First Dinner

1.4K 221 28
                                        

Banyak SIDERS disini.


Engga terima "next or lanjut" komen yaa,...
Siap-siap komen kalian bakalan ilang di kolom, kalau komen "next or lanjut".

Hargai penulis abal-abal ini, manteman,..

Semoga kalian bisa diajak kerjasama yaa,...

.
.
.

🌺🌺🌺🌺🌺

Al memperhatikan gadis yang sedang berbicara di hadapannya ini.
Gadis yang beberapa jam lalu ia temui di ball room.

“Alva, masuk ke ruangan daddy sekarang, dan kamu,..” Al menunjuk Yuki, “Juga ikut masuk ke ruangan saya.

Yuki menelan ludahnya dengan susah payah melihat tatapan tajam yang tertuju untuk dirinya.

Dengan gugup Yuki memasuki ruang kerja yang sangat-sangat luas, bocah kecil itu sudah masuk terlebih dahulu, di ikuti Yuki, dan Al yang berada di belakang.

“Silakan duduk,..”

Yuki duduk, di ikuti Alvaro yang sekarang sudah menempel kepadanya.

“Kamu berada di kafetaria di saat jam kerja?”

“Daddy,.. jangan marahin aunty-nya!,..” protes Alva.

“Saya dari  Divisi Engineering yang disuruh Ibu Maya membantu mengurus acara tadi. Hari ini saya dan teman saya dikasih waktu senggang selepas selesai acara, makannya saya berada di cafetaria.”

Al manggut-manggut, ternyata gadis ini yang membantu bundanya.
“Kenapa tidak kembali ke rumahmu?”

“Ini belum jam pulang pak,” Al kembali mengangguk.

“Yasudah,.. kamu lagi engga ada pekerjaan kan?” Yuki mengangguk meng ia kan. “Kamu di sini temani anak saya, dari pada anak saya keluyuran engyga jelas dan membahayakan dirinya sendiri.”

Yuki membulatkan matanya mendengar perintah yang menurutnya tidak masuk diakal sama sekali. “Tapi pak_

“Yeeyyy!!!...” suara Alva memotong pembicaraan Yuki. Bocah itu senang bukan main, sampai-sampai melompat-lompat di sofa yang didudukinya.

Alvaro bermain dengan riang gembira bersama Yuki. Bocah itu mengeluarkan seluruh mainannya yang masih ada di tempat persembunyiannya tadi.

Setengah jam bermain membuat anak Al bosan, ternyata mudah bosanan si kecil Alva.

“Daddy,.. aku mau jajan,” Al menatap sang putra yang sudah memasang wajah melasnya, lalu Al beralih menatap Yuki yang sedang memperhatikan sang Putra.

“Yuki, kamu bisa ajak dia beli snacks di minimarket, di mana letak minimarket yang dekat di sini?”

“Di samping kantor ada minimarket, pak.”

Al mengeluarkan lima lembar uang pecahan seratus ribu rupiah, lalu memberikan kepada putranya. “Kasih ke aunty kamu, biar dia yang pegang.”

Alvaro tersenyum bahagia ke arah sang daddy ketika menerima uang lima ratus ribu rupiah. Lalu berbalik berjalan kearah Yuki. “Ayok aunty,.. Alva mau teraktir aunty jajan,” bocah itu menyombongkan dirinya dengan memamerkan uang yang diterimanya, membuat Yuki terkekeh sembari mengacak-acak rambut hitam milik makhluk kecil itu.
Sama halnya dengan Yuki, Al juga ikut terkekeh melihat kelakuan sang putra.

Berhenti di KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang