𝐂𝐚𝐥𝐨𝐧 𝐍𝐞𝐧𝐞𝐤 𝐝𝐚𝐧 𝐎𝐦𝐚

1K 180 18
                                    


JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DISETIAP CERITA!

Mᴀsɪʜ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴍᴇɴᴇʀɪᴍᴀ "Nᴇxᴛ / Lᴀɴᴊᴜᴛ" ᴋᴏᴍᴇɴᴛ.

Hᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ,....

🌼🌼🌼🌼🌼

Tak terasa hari terus berjalan dan sudah kembali bertemu dengan weekend.
Setelah acara jalan-jalan minggu kemarin dan mereka kembali menjalani hari-harinya seperti biasa.

Hari ini hari sabtu, Yuki merelakan weekendnya diganggu mamah kecintaannya, yaitu belanja ke pasar di pagi hari.

Selain disibukkan menjadikan guru tk, Mamah Nanda juga sibuk menerima pesanan catering dari beberapa langganannya. Alhamdulillah usaha yang digelutinya berjalan lancar dari awal mamah menikah sampai saat ini.
Seperti minggu ini mamah mendapat pesanan 50 nasi box.

Tugas Yuki hari ini adalah menemani Mamah tercinta berbelanja lalapan teman Setia ayam bakar yang menjadi menu pesanan kali ini.

Yuki sudah ready dengan celana training dan kaos kebesarannya, dan sudah nangkring di atas motor ayah.

“Jam berapa pesanannya diambil besok, mah?”

“Jam setengah sebelas.”

Yuki tidak perlu khawatir bila kepasar bersama Mamah karena Mamah Nanda sudah mengenal se isi pasar yang rata-rata langganan mamah membeli sayur mayur.

Sembari menunggu mamahnya membeli santan kelapa di abang-abang, Yuki berjalan duluan kedepan sembari membawa belanjaannya, kini tujuan selanjutnya adalah bubur ayam langganannya. Bubur ayam yang sangat legenda karena sudah menjadi langganannya sejak Yuki kecil.

“Aunty, Door!!!” Yuki mendapatkan teriakan serta tepukan kecil di bahunya dari tangan mungil seseorang.

“Alva? Kamu disini?”

“Iya, aku ikut oma dan bibi belanja bayam.”

“Terus dimana oma?” mata Yuki jelalatan mencari oma dari bocah dihadapannya ini.

“Oma lagi beli bayam di dalam sana, aku sama Nanny tunggu sini beli buryam.”

Yuki tersenyum ramah kepada wanita yang kira-kira usianya diatas dirinya yang ia yakini adalah Nanny atau pengasuh Alvaro.

Kini mereka duduk di kursi panjang, dengan si kecil Alvaro yang berada di sampingnya, serta nanny yang duduk berhadapan dengan Yuki.

Si kecil Al sedang berdiri di atas kursi dengan tangan mungilnya yang aktif mengelus surai panjang Yuki yang pagi ini ia kuncir kuda.

“Duduk sayang, nanti jatuh.”

“Kan ada anty yang jagain.”
Jawaban itu membuat Yuki dan nanny terkekeh pelan.

“Oma!” teriak Alva melihat omanya masuk.

Seketika mata Yuki membulat melihat Ibu dari atasanya masuk bersama Mamahnya.

“Itu putri saya,” tunjuk Mamah Nanda kearah Yuki.

“Loh, Yuki yaa?”

Berhenti di KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang