Mereka semua sedang menunggu Eleana dengan cemas. Gadis itu masih diperiksa oleh dokter dan suster.
Taeyong, Jaehyun, Doyoung, dan Lucas sedang menunggu dengan perasaan yang tidak karuan. Sedangkan Johnny, Ten, dan Renjun menunggu di rumah atas perintah Taeyong.
Xiaojun berlari di lorong rumah sakit, tidak peduli jika suara ketukan sepatunya akan membuat bising.
"Elea gimana?" tanya Xiaojun, lelaki itu langsung datang ke rumah sakit setelah Jaehyun mengabari jika adiknya tidak sadarkan diri.
Doyoung menggelengkan kepalanya. "Masih diperiksa om Kenan."
"Om Kenan?" tanya Xiaojun mengerutkan keningnya bingung.
"Adiknya ayah, yang waktu itu dateng ke nikahan," jawab Jaehyun yang melihat kebingunan di wajah tampan Xiaojun.
"Cas, mending kamu minta diobatin. Luka kamu gak sedikit," ucap Taeyong melihat lebam yang tidak sedikit di wajah tampan Lucas.
"Gak usah, Kak. Gue mau di sini aja."
Xiaojun masih belum paham dengan situasi dan kondisi yang ada."Sebenernya Elea kenapa? Terus dia juga kenapa bisa bonyok gitu?" tanya Xiaojun pada kakak-kakaknya.
Ceklek
"Om, gimana keadaan Elea?" tanya Doyoung
"Untung aja Elea gak pa-pa, dia cuma stres sama syok aja kok. Kalau Om boleh tahu, kenapa Elea bisa kaya gitu?"
"Elea baru putus sama pacarnya kemarin, terus tiba-tiba pacaranya dateng ke sekolah dan ya ... Om pasti tahu gimana lanjutannya."
Kenan mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. "Elea masih belum bisa nerima kalian?"
Semua saling pandang dan mengangguk mengiyakan.
"Sabar, ya. Eleana memang sedikit keras kepala, tapi sebenernya dia baik." Kenan menjeda kalimatnya mengingat apa lagi yang ingin dikatakannya. "Om lupa ngabarin kalian, anak Om lagi di perjalanan ke sini. Mungkin sekarang lagi di pesawat."
"Anak?" tanya Doyoung memastikan.
"Iya, anak Om, Kun. Dia sepupu yang paling deket sama Elea, waktu itu dia gak dateng karena ada kerjaan yang deadline-nya mepet. Kun juga bilang, kalau dia mau bantu kalian, biar Elea bisa nerima kalian."
"Ehm, nanti kak Kun ... tinggal sama kita?" tanya Xiaojun dengan hati-hati, takut membuat Kenan tersinggung.
Kenan tersenyum melihat Xiaojun yang ragu-ragu melontarkan pertanyaan. "Iya, selama ini Kun sering tinggal di rumah kalian buat nemenin Elea. Kun sama Elea punya nasib yang sama, mereka sama-sama gak punya ibu, makanya Kun sayang banget sama Elea karena ngerasa mereka satu keluarga yang senasib."
Kenan melirik arlojinya sebentar. "Aduh, maaf ya, Om malah banyak bicara. Om mau lanjut tugas dulu, ya? Nanti kita lanjutin ngobrolnya," pamit Kenan yang membuat semuanya mengangguk.
"Makasih, Om."
Mereka membuka pintu ruang inap Eleana, dan melihat gadis itu masih setia menutup mata bulatnya. Jangan lupakan infus yang bertengger cantik di punggung tangan kanannya.
Taeyong memencet tombol nurse call membuat semuanya menatap heran.
"Ngapain? Kan Eleana belum sadar.""Buat ngobatin dia," jawab Taeyong gemas sendiri melihat Lucas yang duduk di sofa ruang inap Eleana dengan lemas.
"Jun, kamu tolong beli makanan buat kita, ya. Delivery aja, nanti Kakak ganti uang kamu."
-----*-*-----
KAMU SEDANG MEMBACA
WALLFLOWER
Teen FictionHidupku berubah ketika mereka masuk dalam kehidupanku begitu saja. Mereka. Para kakak tiriku yang mencoba merangkul, ketika aku terus mencoba menjauh. Mencoba menggenggam, ketika tanganku tak mampu membalasnya. Dan semuanya semakin rumit ketika sala...