Pertemuan

3.9K 266 26
                                    


🌺🌺🌺🌺🌺

Lahir dan besar di Ibu Kota tidak membuat gadis keturunan Indonesia asli ini hidup dengan bar-bar dengan minimnya sopan santun.

Gadis manis dengan perlakuan lembut yang selalu menjadi incaran para laki-laki yang sering nongkrong didepan gang perumahannya.

Gadis sederhana dengan tidak pernah memusingkan kemajuan zaman atau tren-tren fashion masa kini. Ia hanya mengikuti kata hatinya saja untuk memakai dan menggunakan sesuatu.
Gadis berusia dua puluh tiga tahun lulusan SMA Swasta Jakarta.

Siapa dia?

Seorang gadis bernama lengkap Yuki Andari atau yang akrab disapa Yuki.
Entahlah, mengapa sang ayah menamainya Yuki ketika ia lahir. Teman-temannya pun awalnya mengira dirinya orang Jepang atau memiliki keturunan Jepang, sebab nama yang ia miliki. Padahal ia asli orang jawa, tapi Yuki cukup bersyukur, untung ayahnya dulu tidak menamainya Srilastri, nama asli Jawa.

Memiliki keluarga harmonis walaupun hidup diantara kesederhanaan, membuat Yuki selalu bersyukur.
Ayah dan Bundanya yang selalu mensuport apapun yang ia lakukan. Adik laki-lakinya yang selalu mengganggu ketika sedang berada di rumah, menambah kelengkapan hidup Yuki.

Ayah Yuki bekerja di Kantor Kecamatan dan menjadi Pegawai Negri ketika Yuki kelas lima Sd. Bunda bekerja sebagai guru honorer disalah satu Taman Kanak-kanan. Sedangkan adik laki-lakinya yang baru mengenyam pendidikan Sekolah Menengah Atas.

Ohh iaa,.. kita kenalan dulu dengan keluarga Yuki.

Ayah bernama Chandra Nugraha, Bunda cantik bernama Nanda Utari, dan adik tampannya bernama Delvan Radikha.

Yuki sendiri bekerja disalah satu kantor mewah, besar, nan megah, milik holang kaya, perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, produksi barang. 
Bekerja menjadi karyawan yang berada di bagian Divisi Engineering membuat Yuki merasa bangga dan bersyukur, karena semenjak ia ikut gabung bersama Divisi Engineering membuat Yuki bisa mencukupi kehidupan dirinya dan memberikan uang jajan kepada adik dan bundanya.

Lalu, kenapa Yuki yang lulusan SMA bisa masuk kedalam Divisi Engineering yang notabennya Divisi yang sangat-sangat sulit dimasuki, dan membutuhkan waktu yang lama, apa bila diterima di Divisi itu, karena sebelum menjadi staff dan ikut bersama se-teamnya, yang harus dilakukan adalah melalui proses training yang membutuhkan waktu bulanan.
Itu semua karena tiga tahun yang lalu Yuki memenangkan desain yang ia buat, dan ternyata desai barang tersebut dibeli oleh kantor tempat ia bekerja sekarang. Awalnya Yuki tidak tahu yang membeli desainnya adalah seorang pemilik perusahaan besar. Sebulan setelah desain yang ia lombakan, tiba-tiba ada orang datang kerumahnya dan mencari dirinya. Singkat cerita Yuki dipanggil ke gedung megah yang menjadi kantor itu, lalu mengikuti serangkaian tess dan training, alhasil Yuki bisa masuk dan ikut gabung dengan timnya dengan modal ijazah SMA.

Sebenarnya kantor tempat ia bekerja tidak selalu terarah dengan sarjana, karena faktanya banyak juga karyawan-karyawan di divisi lain yang hanya bermodalkan ijazah SMA sama seperti dirinya. Karena kantor lebih membutuhkan skill kemampuan, dibandingkan sarjana berjilid-jilid tetapi tidak memiliki potensi dan skill kemampuan yang tinggi.

Tiga tahun bekerja membuat Yuki dapat membeli satu unit motor matic yang menjadi andalannya ketika berangkat atau pulang kantor, sisanya Yuki lebih memilih menyenangkan diri dan banyak-banyak menabung, karena sejujurnya Yuki memiliki impian besar, nahh untuk mewujudkan impian besar itu, Yuki harus banyak-banyak belajar kembali dan tentunya menabung untuk modal awalnya.

Selain bekerja di Divisi Engineering, Yuki juga memiliki hobi lain, yaitu fotografi. Yuki suka sekali jepret sana-jepret sini di waktu luangnya.
Terbukti dengan tiga kamera berbagai merek yang ia miliki, dari yang murah, sampai yang ia anggap mahal sejauh ini. Itu semua juga hasilnya menabung selama ia bekerja.
Kalau disuruh milih antara mobil dan kamera. Yuki lebih memilih kamera Petanax K-1 yang harganya mencapai tiga pulu tiga juta, dibandingkan harus beli mobil. Buka beli sebenarnya, lebih tepatnya kredit mobil, karena untuk beli cas sepertinya ia harus berpikir seribu kali. Lagian Yuki juga tidak bisa mengendarai mobil, ia lebih baik nyalip sana-nyalip sini dengan motor meticnya agar cepat sampai, dari pada harus bermacet-macet ria di jam-jam pulang dan pergi kerja.

Berhenti di KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang