Eleana mengganti seragamnya dengan baju tidur berwarna pink, seharian ini dia memakai seragam. Eleana menyandarkan dirinya di kepala ranjang, menunggu Kun membawakannya makan dan obat.
Tok tok tok
"El, Kakak masuk, ya." Taeyong masuk ke dalam kamar Eleana dengan nampan berisi semangkuk bubur dan segelas air putih.
"Kak Kun-nya mana?"
"Dia lagi terima telepon dari om Kenan," jawab Doyoung yang tenyata ada di belakang Taeyong, diikuti yang lainnya.
"Kamu makan dulu, ya? Mau Kakak suapin?" tawar Jaehyun yang membuat Eleana menggelengkan kepalanya.
Lucas berjalan mendekat, dan duduk di samping Eleana. "Atau ... lo mau gue suapin?"
Eleana mendorong dahi Lucas dengan telunjuknya. "Jauh-jauh."
"Kak Lucas modusnya murahan banget sih," celetuk Renjun yang membuat Lucas menatapnya tajam, tapi yang namanya Renjun mana peduli dengan reaksi Lucas.
"Kamu yakin bisa makan sendiri?" tanya Johnny yang membuat Eleana memutar bola matanya malas.
Eleana mengangkat kedua tangannya. "Tangan aku masih bisa gerak."
Eleana makan dalam diam, tidak peduli jika dirinya sedang menjadi tontonan gratis oleh saudara-saudaranya, padahal dia sudah berusaha mengusir mereka dengan cara halus, tetapi rupanya itu tidak mempan.
"Kamu udah selese makan?" tanya Kun yang masuk ke dalam dan melihat Eleana menyimpan mangkuk yang berisi bubur itu ke tangan Taeyong.
Eleana hanya mengangguk mengiyakan.
"Ini jangan lupa minum obat, tadi kamu sedikit demam. Dan ini dari papah ... vitamin kamu," ucap Kun dengan jeda sebelum mengakhiri kalimatnya.
"Makasih, Kak."
Kun mengusak rambut Eleana. "Cepet sembuh."
Mereka semua menatap Kun dengan bingung, kecuali Eleana. Kenapa Kun terlihat sedih dan merasa bersalah? Bukankah Eleana hanya kelelahan biasa? Setiap orang pasti pernah mengalaminya.
Eleana menatap sekitar yang menjadi hening. "Apaan sih, Kak! Gak usah lebay, aku cuma butuh istirahat."
Kun yang mengerti dengan tatapan Eleana pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Yahh ... Kakak 'kan cuma khawatir."
"Aku mau istirahat dulu. kalian bisa keluar?" tanya Eleana yang pasti dimengerti oleh mereka semua.
Dari awal Eleana merasa kurang nyaman karena mereka semua ada di dalam kamarnya. Perasaan ramai itu masih asing untuknya. Dia hanya terbiasa hidup dengan kesunyian, dan Eleana menikmati itu.
-----*-*-----
Hari ini gadis itu belum masuk sekolah, bukan karena istirahat, dia hanya malas sekolah. Lebih tepatnya malas bertemu kakak-kakaknya, di mana-mana selalu bertemu.
Sampai sore hari ini dia habiskan dengan berdiam di dalam kamarnya, gadis itu akan keluar jika perutnya sudah meronta protes karena kelaparan.
Tok tok tok
"El," panggil Xiaojun yang masuk ke dalam kamar Eleana.
Eleana menatap Xiaojun, sejak kapan lelaki itu ada di rumah? Kalau tidak salah, di rumahnya tidak ada siapa-siapa kecuali bi Nur.
"Di bawah ada temen kamu, namanya Jisung."
Eleana mengangguk. "Nanti aku ke bawah."
Eleana mengganti pakaiannya dengan pakaian casual ketika Xiaojun keluar dan menutup kembali pintunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WALLFLOWER
Teen FictionHidupku berubah ketika mereka masuk dalam kehidupanku begitu saja. Mereka. Para kakak tiriku yang mencoba merangkul, ketika aku terus mencoba menjauh. Mencoba menggenggam, ketika tanganku tak mampu membalasnya. Dan semuanya semakin rumit ketika sala...