Daddy Galau

910 166 25
                                    

Jangan lupa tekan tanda bintang, isi kolom komentar dan follow akun penulisnya, karena semua itu GRATIS!

Masih dengan peraturan yang sama.
Tidak menerima "NEXT/LANJUT" komentar.

See yaa

Happy reading

And

Happy new year 🎉🎉🎉

🌼🌼🌼🌼🌼

‘Sudah sampai?’

Al baru membuka pesan singkat yang ia dapat dari kekasihnya. Menghela napasnya sejenak sebelum ia berjalan ke kamar mandi, ia berharap dengan berendam air hangat membuat hati dan pikirannya rileks, mengabaikan pesan itu sejenak.

Aldevaro memejamkan matanya, pikirannya sedang kalut sekarang, perkataan ayah dari kekasihnya sangat membekas di hati, tetapi jika di pikir ulang, seandainya ia yang berada di posisi ayah tentu ia juga akan mempertimbangkan hal ini, apa lagi melepaskan putri satu-satunya dengan pria beranak.

Setelah rambutnya di pastikan kering, Al langsung merebahkan tubuhnya di springbed empuknya.

Medial nomor kekasihnya dengan panggilan VC.

“Hai, udah mandi? Kok pesan aku enggak di bales?”

Al tersenyum melihat layar ponselnya yang menampilkan kekasihnya yang sedang memeluk putranya kesayangannya yang tertidur pulas.

Alvaro masih berada di kediaman Yuki, ibu dari kekaishnya melarang keras Al membawa anaknya, sedangkan tadi ketika ia berpamitan pulang Yuki sedang mandi jadi tidak sempat say bye.

“Aku langsung mandi tadi.”

“Ada apa sih? Kelihatannya murung?”

“Enggak ada apa-apa, ternyata capek juga ngajak kalian jalan seharian, apa lagi dorong stroller Al,” Aldevaro terkekeh berusaha menutupi kekecewaannya.

“Iya lah, dia berat loh, untung kamu inisiatif bawa stroller, kalau enggak bisa gempor. Ya udah, tidur sana.”

Hmm, sepi juga enggak ada Alvaro.”

“Masa? Bukannya kamu senang?”

“Yaa enggak lah ngaco kamu, besok pagi pasti sepi banget, biasanya kalau pagi dia udah teriak-teriak heboh, berisik. Btw mau ke mana besok?”

“Enggak tahu, bingung juga sih, sempat punya rencana buat ajak dia liat tempat mengaji, tapi baru ingat besok minggu dan enggak ada yang ngaji.”

“Kalau senin?”

“Yaa ada, apa Al tidur di sini sampai senin?”

“Boleh, senin besok kamu libur aja, ajak dia ke tempat ngaji.”

“Enggak usah segitunya juga kali, aku bisa pulang jam dua siang terus ajak dia ke sana.”

“Enggak apa-apa, senin aku mau ke bandung.”

“Hah, kok baru bilang?”

Al terkekeh melihat bibir monyong lima senti itu, “Itu bibir bisa di kondisikan dulu enggak? Aku terlalu bahagia seharian ini sampe lupa kasih tahu kamu, cuman sehari doang, maybe sore atau malam udah balik, senin biar aku suruh supir antar Ida ke rumah, biar kamu enggak terlalu repot.”

“Boleh, ya udah istirahat sana.”

“Kiss nya mana?” goda Al menaik turunkan kedua alisnya.

Berhenti di KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang