Bapak CEO linglung

902 126 18
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
🍑🍑🍑🍑🍑

Pagi yang cerah secerah wajah Aldevaro Mahatma.

Pria yang jelas tampan itu tersenyum puas melihat dirinya sendiri di pantulan cermin. Kaus hitam polos yang melekat pas di tubuh atletisnya dipadu jaket dan celana jogger berwarna hijau army.

Al sudah siap menuju rumah kekasihnya, dengan tenang pria itu mengemudikan mobilnya sendiri di samping jok mobilnya sudah ada beberapa bungkus oleh-oleh yang memang sengaja ia bawa dari Kalimantan dari mulai aneka makanan ringan dengan rasa manis sampai gurih.

Al tersenyum, ia jadi tak sabar untuk bertemu dengan kekasihnya dan jangan lupakan putra semata wayangnya yang sudah bermalam sejak hari sabtu.

Sekarang ada jadwal baru untuk Alvaro, yaitu setiap weekend menginap di rumah maminya. Awalnya Al menolak, ia pikir ini terlalu merepotkan dan tidak enak dengan tetangga sekitar, tetapi apa boleh buat, calon ibu mertuanya itu tidak memperdulikan sama sekali, malahan wanita paruh baya itu senang kalau ada mahkluk kecil pecicilan satu itu di rumahnya.

Pesawat Aldevaro mendarat tadi malam dari Kalimantan setelah ia menghabiskan lima hari berada di sana dalam urusan bisnis, pantas saja hot duda itu terlalu menggebu-gebu pagi ini.

Sedangkan di tempat yang berbeda.

Yuki juga sudah rapi dengan pakaian rumahnya, ia sekarang duduk manis di kursi makan dengan berbagai sayur mentah berada di depannya siap untuk di potong-potong. Lengkingan suara berasal dari halaman belakang rumahnya memenuhi kediamannya. Al kecil sedang asik bermain sepak bola bersama Delvan.

Seperti biasa, kalau tidak heboh bukan mamah namanya, setelah mengetahui bahwa calon mantu gantengnya mau ke rumah hari ini dengan heboh mamah mengeluarkan seluruh isi kulkas untuk di olah menjadi makanan lezat. Yuki jadi nyesel ngasih tahu.

“Assalamualaikum,”

Yuki dan mamah menoleh bersamaan mendengar suara yang baru terdengar dari arah depan.

Mamah bergegas menyambut tamunya yang sudah bisa ia tebak siapa gerangan dan benar saja kemunculan Aldevaro membuat senyum mamah bertambah mekar.

“Masuk, Al.”

Mamah berjalan lebih dahulu, ia teringat dengan ayam yang sedang ia ungkep.

Mata tajam itu bertemu dengan sosok wanita pujaan hatinya yang sedang duduk dengan cabai berada di tangannya.

Al mengacak pelan rambut Yuki yang masih belum menyadari kehadirannya sembari tangan satunya menaruh bawaannya di atas meja.

Yuki tersentak mendapati rambutnya sudah tak berbentuk, dengan suka rela ia memukul lengan berotot itu.

“DADDY!!!”

Al kecil datang langsung menabrak kencang tubuh daddynya membuat tiga pasang mata yang melihat hanya bisa meringis.

“Be careful, boy, apa kabar anak daddy?”

“Baik, daddy bawa oleh-oleh enggak?”

“Ada di atas meja.”

Al kecil langsung gerasak menaiki kursi makan yang lumayan tinggi untuk ukurannya, Yuki yang berada di sampingnya dengan sigap membatu bocah gembul itu untuk naik.

Mata jernih itu berbinar melihat bungkusan mainan di sana.

“WOAHHH,.. funko pop Buzz Lightyear ada woody with Pop Rc Ride juga, thank you, daddy,” mata itu masih terus mengagumi mainan barunya.

Berhenti di KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang