Hai...
Don't forget to share, like,comment and follow, yaw...
Happy reading,..
♥️🍅
.
.
.
Hari ini hari pertama Yuki menginjakkan kembali kakinya di gedung mewah yang menjulang tinggi, setelah tiga bulan lebih cuti.
Setengahnya hati Yuki tidak enak dengan apa yang ia lakukan sekarang, ia pikir, ia memanfaatkan sekali status kekasihnya sebagai pemilik perusahaan sehingga seenaknya datang dan pergi, mungkin kalau ini terjadi kepada karyawan lain bakalan langsung di keluarkan barang kali oleh perusahaan.
Tapi kalau kata mbak Indah, ada kok karyawan yang seperti dirinya, cuti berbulan-bulan karena insiden, cuman bedanya kalau kecelakaan terjadi masih berhubungan dengan kecelakaan kerja, makan izin dan biaya akan di tanggung perusahaan, tetapi kalau kecelakaan di luar dari jam kerja, makan perusahaan akan memberikan izin cuti saja.
Yuki bersyukur perusahaan tempat ia bekerja masih mementingkan kesehatan dan kesejahteraan karyawannya.
Tapi beda hal lagi kalau yang Yuki alami sekarang terjadi pada wanita lain, mungkin wanita lain akan langsung resign mengingat pacarnya orang kaya, wanita lain berpikir ‘ngapain kerja orang calon suami gua aja kaya, tinggal duduk manis di rumah dan pergi ke mall menghamburkan uang calon suaminya.’
CTARRRR!!.. DORRR!!..
Suara confetti mengejutkan Yuki yang baru membuka pintu ruang kerjanya, matanya langsung membulat melihat timnya sudah berkumpul memberikan kejutan untuknya.
“WALCOM BACK CALON IBU BOS”
Itulah huruf yang tersusun rapi di dinding membuat Yuki terkekeh.
“Terima kasih,” Yuki tersenyum sembari membungkukkan badannya.
“Selamat bekerja kembali sistah!” rombongan ciwi-ciwi mengepung Yuki dan memeluk tubuh ramping itu bersama-sama, seperti teletubis.
“Selamat datang adiknya mas Rama,”
Rama berjalan ke arah Yuki dan ingin memeluk Yuki tetapi kegiatan itu belum terlaksana ketika suara bariton terdengar galak di telinganya.
“EKHEMMM!”
Rama menggaruk kepalanya yang tak gatal melihat bosnya sudah bersandar di pintu memperhatikan interaksi mereka entah dari kapan.
Semua terkekeh melihat interaksi dua pria di ruangan mereka itu.
Yuki tersenyum memperhatikan buket bunga yang timnya berikan atas kesembuhannya.
Selepas euforia mendadak yang di lakukan kerabat satu divisi kini jam kantor berjalan dengan semestinya.
Sampailah di detik-detik menunjukkan jam makan siang, para perempuan sudah menata barang-barang mereka, siap meninggalkan meja kantor menuju tempat makan masing-masing.
Kegiatan mereka terhenti melihat pintu terbuka dan muncullah dua orang pria dengan tas besar entah berisi apa, persis seperti seles sedang berdagang menawar produknya ke konsumen.
“Permisi, ini ada makan siang pesanan Mbak Yuki, mau di taruh di mana yaa? Ucap salah satu dari dua pria itu.
Yuki menaikkan satu alisnya bingung, apa katanya tadi, itu pesanannya? Padahal ia tidak memesan apa-apa.
Dua pria itu mengeluarkan tiga platter sushi dengan banyak jenis sushi di dalamnya, bisa di perkirakan jika satu platter sushi cukup untuk 10 orang.
Semua yang ada di sana terbengong melihat banyaknya jenis sushi yang tersusun rapi di meja kopi, bahkan hampir tidak terlihat meja bundar itu.
“Maaf mbak Yuki yang mana yaa?”
Yuki maju masih dalam keadaan bingung, ia pasrah jika di suruh membayarpun ia rela walaupun uangnya terkuras habis, anggaplah ini syukuran atas kesembuhannya bersama teman-teman divisinya.
“Ini notanya, mbak, semua sudah di bayar via transfer yaa mbak.”
Napas Yuki tersendat melihat nominal yang di keluarkan di nota. Untuk tiga sushi berjumlah satu juta lima ratus, total pesanan dua juta lengkap dengan aneka macam minuman yang sudah di letakkan di meja dadakan karena meja tidak muat.
“Ki, ini serius?” tanya Rama ketika dua karyawan sushi sudah berpamitan pulang.
Yuki kembali dari alam bawah sadarnya, tersenyum manis menghilangkan kebingungannya sejenak.
“Emmm, makan siang hari ini ada sushi, kalian bisa makan sepuasnya, kalau sisa bisa di bungkus juga kok buat di bawa pulang.”
“ASIKKK!” sorak Mas Rama, Mbak Indah dan Laras, menyisakan para bapak-bapak yang hanya bisa menggeleng melihat kelakuan anak muda.
“Terima kasih yaa mang As, ohh ia mang As ambil aja lumayan buat makan siang,” Yuki berucap setelah menerima wadah tertutup dari kitchen.
“Wah, makasih loh mbak Yuki, Mang As teh enggak pernah makan beginian.”
“Yaa udah, mang As ambil wadah sendiri aja, oh ia kasih ke temen-temen di kitchen juga.”
Yuki menaruh beberapa jenis sushi di dalam wadah kedap udara pemberian mang Asep sang ob. Ia tersenyum bahagia melihat teman-temannya bahagia sembari menyantap makanan diiringi canda gurau.
Setelah ikut makan dan ngobrol sejenak dengan yang lainnya, Yuki berpamitan mau memberikan sushi yang sudah ia pisah untuk kekasihnya.
Semua bersorak menggoda Yuki yang sudah terang-terangan mengakui hubungannya.
Yuki membuka pintu bercat hitam itu setelah membagi sushi ke mbak Aisyah si sekretaris bos nya.
Al tersenyum melihat siapa yang masuk ke ruangannya tanpa izin itu.
“Pasti kamu deh yang ngebeliin makan siang ini,” Yuki duduk lalu membuka semua makanan yang di bawanya tadi.
“Makanan apa?”
“Ishh pura-pura enggak tahu, siapa yang traktir lunch divisi engineering hampir dua juta kalau bukan bapak bos,” cibir Yuki.
Aldevaro terkekeh pelan sembari berjalan menghampiri kekasih cantiknya.
“Kalau aku traktir kalian di kantin atau kita pergi ke restoran sama-sama kayaknya lebih enggak mungkin, nanti divisi yang lain bisa iri, jadi yaa mending delivery atas nama kamu aja biar mereka enggak curiga.”
“Makasih yaa mas,” Yuki tersenyum cantik.
“Anything for you.”
Yuki mendapat kecupan singkat di keningnya.
“Pasti belum makan siang, masih ada yang utuh satu sengaja aku bukan sendiri untuk mas.”
Al tersenyum melihat secuil perhatian yang calon istrinya berikan, seumur hidup ia memiliki pasangan belum ada yang seperhatian ini, mereka bakalan perhatian jika ada maunya saja, berbeda dengan gadis di sebelahnya.
!!!Typo as Always!!!
Dibuat.
Feb.15,22.
Update.
Sep.16,22.
23.00
KAMU SEDANG MEMBACA
Berhenti di Kamu
Romance[Cerita keenam yang dipublikasikan] 𝐃𝐎𝐍'𝐓 𝐂𝐎𝐏𝐘 𝐌𝐘 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘!!! Welcome pembaca baru. Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap cerita... _______ Kehidupannya berubah setelah ia dipertemukan dengan laki-laki kecil berparas tampan yang meng...