Ngidam!

3.1K 129 4
                                    


Suara dentingan keyboard terdengar di indra pendengaranku. Mengusik tidur tenangku. Hingga aku mengerjapkan mataku beberapa kali untuk beradaptasi pada cahaya yang memasuki celah mataku. Tadi saat aku dan kyuhyun oppa akan tertidur lampu kamar telah dimatikan, tetapi sekarang kenapa lampu diatas nakas menyala walaupun lampu utama kamar di matikan. Ku tolehkan kepalaku kearah samping kanan ku, aku membulatkan kepalaku ketika melihat samping ranjangku telah kosong. Apakah ini sudah pagi?! Satu pertanyaan yang timbul di dalam otak ku. Hingga aku bernalar sedikit dengan otakku. Jika ini sudah pagi, mana mungkin kyuppa masih menutup gorden. Sampai aku lelah, bernalar. Mengambil handphone di dalam nakas untuk melihat pukul berapa karna memang jam dinding kamar kami, kami pindahkan ke arah atas kepala yang membuatku malas mendongakkan kepala. Aku membulatkan kedua mataku. Pukul 02:00. Ini masih tengah malam! Lalu, kyuppa kemana?!

Aku turun dari kasur king size kami. Mengambil cardigan di dalam lemari. Melangkah keluar untuk mencari suamiku.

"Kyuppa~!" Ucap ku sedikit berteriak. Menuruni tangga satu per satu melangkah ke arah ruang tengah berharap suamiku ada disana. Sampai kaki ku berada di lantai bawah. Terdengar suara televisi menyala. Apakah ia sedang menonton tv? Di tengah malam seperti ini? Ku percepat langkahku. Karna suara detingan keyboard itu semakin kencang terdengar. Entah, bagaimana aku juga tidak mengetahui nya mengapa selama masa kehamilanku indra pendengaranku sedikit lebih tajam. Sampai suara keyboard yang menurut kalian tidak begitu keras itu bisa terdengar olehku, padahal aku lagi dilantai atas atau lebih tepat nya kamar kami. Hingga senyuman di bibirku merekah mendapati sosok yang sedari tadi kucari.

Sosok itu sedang terduduk disofa, dipangku nya laptop kerja nya, dan menyala nya televisi dihadapan nya. Walaupun televisi itu di campakan nya, karna mata nya hanya terfokus dan tertuju pada layar laptop nya. Aku menghampiri nya.

"Kyuppa~" panggilku lalu duduk di samping nya.

"Yeobo?! Kau sedang apa?! Kenapa kemari?! Tidurlah!" Balas nya sedikit overprotective. "Bagaimana aku bisa tertidur, jika selimut ku yang sangat hangat berada di sini" balasku memajukan bibirku kedepan.

Ia terkekeh, lalu meletakan laptop nya di atas nakas.

"Kemarilah!" Balas nya lembut sambil merentangkan kedua tangan nya. "Shireo!!!" Balasku membuang muka.

"Hey, kau marah padaku?!" Tanya nya yang kini merapatkan tubuh nya pada tubuhku. Aku tetap terdiam.

"Aiihhh, lucu nya!!!" Balasnya lalu memelukku dari samping dengan erat. "Cup... Cup...Cup..." ia mencium pipi kanan ku sebanyak tiga kali. "Jangan marah lagi yah!" Balasnya yang kini menyandarkan kepala nya di lekukan leherku.

Ya tuhan, bagaimana bisa aku tetap pada pendirianku kalau ia sudah seperti ini. Hingga akhirnya dinding-dinding pertahanan itu runtuh dengan sendiri nya. Aku mengangguk pelan. Dan membalas pelukan nya.

Ia meregangkan pelukan nya, lalu tersenyum padaku. Aihh, senyuman manis itu serasa jatuh cinta pertama kali pada nya.

"Kembali ke kamar sana, tidur lagi" ucapnya sambil menyelipkan rambut ku di belakang telinga.

"Tidak mau!"

"Lalu, kau mau apa?!" Tanya nya dengan lembut. "Disini, bersamamu!" Balasku.

"Aku sibuk membuat proposal untuk meeting esok pagi dengan klein ku yang berasal dari london esok, memang nya kau tak apa-apa?!"

"Tak apa-apa" balasku dengan senyuman senang.

****

Aku tiduran dengan paha kyuppa sebagai bantal kepalaku. Menghadap kesamping yang langsung tertuju pada layar televisi. Sungguh, kini aku benci dengan acara televisi saat ini. Yaitu acara memasak. Aku baru tahu, kalau tengah malam seperti ini masih ada acara memasak seperti ini. Sampai acara itu menayangkan cara memasak mie ramen dengan beberapa bumbu yang berbeda. Ya tuhan, aku menginginkan mie ramen saat ini. Apakah aku ngidam?!.

"Kyuppa~" ucapku pelan.

"Ada apa?!" Tanya nya kini yang sudah mematikan laptop nya. Lenyaplah kau laptop pengusik tidur nyenyakku!

"Aku... aku ingin makan mie ramen" balasku dengan posisi yang sama. "Tengah malam, seperti ini?!" Tanya nya tak percaya. Aku mengangguk antusias.

"Tidak, itu tidak sehat!" Balas nya menggeleng kuat menolak keinginan ku itu. Kini aku bangkit dari posisi tiduran ku. Terduduk menghadap kearah nya.

"Jadi, sekarang kamu udah tidak menyayangiku lagi yah?!" Ucapku dengan mata berkaca-kaca.

"Tidak, bukan seper-" balas nya yang lalu aku sela dengan ucapan ku.

"Ini semua bukan mau ku kyuppa, ini semua anakmu yang meminta" balasku dengan tampang melas.

"Oke, baiklah. Jangan menangis! Ayo, kita beli di luar!" Balasnya sambil menarik pergelangan tanganku.

"Tidak, jangan membeli di luar!" Balasku.

"Lalu?!" Tanya nya bingung sambil menautkan kedua alis nya. "Aku ingin kau yang membuat!" Balasku antusias, "Kumohon!!!" Balasku sedikit merajuk.

"Tidak, ini tidak benar. Kau sendiri mengetahui nya, kalau mie ramen buatanku terkenal dengan sebutan 'mie ramen legenda sungai Han' semua temanku mengatakan seperti itu" balas nya dengan tatapan sedu.

"Kumohon, demi anak kita" balasku tak kalah.

"Baiklah, ngidam mu sungguh aneh. Yeobo~" balas nya sambil melangkah kearahku. Ia mengusap perutku, lalu berbisik pelan. "Sabar yah, aegi... Tunggu appa" ucap nya yang mampu membuatku tersipu.

***

15 menit, tak perlu lama membuat mie ini. Setelah kyuppa berkutik di dapur dengan aku yang hanya duduk santai di bangku meja makan. Hingga makanan yang ku tunggu telah tersaji di hadapanku.

"Makanlah" ucap kyuppa dengan memberikan ku sepasang sumpit. Aku mengangguk mengiyakan. Hingga beberapa suap mie itu telah masuk kedalam perutku. Rasa nya kenyang sekali, padahal mie ini masih penuh setengah mangkuk.

"Aku kenyang" ucapku sembari meletakkan sumpit di samping mangkuk mie ramen itu.

"Kau tak menghabiskan nya?!" Tanya nya kaget.

"Tidak, aku kenyang dan kini mengantuk" balasku sambil meneguk segelas air putih.

"Kau tega sekali yeobo, aegi~ kalian menyiksaku seperti ini..."

"Kami tak menyiksamu appa, kami memang menginginkan nya tadi dan sekarang kami mengantuk" balasku bangkit lalu melangkah kearah pintu kamar kami.

"Yeobo, tunggu aku!" Balasnya sambil menyamakan langkah nya dengan ku. Tangan nya kini melingkar hebat di pundakku.

"Kau tahu yeobo?!" Tanya nya. Aku menggeleng.

"Ngidam mu membuatku bahagia" balas nya lalu mencium pipi kanan ku. Kurasa tidur ku akan lebih nyenyak kali ini.

****

TBC

Vomment yah~

Winter In Seoul (SeoKyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang