2# Tentangnya

3K 1K 315
                                    

°°°

𝐊𝐀𝐍𝐀𝐆𝐀𝐑𝐀

𝐊𝐀𝐍𝐀𝐆𝐀𝐑𝐀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kanagara Jenggala, hanya itu yang bisa ia ingat saat ditanya banyak pertanyaan oleh dua suster yang berada di sisinya. Pikirannya entah menuju kemana dan tatapannya kosong. Lelaki itu kehilangan seluruh ingatannya.

Bukan, bukan kehilangan namun memang lelaki itu tidak memiliki kenangan jika ditelisik lebih jauh. Gara tidak bisa mengingat segala hal.

“Gara?” Seseorang dengan jas putih memasuki ruangan miliknya.

Gara menoleh menatap pria itu yang berjalan ke arahnya sembari menata peralatan yang bertengger dilehernya.
“Bisa bicara?” tanyanya kembali.

“Bisa.” jawab Gara singkat.

Dokter itu memeriksa keadaan fisik Gara yang masih banyak dengan luka. Kaki kanannya harus dipasangi gips, tangan kiri yang terasa bengkak dan luka di pelipisnya yang membuat kepalanya pusing.

Gerak sedikit saja kepalanya terasa seperti dihantam sesuatu yang keras dan membuatnya kesakitan.

Gara tidak memikirkan siapa orang tuanya dan tinggal dimana, pikirannya selalu kosong dan tidak memikirkan segala hal. Ia hanya diam menatap aata-atap ruangannya. Ditengah-tengah melamunnya, seseorang tiba tiba datang memenuhi isi kepalanya.

Perempuan yang ia tatap kemarin. Bahkan perempuan itu datang ke mimpi panjangnya kemarin, dia masih bisa mengingat semua itu. Gara semakin yakin mereka terikat ketika wanita itu datang dengan sendirinya menuju ruangan yang ia tempati.

“Kanagara Jenggala,” ucapnya saat datang dengan nafas memburu.

Gara hanya menatapnya heran, bagaimana orang itu bisa tahu namanya saat ia belum pernah berkenalan.

“Kamu kenapa nggak asing banget buat saya?” Aruni bertanya lirih namun masih bisa didengar Gara.

“Saya terikat dengan anda,” ungkapnya asal karena memang itu yang dia rasakan didalam hatinya. Perempuan ini seperti mengisi pikiran dan hatinya.

“Terikat bagaimana?”

“Anda butuh saya, begitu sebaliknya.”

Aruni diam, mengapa juga dia harus berlari menuju ke ruangan ini? Kenapa juga ia khawatir dengan lelaki di hadapannya yang bahkan kenal saja tidak?

Sempat hening sejenak, Aruni kembali ke ruangannya tanpa pamit dan mengucapkan kata-kata. Gara juga nampak diam dengan pikirannya sendiri.

KANAGARA [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang