°°°
𝐊𝐀𝐍𝐀𝐆𝐀𝐑𝐀Kelas musik hari ini telah usai, melihat jam yang sudah menunjukan waktu pulang, akhirnya mereka mengakhiri sesi pertemuan yang sangat indah hari ini.
Sungguh berat sepertinya mengakhiri sesi hari ini yang menurutnya sangat menyenangkan, Gara selalu suka hal sederhana seperti ini, diceritakan tentang kejadian yang mungkin memiliki suatu pelajaran hidup yang bermakna. Makanya dia sering sekali berbincang lama dengan Kakek. Lelaki tua itu tentu sudah sangat memiliki pengalaman indah yang mengandung pelajaran hidup.
Gara suka mendengar cerita semua orang.
Dia akan menjadi pendengar terbaik yang pernah ada jika seseorang dengan mudah bisa berteman dengannya dan bercerita tentang kehidupannya. Namun, semua itu tidak mudah, mereka terlihat enggan berteman dengan lelaki seperti Gara, katanya sedikit dingin dan terlihat enggan menanggapi. Padahal Gara begitu karena memang mereka tidak saling mengenal, atau lebih tepatnya tidak ada sesuatu yang harus dirinya terlibat.
Beda dengan teman temannya yang sudah mengenal baik dirinya, begitupun sebaliknya, Gara akan bersikap senormal mungkin dan menunjukkan perhatiannya. Dia bahkan bisa berubah menjadi cerewet jika ada yang melenceng dan bisa berubah menjadi sangat manja ketika moodnya sedang tidak baik.
Perlahan namun pasti sifat sifat Gara akhirnya terlihat, Langga dan yang sempat khawatir jika Gara lebih condong ke introvert dan tidak mau terbuka dengannya. Namun, mereka bisa bernafas lega jika Gara bahkan mau terbuka dan banyak bercerita tentang hari dan kehidupannya.
Langga yang sering mendengarnya, ketika Gara gugup dan tidak yakin kepada dirinya sendiri, ketika Gara tidak mampu menanggung semua beban yang ia pikul sendiri.
Banyak orang yang mengenal Aruni diluar sana, dan banyak juga yang berkata tidak senonoh dengan Gara, mereka menuduh atau bahkan membicarakan tentang keburukannya.
Gara berjalan sendirian menuju parkiran guna mengambil motor milik Langga, lalu perhatiannya teralihkan ke arah sosok wanita yang tadi sempat bernyanyi dengannya.
Setelah berhasil mengeluarkan motor milik Langga dari parkiran yang tidak terlalu ramai, lelaki itu mendekati gadis tersebut lalu menyuruhnya untuk segera naik ke jok belakang motornya.
“Bareng nggak?” tanya Gara menatap Kirana yang sedang menggerutu sebal akibat ponselnya yang mati.
“Nggak bayar kan?” Kirana luluh jika sedang terdesak seperti ini. Langit sudah akan menunjukan langit gelapnya.
“Bayar lah,” ujar Gara mengeluarkan seringai kecilnya.
“Dih matre,” decak Kirana memutar bola matanya malas, sudah tau jika lelaki di hadapannya sedang mengerjai.
“Cepet naik!” perintah Gara memberikan helm cadangan yang tadinya ia gunakan jika bersama Langga.
Kirana tersenyum puas, tingkah Gara sudah seperti budak cinta saja. Gadis itu naik dan duduk dengan nyaman, berpegangan pada jaket yang Gara gunakan, tidak mau ada acara peluk pelukan seperti cerita remaja lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANAGARA [ ✓ ]
Fantasy❝Dia kembali, pemilik bola mata indah nan tenang itu datang lagi.❞ . . . Bagaimana jadinya jika Aruni mendapatkan seorang putra yang sangat mirip dengan mendiang putrinya? Bahkan, netra coklat itu seperti berpindah kepemilikan! Mengangkatnya menja...