0.8 Real End

1.3K 170 16
                                    

Tok tok tok

“El, ini Kak Taeyong.”

Ceklek

“Kenapa?” tanya Eleana pada lelaki yang masih setia menggunakan celemek itu.

“Kakak udah nyiapin makan malem, yang lain juga udah nungguin kamu.”

Eleana mengangguk dan berjalan meninggalkan Taeyong yang menatap dirinya sambil menggelengkan kepalanya.

Eleana duduk di antara Jaehyun dan Lucas.
Mereka semua makan dengan diselingi candaan ringan, terkadang juga tertawa, kecuali Eleana yang hanya fokus dengan makanannya.

“El, kamu gak pa-pa?” tanya Ten yang melihat Eleana bersikap acuh dengan sekitarnya.

Eleana menggengelengkan kepalanya. “Aku gak pa-pa, aku udah selese makan.”
Eleana berdiri dari duduknya, berjalan meninggalkan meja makan.

Mereka semua melihat piring Eleana yang masih tersisa banyak makanan. Mungkin gadis itu hanya makan beberapa suap saja.

“Tunggu.” Lucas mencekal tangan Eleana, membuat gadis itu menatapnya dingin tanpa ekspresi.

“Apa?”

“Lo cuma makan dikit, El.”

Eleana menaikkan sebelah alisnya. “So?”

“Gue lihat, lo makan gak lebih dari lima suap.”

“Aku kenyang.”

Lucas tersenyum miring. “Gue tahu lo lagi patah hati, tapi jangan cuma karena putus lo ngacuhin kesehatan lo. Harusnya lo bersyukur karena lo bisa lepas dari cowok brengsek itu—“

“Shut up!” Eleana menatap Lucas nyalang, gadis itu mengepalkan tangannya dengan kuat. “Jangan ikut campur sama masalah aku. Kamu gak tahu apapun.”

“Cas, udah.” Johnny menghampiri Lucas dan menepuk pelan bahu lelaki itu.

“El, kamu masuk kamar, ya?” Doyoung merangkul pundak Eleana, mengajak gadis itu pergi karena susasa di sana sudah menegangkan.

“Apa sih yang lo sukain dari cowok yang hobinya tidur sama cewek lain?” Pertanyaan Lucas, lantas saja membuat semua orang terkejut dengan fakta yang ada.

Plak

Eleana menampar pipi mulus Lucas dengan tenaga seadanya. “You dont know anything! Diem, atau kamu keluar dari rumah ini!”

Xiaojun, Johnny, dan Ten menarik paksa Lucas yang berontak. Jika dibiarkan, maka Lucas akan semakin jadi. Salah satu kelemahan Lucas yaitu mulutnya. Mulutnya tidak punya filter sama sekali.

Eleana hanya menatap Lucas yang semakin menjauh dengan tatapan amarahnya. Dadanya masih bergemuruh karena emosi yang tidak dia keluarkan sepenuhnya.

Eleana berlari ke arah kamarnya, mengunci kamarnya dari dalam.

Drrt drrt

Eleana menatap ponselnya yang memperlihatkan nama Bangchan pada layarnya. Eleana mengacuhkan panggilan lelaki itu. Sampai sebuah pesan dari Bangchan, membuatnya muak.

- Elea, kenapa kamu ngembaliin semua barang yang udah kakak kasih? Tolong hargain kakak yang sayang sama kamu -

Prang

Dengan tidak segan-segan, Eleana melemparkan ponsel dengan logo apel yang digigit itu pada cermin yang ada di hadapannya.

Eleana tidak habis pikir dengan Bangchan. Menghargai katanya? Bangchan ingin dihargai, tetapi lelaki itu tidak pernah menghargai perasaannya. Bangchan memang egois dan brengsek.

WALLFLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang