Eleana hanya diam menatap lurus ke depan. Padahal bel sudah berubunyi sejak dua menit yang lalu, tetapi tidak ada pergerakan dari keduanya.
Hening menyelimuti mereka.
Jisung yang merutuki kebodohannya karena mengungkapkan semuanya tanpa persiapan.
Dan Eleana yang tidak tahu harus merespon apa pada Jisung.
Eleana memang sudah curiga, tetapi gadis itu selalu berusaha menepisnya. Lelaki itu memang selalu ada untuknya, tetapi Eleana tidak tahu jika itu karena Jisung menyukainya.
"Lo gak usah jawab apapun. Gue cuma mau jujur aja, capek kalau gue harus nutupin perasaan gue terus-terusan," ucap Jisung untuk mencairkan suasana.
Eleana menatap Jisung. "Maaf karena gak sadar. Dan maaf, untuk saat ini aku gak bisa jawab apapun. Kalian ke kelas duluan aja ya, aku mau ke toilet." Eleana keluar dari mobil yang hawanya sangat tidak mengenakkan.
Haechan dan Jaemin menatap Eleana yang baru keluar dari mobil.
"Kalian duluan aja, aku mau ke toilet dulu. Aku titip Jisung." Eleana berjalan meninggalkan mereka semua.
"Lo ... bilang semuanya?" tanya Haechan hati-hati saat Jisung keluar dari mobil.
Jisung mengangguk lemah. "Gue gak mau jadi pengecut terus."
Jaemin menepuk bahu Jisung. "Gak pa-pa, lo udah berani. Asal jangan sampe rusak persahabatan kita aja."
Sedangkan Eleana, gadis itu berjalan pelan. Entah kenapa kakinya malah membawa dia ke ruangan yang sangat dibencinya. Ruangan BK, tempat di mana para kakak dan sepupunya selalu berkumpul.
Apa hati Eleana memang sudah untuk mereka tanpa Eleana sadari?
Eleana menatap pintu ruangan yang tertutup itu dalam diam. Dia ragu.
Apa dia masuk ke ruang bk? Atau ke kelas yang jelas-jelas akan bertemu Jisung. Rasanya aneh saja setelah mendengar pengakuan lelaki itu.
Masuk atau enggak?
Tok tok tok
"Masuk."
Eleana masuk saat suara seorang lelaki di dalam sana menyahutinya.
"Eh Eleana, ada apa?" tanya Johnny yang membuat semua atensi orang-orang di sana menatap ke arah pintu masuk.
Eleana berjalan sedikit lebih dekat ke arah mereka. "Aku mau ikut diem di sini. Aku ... ijin gak masuk kelas."
"Kenapa?" tanya Doyoung yang memang ada di ruangan itu.
"Aku ..."
"Gak pa-pa, duduk aja," ucap Jaehyun sambil menuntun Eleana untuk duduk di sampingnya.
"Makasih."
Eleana menyandarkan badannya pada sofa, kepalanya rasanya ingin pecah.
Apa yang harus Eleana lakukan?Gadis itu tidak mungkin membiarkan Jisung larut dalam perasaannya sendiri. Hati Eleana masih belum sembuh.
Hati Eleana masih terluka.
Eleana butuh waktu.
Dan kejadian ini malah membuat hatinya semakin sakit tak menentu.
Namun, tentu saja Eleana juga tidak ingin menyakiti Jisung. Mau bagaimanapun, lelaki tinggi itu selalu ada untuknya.Hari ini belum dua belas jam berlalu, tetapi kenapa harinya sudah sangat kacau?
Yang pertama masalah Lucas.
Kemudian Jisung.
Apa mereka berdua punya janji yang sama untuk mengungkapkan perasaan padanya?
Doyoung, Johnny, dan Jaehyun saling lirik. Berkomunikasi lewat tatapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
WALLFLOWER
Teen FictionHidupku berubah ketika mereka masuk dalam kehidupanku begitu saja. Mereka. Para kakak tiriku yang mencoba merangkul, ketika aku terus mencoba menjauh. Mencoba menggenggam, ketika tanganku tak mampu membalasnya. Dan semuanya semakin rumit ketika sala...