"huh, akhirnya urusan per-tiketan semua selesai" Sang mama yg baru keluar dari barisan yg panjang karna habis mengurus keberangkatan anaknya
"hehe maaf ya ma, jadi ngerepotin" Ucap Jeva
"gapapa J, mama ga ngerasa di repotin ko. kan nanti kamu di Belanda jadi kamu jarang minta bantuan mama secara langsung kaya gini"
"Sekarang kamu mau kemana lagi?" Lanjut tanya sang mama
"Bentar ya ma, aku mau kasih kabar ke seseorang dulu" Jeva langsung mengeluarkan hp nya dan membuka chat
"Nabilah?" Tanya mama
Dijawab anggukan oleh Jeva
"Kamu tiap detik loh J kabarin Nabilah, semua kegiatan yg kamu lakuin pasti kamu selalu kasih tau Nabilah" Jelas sang mama
"Ma.." Jeva rasanya tak sanggup melanjutkan perkataanya
"gapapa J mama paham, yaudah kabarin Nabilah dulu aja"
Dibalas senyuman oleh sang anak yaitu Jeva
Disisi lain
"aku disini J"
"Bil..." Syafa langsung mengelus pundak teman nya, tujuanya agar Nabilah tidak larut dalam sedih nya
"Fa, aku disini.. panggil J suruh dia liat aku kesini hikss"
"Gabisa Bil"
"Kenapa Fa? Aku jahat banget ya? Aku ngehindar karna aku kasian sama J"
"kita ke sana dulu yuk duduk" Syafa tidak menjawab pertanyaan Nabilah yg tadi karna ia tidak mau memperpanjang masalah dan malah membuat temanya sedih
Nabilah tak menjawab, hanya mengikuti Syafa saja
jam 23:00 WIB penerbangan ke Belanda akan berangkat
"J, ati-ati dijalan ya sayang mama kalau ada waktu pasti akan ke Belanda" Ucap sang mama
"iya ma tenang aja, J disana juga akan jaga diri ko. Mama disini sehat-sehat ya titip salam sama papa" Jeva tersenyum manis di ujung kalimat nya
"Kalo ketemu sama Nabilah kabarin mama ya" Mama nya mulai mengelus lembut tangan Jeva
"Pasti ketemu Ma.." Jeva nampaknya sangat yakin sekali
"hmm, mama percaya sama kamu"
Ibu dan sang anak itu saling memeluk sebagai tanda perpisahan yg entah kapan bisa akan bertemu lagi, sang anak yg niat awalnya ingin mencari sosok perempuan yg dulu selalu bersamanya dengan penuh keberanian untuk ke luar negeri dan sang ibu yg sebenarnya sangat berat untuk merelakan kepergian sang anak namun apa daya kebahagian anaknya sebagian ada di perempuan itu
"assalamualaikum mah, Jeva berangkat ya.."
Sang mama tak kuat menjawab, ia hanya tersenyum. Lama kelamaan tubuh anak laki-lakinya itu hilang dari penghilatannya. Ya.. Jeva sudah mulai berangkat ke negeri Belanda.
....
"hiksss" Suara isak tangis yang berasal dari Nabilah Adista itu terdengar sangat menyedihkan
"Bil, hey ini semua udah terlanjur" Syafa mencoba menjelaskan kepada Nabilah agar lebih tegar
"Aku harus ke Belanda Fa, hiks"
Syafa menggelengkan kepalanya, ia tidak mau temanya ini nekat untuk pergi ke Belanda.
"Kenapa?"
"J bakal nemu orang lain di Belanda" Ah tidak Syafa sangat terpaksa mengucapkan ini supaya temanya tidak nekat untuk menyusul Jeva
DEGHHH Nabilah terdiam
"Fa.. aku balik ke Jogja dulu ya, ini udah aga malem biar besok pagi aku bisa sampai Jogja" Sebelum Syafa menjawab Nabilah sudah pergi
"Bil.. maksud aku ga gitu, aku cuman gamau Jeva salah paham nantinya dan aku gamau kamu jadi tambah sakit hati" Syafa telat berbicara karna mungkin sekarang Nabilah sudah naik taksi untuk kembali ke stasiun kereta
Stasiun Kereta
TINGGG
Nabilah merasa notif dari hp nya berbunyi, karna takut ada sesuatu yg penting ia langsung membacanya
"J.."
"maaf J.. aku gakuat nahan ini semua. Syafa bener mau gamau kita memang gabisa buat bersatu lagi J""maaf aku blokir kamu"-nabilahadista
HAI, BELANDA
Tepat sampai di bandara Jeva masih sibuk mengurusi koper dan lain segalanya sampai tidak sempat membuka handphone. Niatnya ia akan membuka handphone setelah sampai di apartemen nya.
Jeva menyewa salah satu kamar di apartement untuk menemaninya selama di Belanda.
Apartemen
"Huh, akhirnya sampe juga" Jeva langsung merebahkan seluruh badanya di kasur empuk itu
"Oke J lo gaboleh santai aja, sekarang udah ada di Belanda tinggal kita kabarin Nabilah" Jeva sangat bahagia sekali ia tidak selalu tersenyum semenjak berada di bandara tadi
Senyum yg tadinya terukir di wajah Jeva kini memudar. Dan entah kapan lagi senyum itu akan terukir? atau senyum itu tidak akan pernah terlihat lagi? karena sumber yg membuat senyum itu terukir kini sudah hilang. Ya, sumber senyum bahagia Jeva kini berada di Jogja.
-Selesai?-
KAMU SEDANG MEMBACA
-you can call him J-
Romance"J aku pergi duluan ya" "J kita hanya dipertemukan tapi ga bisa dipersatukan" "aku masih disini J" "jangan bikin hidup gua balik lagi kaya awal" "Nabilah gua butuh lu"