Jangan lupa tekan tanda Bintang, komen, dan follow penulis abal-abal ini teman-teman,....
Biar kalian bisa selalu update tentang setiap story yang ada.Peraturan tetap sama kok.
Saya akan langsung delete kalau nemu komen "NEXT, LANJUT," atau sejenisnya.
Demi kenyamanan penulis abal-abal ini, dan demi menciptakan good mood.Yang semangat untuk voment-nya guy's, biar story ini lancar Jaya, mulus, aman sentosa, bak tol Sumatra.
Semoga klian bisa diajak kerjasama yaa man teman,....
Happy reading
.
.
.🍏🍏🍏🍏🍏
Yuki sampai di rumah tepat jam delapan pagi di hari minggu. Ia dijemput si bungsu Delvan, menggunakan motor kesayangan adik laki-lakinya itu.
Semua karyawan juga sudah memisahkan dirinya masing-masing, setelah dijemput oleh orang terdekatnya di kantor, karena bus berhenti di halaman parkir kantor.
"Kamu bawa apel banyak banget?" Ibu yang melihat satu kotak styrofoam besar berisi apel.
"Iya bu, rencananya mau aku buat pie, soalnya udah janji sama anaknya bos, mau kasih apple pie," Ibu mangut-mangut paham.
"Ya sudah, istirahat gih, biar nanti sore ibu bantu buat pai nya."
.....
Yuki datang ke kantor dengan membawa dua kantung di masing-masing tangannya.
Tangan kanan menenteng paper back berisi satu loyang apple pie untuk dimakan bersama-sama teman-teman di ruangannya, sedangkan tangan kirinya berisi tiga loyang apple pie, rencananya ia akan memberikan langsung kepada atasannya, mungkin nanti di jam istirahat, atau ia titipkan di sekretarisnya.
"Nih, apple pie, loyangnya besar kok, cukup lah untuk kalian," Yuki meletakkan di atas meja bundar yang memang tempat khusus mereka ngopi-ngopi atau nge teh.
"Hemm,.. harum banget, buat kopi ah," Rama melenggang menuju pantry.
"Jangan dihabisin loh Mas, buat yang lainnya."
"Siap, cintaqu,.."
"Lah yang ini banyak amat Kuy?"
"Buat bos, mba," Indah yang mendengar langsung mengerutkan keningnya. Alhasil Yuki menceritakan semuanya.
"Ya udah, kasih sekarang aja, mumpung masih pagi juga, sapa tau Bos Al mau ngupi-ngupi."
"Udah datang memang dia mba?"
"Gue liat sopirnya tadi di depan, berarti dia udah dateng."
Pada akhirnya Yuki mengikuti saran Mba Indah.
Sekarang Yuki sudah berada di dalam lift menuju lantai tiga puluh tiga, gedung paling atas kantornya.
Tingg,... (pintu lift terbuka)
Yuki langsung disuguhkan pemandangan seorang wanita berhijab yang menjadi sekretaris Al.
Mba Aisyah, anak-anak kantor menyapanya. Wanita yang berstatus ibu dari satu orang suami dan satu anak.
Di sana Mba Aisyah sedang berbincang dengan Pak Naren, si tangan kanan bosnya."Hai Yuki,... ada perlu apa?" sapa Mba Aisyah ramah.
Yuki menggaruk kepalanya yang tak gatal akibat gugup yang sedang melandanya sekarang, walaupun sudah entah kali ke berapa ia berada di lantai khusus ruangan bosnya, tetapi tetap saja, yang namanya berhubungan dengan Mahatma sekeluarga itu membuat Yuki tidak bisa berkutik.
"Ini Mba, aku mau kasih apple pie, waktu liburan kemarin sempat bincang-bincang sama Alvaro, anaknya pak Al, dan janji mau kasih apple pie, jadi aku mau kasih ini," tunjuk Yuki ke tas yang ia bawa.
"Oke, sebentar yaa," Mba Aisyah mengangkat gagang teleponnya.
"Kamu disuruh masuk," seketika Yuki membulatkan matanya, apa tadi yang Mba Aisyah bilang, ia disuruh masuk. Ohh Lord, Yuki berharap tadi cuman langsung menitipkannya kepada Mba Aisyah, malahan harus berhadapan langsung dengan bosnya."Engga bisa di titipin sama Mba aja yaa?" kikuk Yuki.
"Kalo Pak Al udah nyuruh masuk yaa berarti kamu harus masuk. Ayok, aku antar," Yuki mengekor Mba Aisyah dengan perasaan deg-degan yang dirasakannya sekarang.
Tok,..tok,..tok,.. (pintu Mba Aisyah ketuk beberapa kali sebelum masuk).
"Ini pak, ada Yuki," Al mengangguk masih dengan mata yang terfokus ke komputer canggihnya.
"Saya permisi kalau begitu," Al kembali mengangguk. Sebelum benar-benar pergi, Mba Aisyah mengusap lengan Yuki sejenak, Mba Aisyah ternyata tahu kegugupan yang Yuki rasakan."Kamu mau terus berdiri di depan pintu?" Yuki benar-benar gugup saat ini, ingin rasanya meminjam selimut menghilang milik doraemon.
Yuki berjalan pelan menghampiri meja luas yang di atas nya terdapat seperangkat komputer dan dokumen-dokumen penting.
"Kemarin lusa saya janji dengan Alvaro mau memberikan apple pie hasil panen waktu di kebun, jadi saya bawa sekarang," Al masih mengangguk, belum membuka suaranya kembali. "Ada tiga loyang di dalamnya, untuk Alvaro, Ibu Maya, dan bapak."
Al melirik sekilas tas berisi tiga loyang apple pie di hadapannya. "Bisa kamu buatkan saya kopi, dan siapkan satu potong, masukan satu loyang di kulkas, sisanya biar saya suruh sopir mengantarkan langsung ke rumah," Yuki mengangguk pelan. "Kamu pasti sudah tahu di mana pantry saya," ucap Al kembali.
Dengan cepat Yuki menuju pantry kecil yang terletak bersebelahan dengan ruang tv. Yuki tahu semuanya, karena ia pernah bermain diruang tv bersama Alvaro.
Yuki kembali ke hadapan Al dengan nampan berisi satu cangkir kopi panas, dan potongan apple pie.
"Ini, silakan pak," Yuki menyajikan tepat di hadapan bosnya.
"Temani saya ngopi," Yuki membulatkan matanya terkejut.
"Tapi pak_
"Tidak ada penolakan!!!
Bersambung,....
!!!Typo as Always!!!
Dibuat.
Jul.08,20.Update.
March.25,20.
21.40.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berhenti di Kamu
Romance[Cerita keenam yang dipublikasikan] 𝐃𝐎𝐍'𝐓 𝐂𝐎𝐏𝐘 𝐌𝐘 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘!!! Welcome pembaca baru. Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap cerita... _______ Kehidupannya berubah setelah ia dipertemukan dengan laki-laki kecil berparas tampan yang meng...