» pomh.19 - about the ( unknown ) siblings

349 56 10
                                    

lemesin readers!
⚠ bahasa absurd, umpatan, typo, bijak dalam menyikapi ya

.canda titanic, happy reading!

---

lembar kesembilan belas, about the ( unknown ) siblings.

" Lo gapapa?" Helvin merotasikan bola matanya " Lo ga liat muka gue udah biru - biru gini." Balasnya dengan kesal.

Sharen mengerucutkan bibirnya " Ya maaf, gue kan cuma nanya." Helvin menghela nafas, kemudian menarik Sharen ke dalam pelukannya.

" Lo, gapapa?" Sharen membalas pelukan Helvin " Gue kenapa - kenapa." Telapak tangan Helvin tergerak untuk menepuk - nepuk kepala Sharen.

" Mending lo jauhin aja si Jervine, dek." Tukasnya.

" Gamau," Cowok itu menghela nafas " Emang ya cinta bikin goblok."

Lantas saja Sharen mendorong dada Helvin " Gausah jujur - jujur dong ngatain guenya!" Gerutunya.

" Kasian tau dia babak belur, pasti lo mukulnya ga kira - kira ya?" Helvin menatap Sharen tak percaya.

" Ini abang lo juga babak belur loh! Nih, nih," Tunjuknya pada area pipi dan rahang " Mana dia tiba - tiba mukul, apa ga kaget gue?"

Sharen mendengus " Terus gimana dong?"

" Obatin lah!"

" Bukan itu!" Helvin menaikkan sebelah alisnya " Terus?"

" Gue sama Jervine."

Cowok itu berkacak pinggang " Lo masih mikirin bajingan kaya dia?"

" Ya—gue obatin ya?" Helvin kembali menatap Sharen bingung.

" Kok diem aja sih?" Sharen mengedipkan mata kananya " Sawan lo, dek?"

" Itu," Sharen kembali mengedipkan matanya, kemudian Helvin menolehkan kepalanya dan menemukan Jervine yang berdiri tak jauh dari mereka " Oh, IYA NIH SAYANG HUHU SAKIT BANGET KAYA HABIS KEJATUHAN BETON SEPULUH KILO." Si jamet volt. 2

—end of flashback.

---

—kembali ke masa sekarang,

" Itu lagu buat gue."

Langsung saja meja tersebut heboh dengan teriakan empat cewek dengan mulut ember njeblos. Terutama jablay dan nyai lampir.

" Kok Al—ohh, panggilan kesayangan?" Sharen menggelengkan kepalanya " Bukann."

" Halahh ngga usah sok ngelak gitu Sha, gue tau kok." Kemudian mereka kembali heboh.

Tak berselang lama setelah lagu itu selesai terputar, kini giliran suara lain yang muncul dari speaker.

" Ekhem,"

" Jamet nih pasti." Tebak Dara yang sudah sangat amat teramat bosan dan mengenali suara kembarannya.

" Buat lo semua, gue mau puter lagu ini. Emm," Ucapannya terjeda membuat seisi kantin mengigit bibir mereka karena tak sabar.

" Buat Renata, thanks udah nerima gue jadi pacar lo." Kemudian lagu hari bahhagia milik Atta ft. Aurel pun terputar.

Kembali heboh lagi satu kantin. Yaiyalah!

Terutama Rere yang sudah menutup kedua telingannya karena dilabrak habis oleh pertanyaan sahabat - sahabatnya.

Jangan tinggalkan aku, disaat ku jatuh.

---

" Ayo ketemu mami." Helvin membelalakkan matanya " Gg-gue masih pake seragam, belum ganti." Ujarnya mengelak ajakan Sharen.

" Kenapa sih? Toh mau ketemu mami sendiri." Helvin menggeleng " B-bukan gitu!"

" Terus apa?"

" G-gue," Helvin menggaruk kepalanya " Ashh, ayoklah!" Sharen pun memekik senang, kemudian memakai helm yang diulurkan oleh Helvin.

" Lo tunjukin jalan ya?" Cewek itu mengacungkan jempolnya, kemudian Helvin mengendarai motornya keluar dari area sekolah Sharen.

Meninggalkan tatapan datar yang sedaritadi mengamati keduanya. Sharen tak melihatnya, jadi kenapa peduli?

Untung saja hari ini terang sore, jadinya selama perjalanan tidak ada kendala sama sekali. Bahkan mereka sempat mampir di toko kue terdekat untuk membelikan sebuah kue lava untuk mami tercinta.

" Belok kiri." Dan syukurnya Sharen tidak harus berteriak KIRI KIRI, KANAN, MAJU, MUNDUR CANTIK seperti tukang parkir. Telinga Helvin cukup tajam rupanya kawan - kawan.

" Stopp!" Motor KLX milik Helvin berhenti di sebuah rumah asri dengan pagar yang tingginya sebatas dada orang dewasa.

Sharen turun untuk membukakan gerbang, " Motornya parkir dalem aja."

Sharen sudah berlari menghampiri pintu rumah dan mengetuknya tanpa sopan santun.

" MAMIII!"

Helvin meringis mendengar teriakan nyaring adiknya.

Ceklek!

Pintu rumah pun terbuka, menampilkan seorang wanita dengan bandana polkadot dan celemek yang terikat di tubuhnya.

" Mami udah hafal pasti itu kam—" Ucapannya terpotong saat pandangannya tertuju kepada sosok yang berdiri di belakang anak gadisnya.

" El?" Helvin tersenyum,

" Halo mami, lama ga ketemu."

---

Bugh!

" Banting aja terus bantinggg! Ga sekalian tuh kepala lo dibanting?" Sungut Javier yang terkejut di tempatnya. Pasalnya cowok itu tengah asik menikmati satu cup mie Siwon, oh salah, menikmati curiannya maksudnya.

" Lo ngapain sih disini? Gimana bisa masuk coba?" Sungut Jervine kemudian menghempaskan tubuhnya di atas sofa.

" Ya terserah gue lah, lagian lo berdua bisa ceroboh banget. Kuncinya masih ngegantung njir di pintu, untung ga kecolongan coba?" Cowok itu menyeruput kuah mienya kemudian kembali berujar.

" Lagian disini gaada barang berharganya juga sih," Javier mengangkat bahi " Yaa kecuali se-box kondom yang ada di lemari lo." Celetuknya.

" Lo liat!?"

" Elah Vine, gimana ga keliatan orang lo asal naruh aja. Orang lain juga bakal liat kali waktu buka pintu lemari lo." Sungutnya.

" Lagian buat apa sih lo beli kondom se-box? Mana isinya tinggal dua, ngews sama siapa aja?"

Mendengar pertanyaan Javier yang blak - blakan membuat Jervine menggaruk kepala, bingung ingin menjawab apa.

Seolah paham, cowok yang sudah menuntaskan acara makannya itu mengangguk - anggukkan kepala.









" Soon to be, Kak Vier. Gue gamau dipanggil om - om soalnya."

---
gatau, kepikiran aja gitu hwall jadi twins siyeon. sama - sama muka galak :\

to be continued.

𝗣𝗥𝗢𝗢𝗙 𝗢𝗙 𝗠𝗬 𝗛𝗘𝗔𝗥𝗧𝗕𝗘𝗔𝗧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang