh kaku di depannya.

Tidak percaya dengan apa yang baru saja Aruni alami, ia jatuh meluruh ke dinginnya lantai dengan kesadaran yang sudah hilang.

Saat membuka mata, Aruni dapat mendengar beberapa perawat dan dokter berbicara tentang seseorang.

“Sidik jarinya tidak terdaftar dan kita tidak tahu dia berasal dari mana, tidak ada identitas yang dibawanya,”

KANAGARA [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang