Keping 11

4.1K 405 7
                                    

Alinda tertawa saat Arya memeluk dari belakang sambil menggigit daun telinga dan mencium lehernya yang jenjang. Hal yang belakangan selalu Arya lakukan ketika bangun pagi. Selalu. Dia pasti selalu menahan Alinda sebentar untuk memeluknya.

"Ar, geli," protes Alinda sambil tertawa kecil, tapi tangannya juga ada di atas tangan Arya di tubuhnya.

Arya mencium bahu Alinda lagi lama untuk yang terakhir kali sebelum melepaskannya. "Aku suka wangi kamu. Bangun tidur aja masih wangi."

"Mau pakai minyak wangiku?"

Arya menggeleng kemudian bangkit dari atas ranjang masih bertelanjang dada. Alinda menatap tubuh sang suami dengan lekat. Ia menyukainya.

"Ar, kamu kuat nggak gendong aku?" Alinda bertanya lagi sebelum Arya benar-benar pergi ke kamar mandi.

"Kamu mau digendong? Nggak, Lin. Pinggangku nanti sakit lagi."

"Ar, aku kan nggak berat!"

"Nggak berat tapi kalau lama ya sakit juga, Lin. Ayo mandi."

"Barengan?"

Arya mengangguk.

"Gendong." Alinda sengaja merajuk. Di pikirannya, Arya akan segera menuruti keinginannya. Namun, kenyataannya Arya malah pergi meninggalkannya begitu saja menuju kamar mandi. Akhirnya Alinda bangun dan mengejar Arya. Kesal tapi ia tak menolak untuk mandi bersama.

Arya tersenyum pada Alinda dan menciumnya. Arya tersenyum hanya padanya, hanya untuknya, saat mereka berdua. Alinda tentu saja bahagia dan hampir melompat ke arah Arya. Sayangnya, Arya menyuruhnya untuk tidak membuat dirinya harus menggendong Alinda.

"Aku sudah bilang Mbak Olan nggak perlu masak hari ini. Makan di luar ya, Ar? Aku pengin jalan-jalan. Seminggu aku kerja, nggak ke mana-mana. Aku butuh hiburan." Alinda mengenakan pakaiannya dengan santai di depan Arya. Pria itu sendiri sudah lengkap berpakaian.

"Kamu mau ke mana?"

"Ke mana aja deh, terserah kamu tapi pokoknya jalan-jalan."

"Aku telepon orang kantor sebentar. Habis itu kita pergi."

Alinda berseru riang. Ia pikir, kehidupan pernikahannya dengan Arya mungkin sudah agak menghangat. Meskipun Arya masih sama dengan Arya yang biasanya, tapi versi ini lebih baik sedikit.

Keduanya makan siang di sebuah restoran mewah kemudian pulang mampir ke mal. Alinda dan shopping. Arya sudah membawa beberapa tentengan belanjaan Alinda dan terus mengikuti istrinya tanpa protes. Ia malah menyuruh Alinda terus belanja apa pun kesukaannya, tapi Alinda menolak untuk menghabiskan uang Arya. Sudah cukup banyak ia berbelanja.

"Ar, ini bagus? Kamu suka nggak?" Alinda bertanya sambil menunjukkan set lingerie pada Arya. Keduanya tampak santai saja berada di tengah-tengah toko pakaian dalam wanita.

"Yang sebelumnya lebih bagus, Lin," jawab Arya santai.

Alinda mengangguk setuju, lalu mengambil barang yang sebelumnya ia tunjukkan pada Arya. "Ini, ya? Tapi sopan banget ini, Ar. Terlalu biasa."

"Warnanya bagus di kulit kamu. Nggak usah yang ribetlah, Lin."

"Aku mau yang tadi, tapi warnanya yang ini. Gimana?"

Arya hanya mengangguk.

Setelah itu, mereka pindah lagi ke toko pakaian lain. Alinda terpana sebentar ketika melihat pakaian yang dipajang di display. Arya langsung bertanya kenapa Alinda berhenti. Ketika menunjukkannya pada Arya, pria itu langsung menyuruh Alinda untuk membelinya saja. Namun, Alinda menolak. "Itu nggak cocok untukku."

Stay Close ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang