10. Graduation

500 62 11
                                    

"KAASAN, AKU LULUS-!! DITAMBAH LAGI MASUK 3 BESAR, YEAYY!!" Rin jingkrak jingkrak kegirangan, ia memberitahu ibunya lewat vidcall bersama ayahnya.

"Bukankah itu impianmu sejak SD Rin? Omedetou nee-!"

"Sayang apa kau tahu? Dia kegirangan sampai sampai melompat ke punggungku, astaga untung saja aku masih muda."

"Umur 40an masih muda?"

"Nak.. ayahmu ini bahkan belum genap 40 tahun.."

"Ehehehehe, ngomong ngomong besok kami akan berangkat pagi sekali. Cukup banyak barang yang dibawa sih jadi ya begitulah, pokoknya besok kami akan pulang kok."

"Benarkah?! Baiklah besok malam kita akan pesta, kalian mau apa? Biar ibu rumah tangga ini yang akan mengurusnya." Ibu Rin melipat lengan bajunya dan tersenyum lebar dengan wajah semangatnya.

"Ayo barbeque-!!"

"Ide bagus, setuju."

---

Rin berjalan riang bergandengan bersama ayahnya menuju rumah. Sebelah tangan mereka memegang kantong plastik berisikan daging dan cemilan. Rin sungguh menantikan malam ini, sudah berapa tahun ia tak berpesta berasama keluarganya? Hmm, terakhir kali mereka berpesta saat kelas 6 saat kelulusan, jadi kira kira sudah 4 tahun berlalu.

"Tadaimaa." Keduanya berucap bersamaan dan melepas sepatu, mulai memasuki rumah. Suasananya sama sekali tak berubah sejak terakhir kali kesini.

Saat Rin sibuk dengan kantong plastiknya entah kenapa Ayahnya berlari kecil ke arah kamar ibu Rin. Buru buru Rin membereskan barang barangnya dan menyusul ayahnya. "Ada apa??"

"Stt, ada yang aneh.."

Rin kebingungan, padahal ia tak merasakan hal janggal sedikitpun disini. Memang shaman tingkat spesial hebat.

Oh iya dong /kepedean/
-Bapak Rin

Ayah Rin kesana kemari menggeledah rumah, ia tak bisa menemukan sosok istrinya yang ia cintai. Ia menoleh menatap Rin, dari wajah anaknya saja ia tahu apa yang anaknya pikirkan sekarang. "Rin.. jangan berpikiran yang buruk oke? Tenanglah.."

"B-baiklah.." Rin tertunduk, badannya bergetar. Ia punya firasat buruk yang sangat besar, ia hanya bisa membatin berdoa.

Beberapa menit berlalu, sekarang Rin yang melanjutkan pencarian ibunya. Ia pergi ke belakang rumah mencek gudang persenjataan. Yang ia temukan adalah bercakan darah diseluruh dinding, semua senjata berhamburan disana sini.

Ia tak menemukan mayat, tapi.. ada sebuah bola mata tergelinding di samping kakinya. Mata itu sangat mirip dengan miliknya, warna keunguan yang indah. Sayang sekali mata itu tak bersinar.

"Sepertinya mama meledak bukan karna kehendaknya yaa." Gumam Rin memungut sebuah bola mata itu, tatapannya menyendu namun bibirnya tersenyum.












SKSKSKKSKSKDHSIXNJE

SIAPKAN HATI DAN DUIT UNTUK INI

SIAPKAN HATI DAN DUIT UNTUK INI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Little Love -Okkotsu Yuuta [Drabble]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang