0.6 Im Done

1.1K 161 7
                                    

"Selamat pagi, anak-anak," sapa wali kelas Eleana yang berdiri dengan seorang anak lelaki di sebelahnya.  

"Pagi, Bu."

"Ibu mau ngenalin temen baru kalian, dia salah satu siswa pertukaran pelajar dari Cina. Tenang aja, dia dulu pernah tinggal di Indonesia lima tahun, jadi bahasa Indonesia-nya lumayan baik. Ayo kenalin diri kamu," ucap wali kelas sambil mempersilahkan lelaki itu untuk maju beberapa langkah.

Eleana menutup matanya sesaat untuk mengatur emosinya.

Eleana tahu siapa lelaki yang sedang berdiri di depan itu. Itu adalah salah satu sepupu barunya.

Takdir memang benar-benar buruk. Di rumah, sekolah, bahkan di dalam kelas, Eleana harus melihat orang yang sudah menjadi bagian dari keluarganya.

"Nama saya Renjun." Renjun memperkenalkan diri dengan singkat membuat seisi kelas tercengang. Renjun hanya menatap Eleana yang menatap dirinya tanpa minat.

"Sudah?" tanya wali kelas pada Renjun.
Renjun mengangguk mantap membuat beberapa orang berbisik tengan sikap dinginnya.

"Kalau gitu kamu duduk di belakang Jaemin, ya? Jaemin, angkat tangan kamu."

"Itu salah satu sepupu baru lo, 'kan?" tanya Jisung berbisik membuat Eleana mengedikan bahunya acuh.

"Kenalin, nama gue Haechan. Lo sepupu barunya Eleana, 'kan?" tanya Haechan yang memutar badannya menatap Renjun.

Renjun menganggukkan kepalanya. "Gue Renjun."

Eleana memutar tubuhnya menatap Haechan dan Renjun yang sedang berinteraksi. "Dia bukan sepupu aku, sepupu aku cuma kak Kun," ucap

"Tapi, El-"

Jaemin mencubit lengan Haechan. "Itu urusan dia, Chan. Jangan kepo, kita tunggu dia cerita aja."

Haechan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Lo gak pa-pa?" tanya Haechan pada Renjun yang hanya menatap Eleana dalam diam.

Renjun menganggukkan kepalanya. "Gak pa-pa, udah konsekuensi gue jadi sepupu tirinya."

"Minta maaf sama Elea, sana!"

Haechan menusuk-nusuk bahu Eleana, membuat gadis itu menatapnya. "Kenapa?"

Eleana mengangguk lemah. "Jangan gitu, lagi."

-----*-*-----

Eleana menyandarkan badannya di kursi setelah bel istirahat berbunyi. Pikirannya bercabang, antara masalah keluarganya, dan tentu saja masalahnya dengan Bangchan yang tidak akan selesai dalam satu waktu.

"El," panggil Chenle - ketua kelas.

"Kenapa, Le? Mau bagi-bagi sembako?" tanya Jisung yang membuat Chenle mendelik kesal.

"Bacot, deh."

"Lo dipanggil pak Johnny ke bk, gue barusan gak sengaja papasan di lorong." Setelah memberitahu Eleana tentang amanatnya, Chenle berjalan menuju bangkunya.

"Lo ada masalah apa?" tanya Jisung yang melihat Eleana tetap diam di tempatnya.

Eleana mengedikan bahunya acuh. "Gak tahu, gak penting banget."

"El," panggil Renjun yang berdiri di sampingnya, membuat Eleana menatapnya sambil menaikan sebelah alisnya.

"Aku di suruh ke ruang bk bareng kamu sama kak Johnny."

"Ke ruang bk aja sendiri, aku gak ada urusan di sana. Kamu bisa tanya sama anak-anak yang lain di mana ruang bk," ucap Eleana dingin.

Jisung mengusak rambut Eleana pelan. "Udah sana, gak baik ngediemin amanat orang. Lagian mereka gak akan macem-macem 'kan sama lo?0"

WALLFLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang