22. Kep 22

2.9K 377 56
                                    

"Alin," panggil Arya begitu melihat Alinda sedang menggambar di ruang TV.

Alinda mengangkat wajahnya dan tersenyum melihat Arya. Ia menyapanya balik. Siang tadi, Alinda kembali lagi ke Jakarta setelah menghabiskan waktu di Bogor sendirian. Setelah pertemuannya dengan Nadi malam itu, mereka kembali berteman lagi. Namun, Nadi belum tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hidup Alinda. Jika Nadi tahu, Alinda tidak tahu hal nekat apa yang akan dilakukan pria itu.

Tiga hari mungkin waktu yang sangat sebentar untuk berpikir, tapi Alinda sudah memutuskan untuk mencoba mempertahankan pernikahannya dengan Arya. Ia tidak bisa sembarangan memutuskan untuk berpisah, setidaknya sampai ia tahu apa yang terjadi pada. Ia ingin tahu apakah Arya benar-benar selingkuh dengan Sayaka atau tidak, dia hanya perlu bertanya sang suami. Alinda akan memaksa Arya untuk menjawab semua rasa penasarannya mengenai hubungannya dengan Sayaka.

"Hai, Ar."

Arya langsung menghampiri dan memeluknya.

"Kangen, ya? Baru juga ditinggal tiga hari." Alinda membalas pelukan Arya. "Gimana aku yang ditinggal kamu sampai berhari-hari?"

Arya tidak menjawab, dia hanya memeluk Alinda dengan erat.

"Kamu masih wangi, sih, tapi sana mandi dulu. Aku bawa brownies buat kamu." Alinda melepaskan dirinya dari Arya dan mencoba mengalihkan pembicaraan melihat sang suami tak merespon sindirannya. Dia tersenyum pada sang suami. Alinda memang sudah mendengar dari Olan bahwa Arya selalu berada di rumah belakangan ini. Namun, Alinda tidak terlalu percaya sampai dirinya membuktikan sendiri saat ini.

Arya hanya mengelus kepala Alinda lalu pamit ke kamar sesuai perintahnya. Mandi.

Ketika tiba di rumah, Alinda memang berharap bisa langsung bertemu Arya. Namun, Alinda tahu diri untuk tak meletakkan harapannya terlalu tinggi agar tidak kecewa. Hasilnya, sekarang ia tidak kecewa. Arya ada di depannya.

Alinda menatap kepergian Arya lalu ia kembali fokus pada sketchbook-nya. Alinda menunggu Arya selesai mandi sambil terus menggambar. Dia bahkan tidak sadar kalau Arya sudah di sampingnya kalau pria itu tidak memanggil namanya.

"Kamu enggak selingkuh, kan?" tanya Alinda sambil memicingkan mata ke arah sang suami. "Biasanya biar enggak ketahuan salah jadi gini nih, tumben mepet terus ke aku."

"Enggak, aku enggak bakal selingkuh."

Alinda tersenyum lalu Arya mulai menciumnya. Alinda menerima, tapi ia langsung menghentikan Arya ketika pria itu hendak menjelajahi tubuhnya. "Wait. If you want me, tell me you miss me."

Arya menjauhkan dirinya sedikit dari Alinda kemudian dia menarik napas panjang dan menyugar rambutnya.

"Say it," desak Alinda sambil menatap sang suami. Ia mencoba tetap tersenyum tipis. Alinda tahu, sulit bagi Arya untuk mengungkapkan isi hati, apa lagi jika bukan itu yang dirasakannya. Namun, ia hanya butuh diyakinkan bahwa Arya memiliki sedikit perasaan untuknya, meski bukan cinta.

"Lin," ucap Arya pelan. Pria itu tampak kesulitan memproses apa yang ada di kepalanya.

Alinda langsung bersandar pada Arya. Rasanya akan buang-buang waktu memaksa Arya untuk mengungkapkan isi hatinya. "It's okay. I understand. Aku senang bisa langsung ketemu kamu hari ini. Kamu pulang ke rumah."

Arya memindahkan posisi agar bisa merangkul Alinda dengan nyaman. "Kamu nginap di mana kemarin?"

Alinda diam sebentar sebelum akhirnya menjawab, "Di hotel."

"Kamu enggak pulang ke rumah, ya?" Arya bertanya lagi.

Alinda menggeleng lalu mengubah posisinya untuk menghadap Arya. Dia menatap sang suami lekat yang juga sedang menatapnya. "Ar, aku... mau tanya sesuatu."

Stay Close ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang