lemesin readers!
⚠ bahasa absurd, umpatan, typo, bijak dalam menyikapi ya---
lembar ketiga, my boo.
Jervine membanting pintu begitu masuk ke dalam kost, kemudian melemparkan tas kecil berisi baju olahraganya ke wajah cewek yang tengah asik bermain ponsel.
" Tuh cuciin!" Katanya kemudian, " Kok gue?!" Pekiknya tak terima.
" Yaiyalah, kan lo yang basahin magot! Lo yang nyuci lah!" Sharen mendelik sebal " Berhenti panggil gue magot!" Bukannya berhenti, cowok itu malah semakin mengejeknya.
" Magot! Magot! Magot!" Katanya sambil masuk ke dalam kamar " JERK!"
" Apa sayang?" Saut Jervine dari dalam dengan nada jenaka.
" Sinting!" Kemudian dengan kaki yang dihentak - hentakkan, Sharen pergi ke kamar mandi untuk merendam satu setel baju olahraga milik Jervine yang basah karena disiram olehnya tadi. Lebih tepatnya terciprat, karena Sharen menyiram wajah Jervine tadi.
" Dipikir gue kacungnya apa!" Walaupun sambil menggerutu, tapi cewek itu tetap saja menuruti perkataan Jervine tadi untuk mencuci baju olahraganya.
Dengan seperempat hati Sharen mengucek, menyikat, membilas baju milik si biang dosahh kalau kata bahasa jablay saudari Renata Andara.
" Sha!" Sharen menghela nafasnya saat Jervine berteriak dari dapur memanggil namanya. Dirasanya sudah cukup bersih, Sharen langsung memeras baju tersebut dan menjemurnya di halaman belakang. Dimana penghuni kost - an lain sering menjemur baju milik mereka.
" Sha! Denger ga sih!" Sungut Jervine dari pintu belakang. Cowok itu tengah menggaruk perutnya dari balik kaus hitam yang saat ini dikenakan, ia lapar.
" Bentar napa sih? Makanya cuci sendiri baju lo! Pake segala nyuruh - nyuruh segala, orang basah doang juga." Bukannya Jervine yang menyembur, malah ia yang kena sembur oleh Sharen.
" Gue bukan pembantu lo!" Tukasnya seraya berjalan menghampiri Jervine " Apa?!!" Tanyanya kesal.
" Ya santai dong! Gausah pake hujan badai juga ngomongnya." Kata Jervine " Gue laper." Adunya.
" Ya makan lah! Laper kok laporan, gue bukan emak lo!"
Jervine terkekeh " Yang bilang lo emak gue tuh siapa?"
Jervine mendekatkan wajahnya membuat Sharen reflek memundurkan kepalanya " Lo tuh, babu gue." Katanya lengkap dengan seringaian.
Jduagh!
" Arghh!"
---
" Apa lo lirik - lirik?!" Tanya Sharen dengan spatula panas yang teracung, ia tengah memasak.
" Siapa yang lirik - lirik? Sotoy! Orang gue cuma curi - curi pandang!" Elaknya. Bedanya dimana?
Cowok itu meraba selangkangannya yang terasa perih akibat ulah Sharen " Lo!" Tunjuknya pada Sharen " Anarkis banget sih anjing! Sakit nih baby boo gue!" Katanya marah. Bahkan Jervine harus mengelus baby boo-nya agar merasa baikan.
" Cih, baby boo katanya."
Brak!
Jervine terlonjak kaget saat Sharen meletakkan wajan berisi masakannya tadi ke atas meja dengan kasar, untung isinya tidak muncrat keluar.
" Itu balasan yang pas buat lo karena ngatain gue babu!" Gerutu Sharen, kemudian ia meraih sendok untuk mencicipi masakannya. Pasalnya ia belum sempat mencicipi masakannya tadi karena ocehan Jervine yang membuat kesal juga telinganya serasa ingin meledak.
" Enak. Tuh makan!" Katanya.
" Coba lo tuh jadi cewek yang lembut sedikit napa! Cewek kok kasar banget sih!" Gerutunya kesal.
Jervine kembali terkejut saat tangan Sharen mencekik lehernya " Gue udah sabar banget ya Jerk daritadi! Gue ga peduli kek gue kasar, gue anarkis!"
" Cowok kayak lo tuh ga cocok tau ga buat dilembutin! Mulut lo tuh sekarang buat makan! Bukan ngomongg terus!" Kemudian Sharen menyumpal mulut Jervine dengan sendok.
Lalu mengambil posisinya semula untuk rebahan dan bermain ponsel.
Jervine mendengus sebal, " Kayak macan, liar."
Kemudian suasana menjadi hening sebelum ponsel Jervine berdering menandakan panggilan masuk.
Cewek
Accept »" Halo yang?" Sharen langsung curi - curi pandang ke arah Jervine yang tengah sibuk menyuapkan nasi ke dalam mulutnya, diiringi dengan menjawab panggilan dari kekasihnya.
" Kamu lagi apa?"
" Lagi nafas sama mikirin kamu." Jervine mengunyah telur balado yang Sharen buatkan untuknya.
" Bisa aja, udah makan?"
" Ini lagi makan." Kemudian Jervine menyuapkan nasi kedalam mulutnya " Sam—"
" Yang, besok bawain aku telur balado mau ngga?"
" Hah? Kok random amat?" Tanya kekasihnya dari seberang panggilan.
" Ngga tau, pingin aja. Rasanya enak." Pandangan Jervine menatap telur balado yang ada di dalam wajan di hadapannya. Ini Sharen tak tahu cara menyajikan makanan atau bagaimana, masa sekalian dengan wajannya ia taruh di atas meja?
Jervine menggelengkan kepalanya, " Tapi kan aku gabisa masak."
" A-ah iya ya?" Jervine tertawa canggung, kemudian pandangannya beralih pada Sharen yang kebetulan juga tengah menatapnya.
" Tapi coba nanti aku kasih tau bibi buat masakin telur balado buat kamu."
" Ngga ngerepotin?"
" Ngga sayang, udah kamu tenang aja." Katanya " Jer,"
" Hm?" Jujur sejak tadi pandangan Jervine tak bisa lepas dari cewek yang tengah sibuk scroll - scroll beranda whatsappnya itu, padahal ia tahu tidak ada chat masuk satupun.
" Maaf ya, aku gabisa masak." Jervine tersenyum, kemudian mengambil tisu lalu diremas. Kemudian melemparkannya kepada Sharen, dan faceshot! Mengenai wajah cewek itu.
Ia mendelik, sementara Jervine menahan tawanya. Kemudian berjalan menghampiri Sharen, menendang kakinya untuk bergeser.
" Jer?"
" Oh iya," Sharen masih menggerutu akan sikap Jervine tadi, kemudian pindah ke single sofa.
" Aku macarin kamu bukan buat nuntut sempurna kok," Jervine terus memandangi Sharen yang dibalas tatapan garang oleh cewek tersebut.
" Kamu kan bukan ku jadiin babu, tapi my boo."
Bugh!
---
to be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗣𝗥𝗢𝗢𝗙 𝗢𝗙 𝗠𝗬 𝗛𝗘𝗔𝗥𝗧𝗕𝗘𝗔𝗧
RomanceSemua yang terjadi pasti punya alasan, begitu juga rasa benci Sharen pada Jervine. 𝗣𝗥𝗢𝗢𝗙 𝗢𝗙 𝗠𝗬 𝗛𝗘𝗔𝗥𝗧𝗕𝗘𝗔𝗧 ⚠️ my first, harsh word, some 18+ Jenyeon ft. 00L romcom - drama - teen adult start. 12:05 '21 / fini...