Keping 4

4.6K 483 5
                                    

"Pulang sendiri?" tanya Arya sambil melirik Alinda yang baru saja melangkah melewatinya tanpa menyapa sedikit pun.

"Ya." Alinda menjawab tanpa menoleh dan terus berjalan menuju kamar. Ia meletakkan hand bag-nya di atas meja lalu bergerak menuju kamar mandi sambil melepas pakaiannya. Ia lelah, ingin mandi dan segera mengistirahatkan tubuhnya. Seharian harus mengurus peresmian butik dan fashion show kecil-kecilan untuk esok hari. Setelah selesai membersihkan tubuh, ia keluar sambil mengenakan bathrobe dan melihat Arya sudah duduk bersandar di atas ranjang. Pria itu masih melanjutkan membaca dengan tablet-nya. Aktivitas yang rutin Arya lakukan setiap malam sebelum tidur.

Alinda lalu menuju meja rias dan mulai dengan ritual malam. Baik dirinya dan Arya tidak ada yang membuka suara. Sudah beberapa minggu ini, hubungan Alinda dan Arya benar-benar memburuk. Sejak insiden Sayaka dan telepon Nadi, keduanya tidak saling bicara. Pernikahannya dengan Arya bukanlah pernikahan berdasarkan cinta. Keduanya hanya terjebak dalam ikatan yang dirancang oleh orang tua mereka.

"Lin, saya nggak bisa datang ke acara kamu besok ini," kata Arya sembari meletakkan tablet ke atas nakas. Ia kemudian membaringkan tubuhnya dan bersiap untuk tidur.

Alinda langsung membalikkan badannya dan menatap Arya. "Kenapa?"

"Besok diundang golf sama direksi. Nggak enak kalau nggak datang," jawab Arya tanpa beban.

Alinda memalingkan wajahnya lagi lalu membereskan segala ritualnya dengan cepat. Ia terlihat kesal. Bukannya Alinda mengharapkan Arya untuk datang, tapi ia memang mengharapkannya. Ini acara pertama Alinda setelah menikah, ia sudah menyiapkan semuanya dengan baik, undangan sudah disebar dan dipastikan banyak orang yang akan meliput. Pernikahannya dengan Arya cukup menarik perhatian publik karena Arya memang terkenal sebagai pewaris Chandratama yang memiliki bisnis F&B dan sudah tersebar di seluruh Indonesia. Bagaimana tanggapan orang jika Arya tidak menghadiri acara istrinya?

"Nanti saya kirim karangan bunga yang besar untuk kamu," tambah Arya lagi.

Alinda menarik napas panjang kemudian bangkit dan berjalan menuju sisi ranjang yang masih kosong. Ia berbaring di sana setelah melepas bath robe dan hanya mengenakan lingerie tipis seperti biasa. Sampai kapan pun, pernikahannya dengan Arya tidak mengubah cara berpakaian Alinda di kamar. "Lebih penting main golf daripada acara istri sendiri, ya?"

"Iya, urusan bisnis jadi nggak cuma main." Arya menyahut lagi tanpa menggubris Alinda di sampingnya.

Alinda tertawa sinis lalu memindahkan posisi untuk memunggungi Arya. "Ya, terserah deh. Aku juga sudah nggak peduli kamu mau datang atau nggak."

Arya tidak menanggapi Alinda lagi.

Alinda menarik napas panjang. Ia harusnya sadar bahwa Arya akan selalu mementingkan pekerjaan atau apa pun daripada dirinya. Bukan Alinda minta diperhatikan, toh ia tidak memiliki rasa pada Arya, tapi Alinda juga memiliki bisnis yang butuh free marketing. Jurnalis tertarik pada sosok Arya yang sudah memegang bisnis 36 cabang di Indonesia padahal usianya baru 36 tahun. Apa pun yang dilakukan Arya, pasti akan ada satu artikel di hari berikutnya. Pria itu lebih sering tampil di publik daripada ayahnya sendiri. Entah apa yang istimewa dari sosok Arya. Alinda pernah dengan sengaja membaca salah satu artikel mengenai siapa sosok Arya sebenarnya. Pria itu digambarkan sebagai pribadi yang ramah, murah senyum dan berintegrasi tinggi. Dari tiga hal tersebut, mungkin hanya 1 yang Alinda setuju. Ramah dan murah senyum tidak tampak selama mereka berdua menjalani rumah tangga.

Baik Alinda dan Arya, sama-sama tahu bahwa hubungan mereka ini hambar dan hampa. Mereka tidak seperti pasangan biasanya yang meskipun dijodohkan akan berusaha saling mendekatkan diri dan menjalani dengan baik. Mereka hanya Alinda dan Arya yang sepakat untuk tidak melakukan apa pun selayaknya pasangan suami-istri meskipun mereka tidur satu ranjang setiap hari sejak menikah. Pernikahan kosong hanya sebatas status karena hati keduanya sudah terisi. Arya dengan mantan pacarnya dan Alinda dengan berondong mantan tetangga yang ia pacari sampai sebelum menikah. Semua itu semakin jelas dalam beberapa minggu ini. Keduanya sudah tidak saling berusaha dengan apa pun yang mereka usahakan sebelum ini.

Kakaknya Alinda pernah mengatakan bahwa cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu karena itu yang Danendra alami. Namun, Alinda tidak yakin hal itu akan terjadi padanya. Arya masih mencintai sang mantan, begitu juga dirinya—mungkin. Mereka berdua sama-sama selingkuh dalam pikiran. Alinda menghela napas lalu tiba-tiba terbesit sebuah pertanyaan. "Aku boleh kembali sama Nadi?"

"Bukannya kamu memang belum meninggalkan dia, ya?" Arya malah balik bertanya.

Alinda berdecak pelan. Ia bahkan tak pernah berhubungan lagi dengan Nadi setelah telepon singkat di siang hari itu. Namun, entah mengapa pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutnya. "Aku putus sama Nadi karena harus menikah sama kamu. Gini-gini aku masih menghargai pernikahan ini dan tanya sama kamu apa boleh kembali sama Nadi. Aku nggak bisa hidup kayak gini."

"Kalau kamu menghargai pernikahan ini, harusnya kamu nggak usah tanya pertanyaan yang jawabannya sudah jelas. Kamu nggak boleh kembali sama Nadi."

"Kenapa nggak boleh? It's frustrating. Hubungan kita cuma sebatas di atas kertas aja. Aku nggak boleh terlibat sama orang lain sementara kamu bisa sama wanita lain? Itu lucu dan nggak adil buatku." Alinda akhirnya bangkit untuk duduk dan menatap Arya dengan tatapan tajam yang menghunus.

Arya masih santai dengan posisinya. "Wanita siapa? Coba kamu sebut. Saya nggak sama siapa pun saat ini."

Alinda terdiam. Ia memang tidak tahu. Ia tidak tahu apakah Arya masih berhubungan dengan Sayaka atau tidak, tapi ia yakin Arya masih memiliki Sayaka di hati. Hanya saja, Alinda masih menahan diri untuk tak menyebut nama Sayaka. Ia memang menduga tidak mungkin Arya tidak memiliki siapa pun saat ini. Mereka adalah dua orang dewasa yang sama-sama memiliki kebutuhan jasmani. Jadi, ke mana larinya Arya ketika membutuhkan pelampiasan? Tidak mungkin pria itu tidak memiliki wanita di sisinya.

"Kenapa kamu mau kembali sama mantan kamu? Kalau misalnya orang tahu, kamu mau jawab apa?" Arya bertanya lagi sambil memperhatikan dan menunggu jawaban Alinda.

Alinda ingin sekali membalikkan pertanyaan itu pada Arya. Alinda mengembuskan napas berat lalu kembali berbaring memunggungi Arya dan menjawab, "Nggak tahu. Aku capek, kadang aku Cuma ingin punya seseorang yang bisa peluk dan bilang kalau semua akan baik-baik aja. Nadi loves me and I love him too. Dia selalu siap kasih aku apa pun yang aku inginkan, dan aku bodoh banget sudah ninggalin dia. This marriage, it doesn't work for usfor me."

Arya hanya diam dan tidak menanggapi kata-kata Alinda yang sarat emosi sedih.

"There is no us from the beginning, only you and only me. Kenapa kita harus menikah?" Alinda melanjutkan monolognya. Ia kemudian tertawa kecil dengan nada sinis. "Pernikahan Alinda Devi dengan Ararya Putra cuma omong kosong."

"Kamu maunya apa? Bercerai?" Arya akhirnya membuka suara lagi.

"Memangnya bisa? Boleh sama keluarga kita?"

"Nggak," sahut Arya dengan tenang. Ia lalu menambahkan, "Ya sudah, silakan kalau kamu mau kembali sama mantan kamu, tapi jangan sampai ketahuan orang. Saya nggak bisa bantu banyak kalau kamu dicap selingkuh. Main aman, jangan sampai kamu berhubungan seks sama dia."

"Mana bisa. I need sex."

Arya berdecak. "Alinda, no sex with Nadi. Kalau kamu hamil, yang tanggung jawab siapa? Saya? Kamu yang enak-enak kok saya yang bagian nggak enaknya."

"Ya aku nggak bodoh. Double protection lah."

Arya tetap menggeleng tegas tapi Alinda tidak menatapnya sama sekali jadi ia harus berkata tidak dengan tegas.

"Kamu nyebelin banget. Aku sampai tua nggak boleh punya anak juga?"

Arya diam sesaat lalu bertanya, "Kamu mau punya anak?"

"Aku juga wanita, Arya. Ingin punya keturunan, darah daging aku sendiri." Alinda tidak pernah membicarakan hal ini dengan Arya sebelumnya. Alinda menginginkan sebuah keluarga kecil yang harmonis. Hanya itu keinginan kecil yang ingin ia miliki suatu hari nanti sejak kecil. Namun, ia tak tahu apakah suatu hari itu akan terwujud mengingat pernikahannya saja tidak jelas. Arya sendiri hanya diam setelah itu hingga akhirnya Alinda memutuskan untuk tidur saja.

***

Stay Close ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang