afraid

2.8K 122 8
                                    

2Bulan kemudian.

"Kau yakin akan pergi kesana selama beberapa hari, kyuppa?!" Tanyaku dengan hati-hati takut menyinggung perasaan nya yang sedang campur aduk.

Kyuppa akan pergi ke london untuk mengurus kantor atau lebih tepat nya perusahaan cabang milik cho interpence yang sedang mengalami penurunan akibat terjadi kesalahan. Membuat kyuppa harus turun tangan atas semua ini, mengingat appa nya telah menitipkan semua aspek-aspek perusahaan kepada nya. Sejujur nya ini sangat berat untukku melepaskan nya saat ini, mengingat bahwa usia kehamilanku sudah memasuki detik-detik yang menengangkan atau lebih tepat nya puncak dari kata menenggangkan. Yaitu, detik-detik hari kelahiran buah hati kami. Aku takut disaat ia sedang sibuk dan tak ada disampingku. Saat-saat menenggankan itu akan datang. Aku takut, bahkan sangat-sangat takut.

"Ne, yeobo~. Hanya akulah yang bisa menyelamatkan perusahaan ini" balasnya sembari tersenyum, lalu kembali memasukkan berkas-berkas dan beberapa alat penting yang harus ia bawa kesana.

Aku menghela nafas dalam. Akankah ia kembali dengan cepat?! Satu pertanyaan melintas di pikiranku.

"Aku tak akan lama, setelah semua nya selesai aku akan kembali"

Balasnya yang kini sedang mengacak-acak rambutku.

Entah, sudah dari kapan ia berada tepat di hadapanku. Aku pun tak tahu, karna aku selalu terhanyut dengan pikiran dan suara hatiku. Aku selalu memiliki perasaan yang tak enak saat ini.

Aku pun hanya dapat menghembuskan nafas dalam dan memajukan bibirku beberapa senti.

"Yeobo~, sejujurnya aku tak ingin meninggalkanmu mengingat usia kehamilanmu yang kini telah menginjak bulan ke-9... hal yang aku takut kan adalah ketika aku jauh darimu, kau melahirkan aegi kita. Tetapi, aku tak bisa apa-apa. Jika aku terus berdiam diri disini, bagaimana masa depan kita nanti jika perusahaan semakin memburuk. Aku tak bisa membiarkanmu menderita, dan di samping itu aku selalu ingin di sampingmu yeobo~" ucap kyuppa sembari mengusap perut buncitku.

Mungkin mengalah dengan sifat keegoisanku lebih baik, dibandingkan harus menahan nya demi ke egoisan.

Ya, benar. Aku tak boleh egois. Kyuppa seperti ini juga demi diriku dan aegi kita.

"Gwaenchana, oppa~ aku mengerti" balasku sambil mengusap rambut tebal nya. "Jujur saja, awal nya aku sangat ingin kau tetap berada di sampingku dan menahanmu pergi ke london mengingat usia kehamilanku. Tetapi, itu adalah sikap egois seorang istri kepada suami nya. Aku memang memiliki hak sebagai seorang istri, tetapi aku tak bisa egois karna hak itu jikalau suamiku berlaku seperti itu demi kebahagiaan istri dan aegi nya" lanjut ku sembari tersenyum dan mengelus kedua pipi kyuppa.

Kyuppa tersenyum, lalu menangkup wajahku dengan kedua tangan besar nya. Mengelus pipiku lembut, seakan-akan ia menyampaikan kasih sayang itu melalui setiap elusan lembut di pipiku.

"Berhentilah berbicara seperti itu, yeobo~" balasnya.

Aku mengerjapkan kedua mataku bingung.

"Waeyo?!" Balasku dengan mimik wajah bingung.

"Karna setiap kali kau mengucapkan kata seperti itu, membuatku bagaikan seorang namja yang sangat-sangat beruntung di dunia" balasnya.

Aku terkekeh mendengar ucapan nya. Mencoba menahan untuk tidak tertwa, tetapi hasil nya tawaku pecah.

"Hahahaha, kyuppa~ berhentilah berbicara seperti itu!" Balasku.

"Waeyo?!" Tanyanya membalikkan pertanyaanku seperti tadi, "berhentilah tertawa yeobo~ kau merusak moment romantis ini!" Lanjut nya dengan sentilan ringan di keningku.

"Karna setiap kau mengucapkan kata seperti itu, aku juga merasa bagaikan seorang yeoja yang sangat-sangat-sangat beruntung di dunia. Bahkan putri di cerita dongeng pun kalah bahagia nya dengan diriku saat ini" balasku.

"Gumawo, kyuppa~" lanjutku.

"Untuk?!" Tanyanya dengan bingung sembari menaikkan satu alis nya keatas.

Aku mencium bibir nya sekilas.

"Untuk cinta dan sayang yang kau beri untukku, sampai menjadikan ku seorang yang sangat berharga dihati, pikiran, dan hidupmu" balasku.

"Aahhh, yeobo~" balasnya, "Nado gumawo, kau juga menjadikanku sama hal nya seperti itu" lanjut nya.

Aku menganggukkan kepalaku, mengerti apa yang ia ucapkan.

"Mianhae" ucap nya sembari mengusap keningku yang sedikit memerah karna sentilan kecil nya tadi.

"Gwaenchana... Oppa, semalam aku bermimpi yang membuatku sangat-sangat takut" balasku yang tadi tersenyum lalu menjadi muram.

"Mimpi apa?!"

"Aku bermimpi, kau pergi meninggalkanku walaupun dengan senyuman. Aku... aku takut" balasku.

Aku menundukkan kepalaku, dengan mata yang berkaca-kaca dan pandangan yang semakin memburam.

Karna kyuppa masih menangkup kedua sisi wajahku. Dengan mudah nya ia mengangkat wajahku agar tetap bersitatap dengan kedua mata coklat kehitaman nya.

Ia tersenyum lembut, lalu mencium ujung kedua mataku yang mengeluarkan air mata.

"Jangan bersedih, itu hanya mimpi. Buktinya, aku masih disini bersamamu" balasnya tersenyum lembut, "Aku tidak mungkin menonggalkanmu, karna kamu adalah yeoja yang kini menjadi istri ku, yeoja yang sangat aku cintai, yeoja yang mampu membuat sifat 'evil' ku hilang begitu saja, yeoja yang akan menjadi eomma untuk aegi ku nanti. Sekarang, nanti dan selama nya" balasnya dengan tulus.

Aku menghambur ke dalam pelukannya. Menyembunyikan wajahku di lekukan lehernya, menangis sejadi-jadi nya karna ucapan nya yang sangat manis tetapi tidak hanya sebuah rayuan atau gombalan. Tetapi, tergambarkan dari kedua mata coklat nya bahwa ia benar-benar tulus dari hati nya.

Aku takut akan mimpi malam itu. Karna mimpi itu sangat-sangat menyedihkan, aku tak ingin itu benar-benar terjadi di hidupku.

Kini yang aku butuhkan hanya do'a, keyakinan, cinta, kepercayaan, dan kasih sayang dari nya.

Kyuppa benar, itu hanya mimpi bunga tidur yang menghiasi mimpi-mimpi yang belum tentu indah di setiap aku memejamkan mataku untuk beristirahat.

***

TBC

Sorry for late update. Oh ya, mungkin 2 atau 3 chapter lagi ff WIS akan ending. Butuh vomment nya, biar makin semangat ngetik chapter selanjut nya:) dan mungkin chapter ini terlalu pendek maaf ya. Karna aku baru pulang pergi, dan aku pengen banget update chapter jadi beginilah hasil nya hehehe...

Winter In Seoul (SeoKyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang