lemesin readers!
⚠ umpatan, typo, bijak dalam menyikapi ya---
lembar keenam, denial.
Pagi Jervine dibuka dengan ocehan Sharen yang membuatnya badmood.
" Mimpi indah apa gue semalem liat lo pulang pake boxer, mana kaki diperban." Sialan.
" Minggir sana lo." Cowok itu mendorong bahu Sharen yang menghalangi pintu kamar dengan dengki " Eit - eit, santai dong!" Gerutunya karena hampir menabrak sofa.
Jervine segera merebahkan tubuhnya di kasur " Lagian kenapa sih lo bisa luka kaya gini?" Tanyanya dengan tangan yang tersampir di pinggang.
" Kepo." Sharen yang kesal mendengar jawaban Jervine pun menepuk kaki cowok itu " Akh! Jangan ditepuk goblok, sakit." Sungutnya.
" Habisnya ngeselin sih!" Gerutunya, seperti ada dua tanduk yang menempel di kepala " Kenapa sih? Kok bisa luka gini? Jatuh lo? Kata Vier lo sehat aja semalem."
Jervine langsung menolehkan kepalanya kepada Sharen " Lo nelfon Vier?"
" Ditanyain kok! Itu jatuh?" Kelihatan sekali Sharen tengah mengalihkan pembicaraan " Sini gue gantiin perbannya, belum diganti kan?" Kemudian cewek itu keluar untuk mengambil kotak P3K.
Walaupun mereka musuh, setidaknya Sharen masih punya sedikit rasa kasihan pada kaki Jervine. Bukan orangnya lho ya!
Denial.
" Siniin kaki lo!"
" Lo nelfon Vier?" Jervine masih kekeuh dengan pertanyaannya " Siniin ngga kaki lo! Gue telat sekolah nih nanti."
" Ngga, jawab dulu. Lo nelfon Vier?" Sharen mendengus kemudian merotasikan bola matanya.
" Jawab Sha,"
" Iya! Gue nelfon Vier." Bahu Jervine merosot seketika " Gue tuh nanyain lo! Tau ga sih denger nama Jaya aja gue langsung khawatir? Dan bener aja kan?! Nih kaki lo nih nih!"
" Ah ahh, jangan diteken Sha!" Jervine segera menyingkirkan tangan Sharen yang tengah menekan lukanya " Gila lo!"
" Ya habisnya sih! Katanya gamau pulang, bullshit! Emang ya omongan lo tuh gapernah bisa dipegang! Ga dulu ga sekarang, sama aja!" Kesalnya.
Jervine yang mendengarnya pun meringis, " Maaf Sha."
---
Selesai menjadi perawat dadakan bagi Jervine, Sharen langsung bergegas ke sekolah dan menyadari jika ia berangkat terlalu pagi.
" Lo nangis?" Sharen buru - buru menggeleng " Ngga, gue cuma liat Logan Lee mati jadi sedih anjing! Tuh Judante gada akhlak banget, masa mobil daddy gue dibom." Isaknya dramatis.
Rere mendorong kening Sharen " Setdah perkara Penthouse doang." Kemudian cewek itu meletakkan tasnya di kursi samping Sharen " Tapi iyasih anjing! Terus yang cowok satu itu siapa coba? Keknya jahat sih, bapaknya Jenny juga!"
Halah pret Re pret!
Kemudian keduanya terlarut dalam obrolan mengenai Drama Korea The Penthouse, itu loh yang ada bundadarinya!
" Btw Re, lo semalem ada urusan apa? Gue kepo nih, sampe ngerumpiin lo sama Somi. Kenapa lo?"
Mata Rere membelalak " Lo ngerumpiin gue?" Pekiknya, sedangkan Sharen mengangguk polos sebagai balasan.
" Makasih Shaa!! Lo sama Somi nambah pahala gue, kalau bingung mau ngerumpiin siapa, lo mending ngerumpiin gue lagi aja ya! Siap tau ntar pahalanya kekumpul terus gue bisa masuk surga." Pekiknya heboh.
" Astaga, cepetan spill ah!" Kemudian raut wajah Rere berganti menjadi sendu " Gue ke Jaya." Sharen membelalakkan matanya.
" Lo ngapain ke Jaya?!" Mendengar nama Jaya Sharen jadi teringat kaki Jervine yang terluka " Lo ga luka kan Re?"
Rere merotasikan bola matanya " Gue kesana bukan buat balapan kali!" Katanya " Terus?"
" Biasa lah, lo tau kan gue suka sama Dana?" Sharen mengangguk " Nah semalem gue—"
" Pagi para kacoengkuh!" Dara datang dengan menggandeng tangan Seyan, keduanya melambaikan tangan mereka bak artis yang tengah menyapa para penggemarnya.
" Tumben berangkat pagi lo berdua?" Tanya Seyan pada tablemate di depan mejanya itu.
" Gue mah lagi kesurupan aja makanya berangkat pagi." Seloroh Rere, sementara Sharen mengangkat bahunya acuh.
" Weishh, lo bawa apa tuh Sey?" Tanya Rere heboh juga. Dara pun segera menyenggol bahu Seyan bermaksud menggoda " Bawain doinya bekal ciat ciat ciat." Godanya kemudian.
" Apaan sih lo!" Dara yang mendapat geplakan di bahunya pun tertawa " Anterin gue kuy ke kelasnya." Katanya kemudian menggandeng lengan Dara lagi.
" Mau liat doinya Seyan kaga lu pada?" Rere tentu saja mengangguk semangat, sedangkan Sharen yang ditarik tangannya hanya bisa pasrah.
Kemudian mereka berjalan keluar kelas, dengan Seyan-Dara yang berjalan di depan dan mereka berdua yang dibelakangnya.
" Habis itu gue liat Seyan juga di Jaya, ya gue langsung pulang dong."
---
Jervine merasa jenuh di kost sendirian. Awalnya miring kanan, terus miring kiri, mau telungkup tapi ya gabisa lah! Ngaco. Kan kakinya sakit.
" Pake jatuh segala sih." Gerutunya kesal, kemudian meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang.
Kalau pulang nanti beliin gue roti bakar
Ketiknya, kemudian pesan tersebut berhasil di kirimkan ke kontak yang dituju.
Tak lama kemudian ia melirik sekilas pada nampan yang diatasnya ada mangkuk berisi bubur ayam dan segelas susu.
Dengan perlahan Jervine meraih nampan tersebut. Sebelumnya cowok itu mengalasi pahanya dengan sebuah bantal kemudian meletakkan nampan tersebut di atasnya.
Di atas nampan terdapat sebuah sticky notes hijau neon bertuliskan,
Ga mati sekalian?
Menghela nafaslah saudara Jervine Alatas ini.
---
btw, chapter 3 hilang ngga? di draft masih ada tulisan 'draft-nya, belum dipublish. apa wattpadnya aja yang error ya :<to be continued.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝗣𝗥𝗢𝗢𝗙 𝗢𝗙 𝗠𝗬 𝗛𝗘𝗔𝗥𝗧𝗕𝗘𝗔𝗧
RomanceSemua yang terjadi pasti punya alasan, begitu juga rasa benci Sharen pada Jervine. 𝗣𝗥𝗢𝗢𝗙 𝗢𝗙 𝗠𝗬 𝗛𝗘𝗔𝗥𝗧𝗕𝗘𝗔𝗧 ⚠️ my first, harsh word, some 18+ Jenyeon ft. 00L romcom - drama - teen adult start. 12:05 '21 / fini...