» pomh.08 - tell the truth

337 63 6
                                    

lemesin readers!
⚠ bahasa absurd, umpatan, typo, bijak dalam menyikapi ya

---

lembar kedelapan, tell the truth.

Rere yang melihat kejadian tersebut pun membelalakkan matanya " Itu Jervine goblok!" Kemudian tangannya mengguncang bahu Dara dengan anarkis.

" H-hah?" Dara yang tadinya mematung pun jadi sadar, sementara itu Jervine yang baru saja kena tragedi salah tampar jadi shock berat!

Setau dia, dia gapunya salah apa - apa sama Dara kok tiba - tiba ditampar? Kecuali yang acara nembak becandaan waktu itu.

" Uh-hah? SHAREN MANA SHAREN?!" Teriak Dara kemudian, jujur ia maloe sekali karena salah sasaran. Rere mati - matian menahan tawanya, kampret!

Sharen yang diteriakan namanya pun segera berdiri. Kemudian ia juga memasang ekspresi sama terkejutnya seperti Rere yang melihat Dara menampar Jervine.

" Kok kalian disini?" Jervine memutar bola matanya malas. Sudah kena tampar, masih harus melihat drama seperti ini.

" Bego!" Ia menoyor dahi Sharen " Mereka kesini ya berarti mereka tau lah lokasinya." Sharen mencebik kesal " Bukan gitu!"

Dara yang melihat aksi keduanya pun berdehem " Please ya gue kesini tuh mau marah - marah, kenapa malah liat kalian berdua yang ribut sih?!" Sungutnya kesal.

" O-oh iya, minggir lu Jerk." Sharen mendorong badan Jervine untuk mundur.

" Kenapa Dar?" Wajah Dara sudah memerah menahan amarah " Lo masih bisa santai tanya kenapa?!" Kemudian cewek itu membuang ludah " Lo kan yang bikin Dana cutting? Bahkan kembaran gue itu tidur aja sambil ngigoin nama lo!"

Sharen mengangkat sebelah alisnya, kemudian ia memandang ke arah Rere meminta penjelasan. Bukannya menjawab cewek itu malah menggerakkan tangannya seraya berkata tanpa suara " Bukan gue."

Tatapan Sharen kembali pada Dara " Kok jadi gue? Perasaan gue ngga ada apa - apa sama Dana."

" Gue nemuin foto - foto lo di kamar Dana, terus kata Seyan juga Dana sering curhat kalau dia suka sama lo tapi lo ga pernah waro perasaannya."

Rere yang sedaritadi menyimak pun bergumam, " Chat kali ah diwaro."

Tapi mengingat nama Seyan yang disebutkan oleh Dara tadi membuat Rere teringat sesuatu.

Jangan lupakan Jervine yang kini menjadi paling diam.

---

"—gue bersihin kamar dia tadi, terus nemu foto lo banyak banget di laci meja belajarnya." Cerita Dara panjang lebar.

" Terus soal Seyan?" Javier ikut bertanya.

Karena ada salah satu tetangga kost yang menegur mereka karena berisik, jadi mereka pun pindah ke dalam. Dara dan Rere duduk di sofa panjang, sementara Sharen tetap di single sofanya. Sedangkan kembar kampret itu memilih untuk berdiri, mengalah.

Dara menghela nafasnya " Dia cerita soal Dana yang curhat ke dia soal perasaannya. Katanya dia—"

" Tunggu dulu, sejak kapan Seyan deket sama Dana?" Tanya Rere dan Dara pun terdiam " Iya juga."

Javier yang mendengar percakapan ketiganya sedari tadi pun menyenggol lengan Jervine " Ngomong kek."

Javier mencebik karena sedari maksud kedatangan Dara kemari terungkap, kembarannya itu berubah jadi pendiam.

" Jadi gue jelasin ya Dar," Javier turun tangan " Lo salah paham."

" Salah paham gimana?!" Rere mengelus bahu Dara yang masih penuh juga bensinnya " Diem dulu lo jangan ngegas." Javier masih tenang.

" Sebenernya Seyan itu pacar Dana," Ketiganya terkejut mendengar fakta yang keluar dari bibir Javier tersebut.

" Bahkan kemarin waktu Jervine jatuh di Jaya aja Seyan ada di lokasi buat nyamperin Dana."

Rere hanya bisa melemaskan bahunya, jadi yang ia lihat Seyan di Jaya itu benar?

" Terus yang soal Sharen? Foto dia kok bisa ada banyak banget di kamar kembaran gue?" Dara menatap ke arah Sharen yang tengah menatap Jervine.

" Lo tau Vi?" Vier mengangkat bahunya " Kalau yang itu, gue gatau."

Dara meremat tangan Rere yang ada disampingnya, cewek berambut sebahu itu menganggukkan kepalanya. Kemudian ia menegakkan kepalanya " Gue juga sempet liat Seyan ada di Jaya."

Kemudian ruangan hening seketika. Sebelum mereka berempat mendengar Jervine yang menghela nafasnya, " Gue ke kamar dulu, mau tidur." Javier pun hanya bisa mengekori kembarannya itu pergi.

Sepeninggal dua cowok itu, tatapan maut Dara dan Rere teralih pada Sharen.

" Sharen!" Sharen yang diteriakkan namanya pun berjengit terkejut.

" Gue masih bersalah nih?" Rere mendengus sebal " Iyalah! Jahat banget lo tinggal sama cogan ga bilang - bilang!" Sungutnya kesal.

" Setdah, katanya suka sama Dana. Masih belum bisa move on lo dari Jerk?" Tanya Dara lantas Rere menggelengkan kepalanya cepat " B-bukan gitu! Tapi kan, Sharen! Masa dia gada cerita - cerita sama kita kalau serumah sama Jervine! Musuh apa musuh satu selimut tuh?"

" Apaan!" Elak Sharen, sementara Dara dan Rere sudah menaik turunkan alisnya bermaksud menggoda " Halahh gausah malu - malu Sha!"

" Paling lo tidur seranjang kan sama Jervine." Tambah Rere membuat Sharen frustasi, pipinya sudah bersemu merah minta dicubit.

" Ga!"

" Ciee Sharenn!" Sharen merotasikan bola matanya jengah, kemudian mereka terdiam sebentar.

" Sebenernya," Sharen menjeda kalimatnya.

Kemudian senyum miris ia tujukan pada Dara dan Rere,













" Seyan juga pacar Jervine." Dan perkataannya itu sukses membuat kedua tamu itu terkejut bukan main.

---
konfliknya apa keliatan ga?

to be continued.

𝗣𝗥𝗢𝗢𝗙 𝗢𝗙 𝗠𝗬 𝗛𝗘𝗔𝗥𝗧𝗕𝗘𝗔𝗧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang