(baca bagian part 'koma' kalau bisa kalian dengerin lagu fav kalian yg sad ya, biar kerasa feel nya, selamat membaca dan menikmati kisah mereka🤎)
"maaf sus, saya mau nanya pasien yg bernama Nabilah Adista di rawat dimana ya?" Jeva bertanya kepada suster rumah sakit, ya Jeva sudah sampai di rumah sakit
"mohon maaf, kenapa ya nanya kamar adik saya?" Tanya seseorang yg berada di sebelah Jeva
Jeva menengok dan melihat siapa yg bertanya kepada nya, Tak ada jawaban dari Jeva membuat seseorang itu kembali bertanya
"Saya kakak nya Nabilah Adista"
Sial ia malah bertemu langsung dengan kakak dari Nabilah, "maaf ka, saya ingin menjenguk saja, dan saya dikabari oleh Syafa teman nya Nabilah tadi" Jeva tiba-tiba gugup
Kakak nya diam saja, ia melihat penampilan Jeva dari bawah ke atas dilihat nya dengan detail, takut kalau Jeva adalah orang jahat, tapi ia mengenal Syafa.
"oh yaudah nanti bareng sama saya aja ke ruangan nya" Ujar sang kakak
Huh lega
"baik kak" Jawab Jeva
...
"Disini kamar nya" Jeva dan kakak dari Nabilah berhenti di depan kamar rawat, yg seperti nya kedepan nanti Jeva akan sering melihat tempat itu
Tiba-tiba Syafa keluar dari ruangan, mungkin ia tau Jeva sudah datang
"gimana Syafa, perkembangan nya Nabilah?" Kakaknya berharap ada keajaiban untuk adik nya
"hmm, belum ka Nabilah masih belum sadar" Ucap Syafa
"J?" Syafa kini memanggil Jeva
"ha? Iya?" Jeva tiba-tiba kaget dari lamunan nya
"ka? boleh Jeva jenguk Nabilah sebentar?" Sekarang malah Syafa yg meminta izin kepada kakak nya, Syafa menyipitkan mata nya memberi kode kepada kakak dari Nabilah itu agar mengizinkan nya, dan mata dari Syafa seakan-akan berbicara kalau nanti dia akan jelaskan siapa Jeva sebenar nya
"ah iya boleh" Sang kakak yg baru saja paham, lalu mengizinkan nya
"makasih ka" Jawab Jeva yg terlihat sangat senang dan tidak sabar melihat Nabilah yg belakangan hari ini tidak bertemu
"masuk gih J" Suruh Syafa yg membantu membukakan pintu kamar itu
"oke makasi Fa" Ujar Jeva
Di ruang tunggu
"oiya aku masi penasaran siapa Jeva tadi?" Tanya kakak dari Nabilah itu
"ah iya aku sampai lupa jelasin ke kakak, hmm Jeva itu akhir-akhir ini lagi deket sama Nabilah ka, dan Nabilah biasanya selalu tertutup sama cowo kalau bukan teman kelas nya, tapi Jeva cowo tadi itu berhasil bisa buat Nabilah terbuka, kaya Nabilah mau sama jalan sama dia, Nabilah berasa di hargain dan di cintai banget sama Jeva ka" Jelas Syafa
"apa ada kaitan nya Jeva sama Nabilah bisa sampai kaya gini?" Kakak nya kembali bertanya
ah tidak kenapa kakak dari Nabilah bertanya seperti ini? kalau aku jawab iya, tapi kan aku sendiri belum tau pasti dan nanti Jeva malah gaboleh di temuin lagi sama Nabilah, tapi kalau jawab engga? malah kesan nya aku bohong
"Syafa" Kakak nya menegur karna sedari tadi orang yg sedang di tanya hanya diam saja
"kalau itu aku kurang tau ka, Nabilah jarang cerita sama masalah nya" Huh semoga alasan ini tepat deh
"ohh gitu" Jawab sang kakak
Akhirnya ia percaya.
Di kamar rawat
Jeva melangkah kan kaki nya perlahan-lahan agar Nabilah tidak menyadari nya, Sial Nabilah sedang koma J, ia tidak akan sadar suara sekencang apapun.
Tepat sekarang Jeva sudah berada di samping Nabilah, ia melihat wajah yg dirindukan nya itu, Kenapa harus Nabilah yg berada disitu?. Pertanyaan itu selalu di lontarkan oleh semua orang yg sayang sama Nabilah, kenapa harus Nabilah? dia terlalu lembut untuk berada di atas kasur ini dan badan nya terlalu lemah untuk dipasangkan semua alat ini.
Jari jemari Jeva kini mencoba meraih tangan Nabilah, mengusap nya lembut. Arghhhh tidakkk Jeva sungguh tidak kuat menahan rindu ini, ia rindu sekali disaat Nabilah selalu marah kepada nya kalau Jeva terlalu sering menggoda nya.
"hiks" Satu tetes air mata berhasil lolos dari mata cowo itu
"Bil, ayo bangun kita ke tempat nasi goreng favorit aku ya, pedagang nya kangen sama kamu, dia mau kasi resep nasi goreng nya loh" Jeva mengajak bicara seseorang yg sedang ada di depanya tanpa ada jawaban
"aku ga marah ko kalo kamu ga mau di jemput pas di kotu, maaf aku upload foto orang lain di instagram, tapi you are the only one" Sungguh saat ini rasanya Jeva ingin mengeluarkan semua air mata nya
"Nabilah hiks, ayo marahin aku ayo omel-omelin aku lagi" Jeva semakin mepererat pegangan nya dengan Nabilah ia seperti tidak mau melepaskan nya
Tok Tok Tok
Pintu kamar itu di ketuk oleh Syafa, agar Jeva keluar dulu sebentar karna ada yg mau diomongin dulu. Jeva yg sadar akan dirinya di panggil iya pun keluar
"J kakak nya Nabilah mau ngomong" Ucap Syafa
Jeva yg sempat kaget itu, mau tidak mau harus berbicara dengan kakak nya
"nama kamu Jeva ya?" Tanya sang Kakak
"hmm iya ka Jeva" Jawab Jeva
"Besok kamu sama Syafa udah mulai masuk sekolah kan?"
"Iya ka" Jawab Jeva
"sekarang kamu anter Syafa pulang ya, sekaligus kamu juga pulang, besok baru bisa kesini lagi" Ujar Sang kakak
"Tapi kak.." Belum selesai Jeva berbicara namun terpotong dengan Syafa
"J, Nabilah gamau liat lu bolos, kan pulang sekolah bisa kesini lagi" Syafa mencoba membantu membujuk Jeva
"hmm yaudah deh, tapi saya mau izin pamit sama Nabilah dulu ya ka" Ucap Jeva
Kakaknya mengangguk
Pintu kamar rawat itu kembali terbuka
"Nabilah..." Jeva kembali mangambil tangan Nabilah
"izin pulang ya, besok aku udah sekolah btw besok udah mau ulangan loh dikit lagi kita bakal lulus-lulusan, nanti kita pake baju kebaya sama jas yg warna nya senada ya" Satu tetes air mata berhasil jatuh
"besok aku kesini lagi, aku bakal kasi tau kamu bocoran soal ulangan nanti, biar kamu gampang belajar hehe, hikss Nabilah ayo bangun besok aku jemput ya? kita kesekolah bareng?" Sungguh biarkan Jeva saja yg menggantikan posisi Nabilah sekarang ini, Nabilah terlalu lemah untuk terbaring disini
"Dadah, Nabilah Adista" Tangan yg semula nya di genggam kini Jeva dekatkan ke bibir nya ia mencium lembut tangan Nabilah
Lama, ciuman lembut di tangan itu lumayan lama Jeva merasa kenyamanan disana.
Siapa bilang mereka hanya berdua? Kakak nya dan Syafa memperlihat kan nya dari luar, kakak nya sangat terharu melihat adik nya sangat dicintai oleh seseorang. Dan Syafa juga kaget melihat Jeva yg dingin kini cengeng di depan Nabilah
KAMU SEDANG MEMBACA
-you can call him J-
Romance"J aku pergi duluan ya" "J kita hanya dipertemukan tapi ga bisa dipersatukan" "aku masih disini J" "jangan bikin hidup gua balik lagi kaya awal" "Nabilah gua butuh lu"