13# Lomba

816 381 40
                                    

°°°
𝐊𝐀𝐍𝐀𝐆𝐀𝐑𝐀

Hari yang dinanti nanti oleh lelaki bernetra coklat itu akhirnya datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari yang dinanti nanti oleh lelaki bernetra coklat itu akhirnya datang. Berhari hari sudah ia lewati dengan berlatih hari ini ia akan tunjukan kemampuannya dengan mengiringi suara indah Kirana.

Pagi pagi sekali Gara sudah rusuh dengan pakaian yang akan digunakan untuk lomba nanti, sudah Aruni peringati agar menyiapkannya tadi malam namun lelaki itu tidak melaksanakannya.

Tadi anak itu sudah mendapatkan pesan dari Pak Roni agar berangkat lebih pagi karena akan melakukan tata rias terlebih dahulu. Namun, lagi dan lagi Gara tidak menepatinya.

Lelaki itu berangkat pukul tujuh lebih lima menit, dengan tuxedo yang diberikan oleh Aruni untuk lombanya hari ini. Masih harus menyiapkan banyak hal sebelum berangkat tadi sampai sampai anak itu tidak sarapan agar tidak terlambat.

Aruni membawakan 5 buah roti ke dalam ransel Gara agar anak itu tetap makan walaupun berada di ruang tata rias.

Sesampainya di sekolah Gara langsung berlari ke ruang musik dengan memakai satpam agar membukakan gerbangnya.

“Ayo pak saya mau lomba ini,” Gara memohon agar gerbangnya terbuka, untung saja Kirana lewat guna menunggu kehadiran Gara.

“Buka pak cepat, penting ini.” Kirana berlari ke arah gerbang dan membantu Gara masuk ke sekolah.

Satpam itu lantas membukakan gerbangnya untuk Gara, mereka berdua langsung berlari ke arah ruang musik karena sudah ditunggu. Di ruang musik, pak Roni sudah berdecak pinggang karena Gara datang terlambat, salahnha juga karena bangun terlambat dengan kondisi ponsel yang berada di ruang makan.

“Maaf pak,” ucap Gara menunduk menyadari kesalahannya.

Namun ternyata pak Roni bukan marah karena dirinya, salah tukang tata rias yang juga terlambat datang.

“Santai aja lo disana juga bakal nunggu lama mending nyantai disini,” ujar Kirana menepuk bahu Gara.

Gara duduk disebelah wanita itu, mengambil roti yang diberikan oleh Aruni dalam ranselnya dan memakannya hingga habis.

“Mau?” Tanya Gara menjulurkan roti yang masih tersisa 2 buah ke arah Kirana.

Wanita itu menggeleng dan sibuk dengan ponselnya sembari wajahnya dirias.

Gara juga melakukan hal yang sama, ia mengambil ponselnya dan mulai tenggelam dalam media sosial miliknya yang kini semakin ramai dengan pesan maupun pengikut.

KANAGARA [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang