Weekend cemara

1.1K 195 29
                                    

Selamat lebaran semuanya....

Minal aidzin walfaidzin
Maafin penulis yang selalu banyak maunya ini.

Semoga kalian sehat-sehat yaa, di tengah-tengah pandemi ini.

Karena sehat adalah keniqmatan yang Hqq.

Semoga kita kembali dipertemukan dengan idul Fitri tahun-tahun berikutnya.

Say sorry karena aku jarang bgt update. Entah kenapa engga ada gairah sama sekali untuk nulis.

Doain penulisnya dong, biar makin lancar nulis dan updatenya.

_________________

Jangan lupa tekan tanda Bintang dan isi kolom komentarnya yaa gengsss.

Ingat NO "NEXT / LANJUT"

Semoga kalian masih bisa diajak kerja samanya manteman.

________________
.
.
.

🌺🌺🌺🌺🌺

Weekend, satu kata berjuta kebahagiaan untuk seorang Yuki. Ia bebas melakukan apa saja di hari weekend, salah satunya tidur larut dan bangun kesiangan, itu sudah menjadi tabiat dan kebiasaan buat Yuki.
Yuki masih asik bergerumul diselimut tebalnya tanpa ada gangguan suatu apapun, entah sekarang jarum jam sudah menunjukkan angka berapa.

Tidur Yuki terganggu mendengar suara bising yang berasal dari ponselnya.

Dengan malas Yuki mengangkat, tidak melihat terlebih dahulu siapa gerangan yang mengganggunya.

“Aunty masih bobo?” suara itu mengejutkan Yuki dengan muka bantalnya. Seketika mata Yuki segar bak disiram air es, lalu mengintip sekilas layar yang menampilkan Alvaro plus bapaknya.

“Sayang, aunty patiin dulu yaa, nanti aunty telfon lagi,” Yuki langsung memutuskan sambungan sepihak, lalu ngacir menuju kamar mandi, mencuci muka, sikat gigi. Yuki melakukan semuanya dengan kilat, setelah kegiatan di kamar mandinya usai, Yuki menyempatkan menyemprot beberapa semprotan minyak wangi di baju tidurnya, padahal mau seharum apapun yang namanya bertatapan di sosial media tidak akan tercium harumnya.

Yuki kembali duduk di pembaringannya, menelaah apa yang ia lakukan beberapa menit yang lalu, lalu keningnya berkerut dan otaknya mulai bekerja, dari mana bossnya itu tahu nomor ponselnya?
Seketika Yuki diambang kebingungan, apakah ia harus menelfon kembali, seperti janjinya tadi, lalu untuk apa dan akan berbicara apa nantinya ketika sambungan terhubung.

Sedang asik-asiknya berpikir keras, kembali ponselnya berdering, sama dengan yang pertama, panggilan video kembali dilakukan dengan nomor tak dikenal.

“Kok lama nty? Katanya mau nelfon lagi?” tagih Al kecil diseberang sana.

Hehehe,.. maaf yaa lama. Tapi assalamualaikum dulu dong.”

“Oh iya lupa, assalamualaikum aunty.”

“Waalaikum salam ganteng. Al lagi ngapain?”

“Lagi main mobil-mobilan,” Alvaro memamerkan tumpukan mainan yang berserakan di hadapannya melalui sambungannya.

“Wahhh asik banget sih.”

“Tapi aku bosan, aunty?”

“Kenapa bosan? Kan mainannya banyak?”

Berhenti di KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang