Anak siapa?

1K 186 27
                                    

Jangan lupa tekan tanda Bintang, komen, dan follow nya.

Ingat tidak menerima NEXT/LANJUT komen.

Ayo sama-sama kita bangun story ini dengan Cinta kalian.

Saya harap kalian asih bisa diajak kerjasama dlm membangun mood penulis.

Happy reading!!!





💮💮💮💮💮

Hari berlalu begitu saja dengan cepat.

Mereka, dua insan yang masih sama-sama dengan status abu-abunya pun kembali menjalani harinya seperti biasa.

Yuki pun sudah kembali bekerja dari dua minggu yang lalu, walaupun ia harus memutar otak, alasan apa yang ia berikan kepada tema-temannya atas cuti nya, untung ada Pak Irwan yang membantu memberi alasan.

Sudah dua minggu pula Yuki tidak bertemu calon anaknya. Canda calon anak.

Kalau sama bapaknya? Jawabannya pun sama.
Walaupun mereka satu kantor tetapi kecil kemungkinan mereka bertemu.

Weekend kali ini Yuki habiskan  bersama sahabat-sahabat gesrek-nya. Melakukan Q-time setelah sekian purnama tidak berkumpul.

Menggunakan satu mobil, mereka berangkat menuju Marga satwa Muara Angke, menikmati seluruh fasilitas yang disediakan, walaupun kebanyakan mereka hanya nongkrong sembari ber gosip ria saja.

“Gua udah siapin bahan untuk kalian, buat temenin gua jadi Bridesmaid.”

“Warna apa bahannya? Jangan terang-terang ngapa?” tanya Akio, memang diantara mereka ber empat cuman Akio gadis tomboi, walaupun Yuki juga sedikit tomboi tetapi masih ada sisi feminim-nya, berbeda jauh dengan Akio.

“Silver sage, kayak gini nih,” Key menunjukkan gambar yang ada di smartphone-nya.

“Tapi enggak harus bawa pasangan kan?” warning Yuki.

“Enggak Ikuy,.. gue tau lo jomblo karatan makannya gue enggak suruh kalian bawa pasangan, lagian Arga juga udah siapin empat teman laki-lakinya untuk jadi Best Man-nya. Oh ia, btw gue bakal masukin satu orang keponakan gue buat ikut gabung kalian jadi biar pas empat.”

“Oke, nope.”

Dari awal mereka memang menyewa pondok kemah untuk ber-4, walaupun hanya setengah hari tetapi tidak jadi masalah.

“Kuy, mingdep jalan-jalan mau enggak?” ajak Rani.

“Kemana? Jangan bilang misi mak comblang lagi, ogah ahh gue.”

“Kali ini keren, Kuy, dia lulusan Koriyah, sekarang dia buka praktek konsultasi psikologi sendiri.”

“Yakin dia mau sama gue yang cuman lulusan SMA?”

“Nikah enggak harus punya gelar sarjana, Ikuy sayangg…”

“Ogah ahh, adanya nanti gue di bully sama orang tuanya, karena pacaran sama yang enggak selevel.”

Rani yang gemas, menimpuk Yuki dengan gumpalan tissue. “Kebanyakan nonton drakor nih anak.”

“Jangan salah loh, sebagian drama dibuat dan diangkat dari kisah nyata,” Yuki berusaha membela diri.

Ini bukan kali pertamanya Yuki di jodoh-jodoh kan dengan teman-teman dari sahabatnya, bahkan ada yang sama sepupu sendiri.
Tapi yaa mau gimana lagi, orang Yukinya masih betah sendiri.

Berhenti di KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang