» pomh.07 - salah paham

349 61 5
                                    

lemesin readers!
⚠ bahasa absurd, umpatan, typo, bijak dalam menyikapi ya

---

lembar ketujuh, salah paham.

" Tuh pesenan lo." Jervine yang mendapat lemparan paper bag berisi kotak makan pun menampilkan ekspresi datarnya " Makanan ini su." Sungutnya.

Sementara Javier hanya bisa merotasikan bola matanya jengah " Lagian lo ada - ada aja anjir, pesen roti bakar kok siang - siang! Ya ngga adalah goblok! Roti bakar daerah sini tuh bukannya malem! Untung Budhe Sum mau bikinin coba. Dosa lo nyuruh - nyuruh Budhe Sum." Todong Javier mengacungkan telunjuknya ke hadapan Jervine.

" Gue kan nyuruhnya beli! Apa - apaan juga kok jadi gue yang dosa, lagian Budhe kan kerja di rumah kita buat bantu ngurus rumah." Belanya.

" Serah lo lah, dasar tukang suruh."

" Tukang ngomong diem ya!"

Akhirnya mereka pun diam. Jervine sibuk dengan roti bakarnya, sementara Javier sibuk memandangi kembarannya yang asik dengan makanan tersebut.

" Lo ga sekolah?" Tanya Jervine kemudian " Kaga,"

" Kenapa?" Jervine menoleh kepada adik kembarnya " Males."

Bugh!

Satu bantal berhasil mendarat di wajah tampan Javier, untuk saja bantal itu tidak bisa menghapus ketampanannya.

" Lah lo ga berangkat kenapa coba?"

" Lah gue kan sakit, lo ga liat kaki gue diperban?" Javier merotasikan bola matanya " Gue juga sakit!" Belanya.

" Sakit males."

---

" Gue duluan ya!" Aline dan Dara serempak melambaikan tangannya kepada Sharen, dan cewek itu pun membalas lambaian tangan keduanya.

" Bareng ga Sha?" Sharen menggeleng. Ia hari ini tak membawa motor beatnya, mengingat ia buru - buru tadi pagi jadi ia dengan bodohnya malah naik bus padahal motor merahnya itu sudah terparkir sempurna di parkiran kost.

" Yaudah gue duluan ya!" Sharen meneriakkan kata hati - hati sebelum Maira dengan motor ninjanya itu berlalu menjauh.

Lalu cewek itu pun berjalan ke arah halte bus seraya memainkan ponselnya sekalian menunggu bus datang.

Satu pesan belum terbaca  ..

Jerk
Kapan pulang? Kangen

" Setan." Sharen pun memilih untuk segera mematikan daya ponselnya dan duduk diam diatas bangku halte.

Tak lama kemudian bus dengan tujuan dekat lokasi kostnya pun datang.

---

Sharen terus merawa was - was. Pasalnya sejak ia turun dari bus tadi, ia merasa ada yang mengawasi. Entah itu satu, dua, atau tiga orang, intinya dia diikuti, udah gitu aja!

Buru - buru ia membuka gerbang kost - an dan ngacir ke kostnya.

" Aaaaaa!"

" AAAAAA!"

Sharen memegangi dadanya yang berdegup kencang, kemudian menutup kedua matanya " LO BERDUA NGAPAIN!??" Bagaimana tidak terkejut jika saat membuka pintu, ia malah disuguhkan pemandangan yang err-menggelikan.

Jervine dan Javier yang saling berdesakkan tidur di atas sofa, dengan posisi Jervine yang tak mengenakan bajunya kemudian tangan Javier yang bertengger di pinggang cowok itu untuk memeluknya.

" Elah, kenapa teriak sih?" Jervine meringis memegangi telinganya, karena Javier yang berteriak tepat disamping telinga cowok tersebut. Kurangajar!

" Lo ngapain disini Vi?" Tanya Sharen, kembali membuka pandangannya. Lumayan ia bisa melihat otot perut Jervine, kapan lagi.

" Tuh laki lo manja banget, kayak orang hamil aja pake acara ngidam roti bakar." Gerutu Javier kemudian bangun dari posisinya.

" Masak dong Sha, kita berdua laper nih nungguin lo pulang." Sharen mengangkat sebelah alisnya " Emang roti bakar ga cukup buat ganjel?" Javier mencebik " Nih roti bakarnya disini semua."

Plak!

" Akh!" Jervine yang ditepuk perutnya pun berjengit terkejut. Ukh, Sharen juga mau dong menepuk perut Jervine. Canda.

" Sini titit lo gue tabok." Sungut Jervine kesal " Nyoh nyoh," Sharen membelalakkan matanya saat Javier malah memajukan pangkal pahanya ke hadapan Jervine.

Kemudian tangan Jervine terangkat untuk—" STOP! LO BERDUA TUH GA WARAS TAU GA!" Lalu cewek itu segera pergi darisana.

Jervine dan Javier saling berpandangan, " Cewek lo tuh kenapa?" Jervine mengangkat bahunya acuh " Orang gue cuma mau benerin resleting celana lo doang."

Srekk

" ARGHH! BABY BOO GUE KEJEPIT ASOO!"

---


Sharen meringis begitu melihat keduanya yang makan seperti ayam pasar, berantakan.

Apalagi pipi keduanya yang menggembung seperti tak diberi makan berbulan - bulan.

" Lo berdua kaya ga dikasih makan aja sih." Sharen pun jadi malas untuk menyentuh makanannya.

" Lapwell Shaa," Kata Jervine seraya menelan makanannya " Telolnya buat guwe!" Kata Javier menunjuk pada sepotong telur dadar di atas meja.

" Telol telol, buat lo semua tololnya." Lalu cowok itu meraih potongan telur dadar di atas meja " Nah telurnya baru buat gue."

" Apaan lo, siniin ga!?" Teriak Javier " Gah!" Javier meringis " Mulut lo bau terasi," Keluhnya " HAHHH!" Jervine malah semakin menjadi.

" Goblok!" Jervine yang digeplak lengannya pun hanya tertawa saja. Ga waras.

Sementara itu Sharen yang melihat interaksi keduanya pun hanya bisa merotasikan kedua matanya.

" Lo ga makan Sha?" Tanya Jervine pada Sharen yang duduk disampingnya. Lebih tepatnya di single sofa di dekatnya.

Sharen menggeleng " Liat lo berdua aja udah kenyang gue."

Tok! Tok! Tok!

" Lo bawa temen Vi?" Javier buru - buru menggelengkan kepalanya " Ngga tuh."

Kemudian Jervine pun berdiri dari duduknya " Kata kaki lo masih sakit." Ujar Javier mencibir.

" Halah lecet dikit doang, gue kan Thor." Javier berdecih " JonThor kalau lo mah."

Kemudian Jervine pun membuka pintu yang berada di samping Sharen duduk.

Ceklek!

Plak!

" BUAT LO YANG BIKIN ABANG GUE CUTTING!"

---
to be continued.

𝗣𝗥𝗢𝗢𝗙 𝗢𝗙 𝗠𝗬 𝗛𝗘𝗔𝗥𝗧𝗕𝗘𝗔𝗧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang