Duren Kang Ngambek

981 175 21
                                    

Jangan lupa tekan tanda bintang dan isi kolom komentar, yang pasti follow follow penulisnya juga boleh.

Ingat yaaa reader's tersayang jangan ada kata "NEXT/LANJUT" diantara kita.

Btw bingung mau kasih judul apa, ayo sayang sayang akoh kalau ada yang mau kasih ide judul tulis di kolom komentar yaa.

Siapa tahu komentar anda yang beruntung bisa Ai pilih buat jadi judul utama part ini.

Happy reading

🍁🍁🍁🍁🍁

Yuki sedang ada urusan di toilet, pagi yang buruk menurutnya, dikarenakan harus berurusan dengan toilet. Yuki termasuk tipe cewek risih bila buang air di toilet selain toilet di rumahnya, waktu di sekolah dulu, ia memilih tidak membawa air di tumbler dikarenakan kalau kebanyakan minum pasti banyak pips juga dan itu ribet bagi Yuki, entah ada apa di toilet rumahnya, kenapa ia bisa se enjoy itu ketika melakukan apapun di rumah.

Yuki terdiam mendengar dari luar suara gemuruh bising yang ia yakin berasal dari beberapa perempuan yang masuk, ya iya lah perempuan, udah jelas toh ini toilet untuk wanita.

"Kata Mbak Indien Yuki dari divisi engineering lagi ada something sama Pak Al."

Di dalam bilik toilet Yuki membulatkan matanya, ia berusaha memasang baik-baik telinga dan pendengarannya.

"Ahh gosip aja, siapa tahu kan memang ada urusan."

"Yaa kalo satu kali, dua kali enggak di permasalahan, lah ini katanya sering ke pergok pas jam makan siang."

"Lo percaya omongan Mbak Indien? Dia mah ada client cewek masuk keruangan bos aja di curigai pacarnya bos, yang lebih parah di curigai kalo itu mantan istrinya."

"Tapi kan memang yang lagi rame belakangan ini kalau bos udah punya pacar, dari postingan Riki."

"Maybe, itu Yuki?"

"Alah, enggak percaya gue!" jawab wanita yang dari awal membuka percakapan dengan objek Yuki di dalamnya.

Yuki terdiam sejenak.

Ia pikir selama tiga bulan mereka menjalani hubungan backstreet akan lancar dan baik-baik saja, ternyata itu semua tidak seperti yang ia bayangkan.

Benar kalau katanya banyak mata-mata di kantor ini, apa lagi itu menyangkut bos duda dan tampan mereka, eehhh tapi kan pria yang dimaksud juga pacarnya.

Memandang cermin besar di hadapannya, Yuki menelisik dari mulai wajah dan tubuhnya, apa ada masalah dengan wajahnya? Seolah-olah ia tidak pantas bersanding dengan kekasihnya.

"Makan siang ke ruangan aku yaa?"

Sederet kalimat yang Yuki dapatkan beberapa detik yang lalu dari ponselnya, sekarang ia sudah duduk tenang di meja kerjanya.

"Enggak bisa deh kayanya."

Di layarnya sudah tergambar centang dua berwarna biru yang artinya pesan singkat itu langsung di baca, wow apa bos nya tidak memiliki pekerjaan?

Berhenti di KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang