Keping 6

4.7K 515 3
                                    

Arya keluar dari kamar mandi lalu menutup pintu di belakangnya. Ia mengembuskan napas panjang lega berhasil lolos dari peristiwa awkward. Ia sudah sering melihat tubuh Alinda yang mengenakan lingerie tipis, tapi belum pernah melihatnya benar-benar polos tanpa sehelai benang menempel di tubuh wanita itu. Ia ingin mengajak bicara Alinda, tapi benar-benar lupa kemungkinan Alinda akan naked. Arya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuannya sendiri. Akhirnya ia memutuskan untuk menunggu Alinda sambil duduk dan bersidekap tangan di pinggir ranjang. Tidak lama kemudian, Alinda keluar dengan wajah polos dan rambut basah. Wanita itu terlihat lebih segar.

Alinda melirik Arya sekilas dari ekor mata lalu berjalan menuju meja rias untuk melakukan ritual malam. Mereka tidak ada yang bicara. Alinda fokus memoles krim malam ke wajah, dan Arya fokus memperhatikan Alinda. Merasa sedang diperhatikan, akhirnya Alinda menegur Arya, "Sana mandi. Kamar mandinya sudah kosong."

Ada yang ingin Arya bicarakan dengan Alinda karena perdebatannya tadi di mobil belum selesai. Ia benar-benar tidak tahu kalau dirinya pernah menyebut nama Sayaka saat memeluk Alinda tidak sadar. Ia tahu bahwa dirinya salah dan sangat wajar jika Alinda marah. Namun, ia juga berhak marah karen Alinda masih berhubungan dengan Nadi. Mereka sudah sepakat bahwa Alinda tidak akan berhubungan lagi dengan Nadi, tapi wanita itu ingkar. Arya memang sedikit kesal karena hal itu. Ditambah lagi perilaku Alinda yang sengaja meminta izin untuk kembali kepada Nadi. Itu semakin membuatnya kesal. Ia ingin bicara dengan Alinda tapi malah mengikuti perintah wanita itu. Arya berdiri dengan otomatis lalu menuju kamar mandi. Setelah selesai membersihkan diri, ia keluar dari kamar mandi dan melihat Alinda sudah bergelung di balik selimut sedang memainkan ponsel. Akhirnya, ia ikut merebahkan diri di samping Alinda.

"Mas Eda titip salam," ucap Alinda tiba-tiba menyebutkan kakak pertamanya. Ia sudah terdengar agak kalem tidak seperti di mobil tadi.

"Ya, salamin balik," balas Arya. "Tadi nggak datang, ya?"

Alinda menggeleng, lalu mengembuskan napas panjang. "Nggak, lagi di Singapur. Keluargaku nggak ada yang datang."

"Saya datang," kata Arya.

Alinda terdiam sesaat, kemudian ia meletakkan ponsel di nakas dan mematikan lampu kecil di sana. Alinda sudah bersiap untuk tidur dan memunggungi Arya.

Arya masih diam dan menatap punggung Alinda. Setelah berpikir ini itu, Arya tiba-tiba maju dan memeluk Alinda dari belakang membuat wanita itu mendadak kaku. "Maafkan saya, Lin."

Pelan-pelan, Arya membalikkan tubuh Alinda. Wanita itu menatapnya dengan bingung tapi tidak menolak atau meronta. Ia kemudian mengangkat wajah Alinda dan mendekatkan bibir mereka berdua. Dalam hitungan detik, bibir keduanya menempel begitu saja. Arya hanya diam, begitu juga dengan Alinda.

"Kamu ngapain?" tanya Alinda pelan begitu Arya menjauhkan dirinya. Ia masih terlihat bingung karena tindakan Arya padanya.

"Coba lagi, Lin," ucap Arya seraya mendekatkan bibirnya lagi dengan milik Alinda. Kali ini, bibirnya bergerak untuk mencium Alinda dengan benar. Alinda yang tadinya hanya diam kemudian bergerak membalas ciuman Arya dan keduanya berpagut untuk beberapa saat.

Alinda mengatur napasnya yang tidak beraturan sesaat setelah ciumannya berakhir dengan Arya. Ciumannya dengan Arya hanyalah ciuman dalam tempo pelan dan lambat, tapi ia tetap kehabisan napas dan mulai merasakan gairahnya naik. Alinda suka ciuman pelan dan tidak terburu-buru. Perlahan, lambat-lambat, dirinya akan terangsang. Alinda menatap Arya yang tampak tenang meskipun matanya sudah terlihat gelap. Ia tidak tahu apakah pria di depannya ini menginginkannya atau tidak, tapi Alinda tetap maju dan mencium Arya duluan. Pria itu menyambutnya dengan suka cita dan terus menarik tubuhnya agar terus merapat. It isn't love, it's just lust.

Arya menarikan tangannya ke tubuh Alinda dan bergerak sendiri mengelus paha mulus sang istri. Ia tidak tahu apa yang terjadi, tapi saat ini ia menginginkan Alinda. Tangannya tanpa terasa terus bergerak naik ke atas. Ia kemudian membaringkan tubuh Alinda dan berpindah untuk menindihnya. Arya menciumi Alinda tanpa henti dan wanita itu terus membalasnya. Tangannya bergerak sendiri untuk mulai menyentuh Alinda. Alinda terlihat terkejut, tapi wanita itu tidak menolak. Arya sudah tidak bisa mundur lagi. Ia dan Alinda akhirnya bersatu. Wanita itu mendesah dan melenguh saat Arya mulai bergerak untuk memberikan kenikmatan pada keduanya. Alinda terlihat menahan suaranya dengan menggigit bibir dan Arya langsung menciumnya lagi.

Alinda menahan suaranya agar tidak keluar dengan keras atau malah menyebutkan apa pun racauannya. Namun, desahan demi desahan tetap saja keluar dari bibirnya. Ia tidak tahu apa yang terjadi sampai bisa berakhir bercinta dengan Arya.

Alinda memejamkan mata sesaat setelah keduanya selesai. Ia berdoa dalam hati agar tidak ada jabang bayi yang terbentuk dalam kegiatan mereka ini. Ia memang menginginkan anak, tapi ia tidak ingin seperti ini di mana percintaan mereka hanya berlandaskan nafsu. Alinda membuka matanya lalu menoleh ke arah Arya yang berbaring di sampingnya. "Kita tadi ngapain?"

Arya ikut menoleh sekilas lalu menatap Alinda. Tangannya terjulur untuk menyampirkan anak rambut Alinda yang jatuh menutupi wajah.

Alinda bertanya, "Kenapa?"

"Apanya?"

"Kenapa kita berhubungan seks?" Alinda bertanya lagi sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

Arya diam sesaat lalu menjawab, "Karena kita suami istri, karena kamu juga nggak menolak."

"Kenapa aku nggak menolak?" Alinda menatap Arya bingung. Bahkan, ini benar-benar pertama kalinya mereka berciuman selama tujuh bulan menikah. "Ar, kamu sadar kan tadi kamu ngapain?"

"Sadar, Lin," jawab Arya. "Kamu menyesal, ya?"

Alinda langsung menggeleng. "No, that's not what I mean. I just ... why? Kamu nafsu sama aku?"

Arya tidak menjawab pertanyaan Alinda dan hanya terus menatapnya.

"Ar, kamu tahu kan hubungan kita nggak akan langsung baik-baik aja hanya karena kita berhubungan seks?" Alinda menghela napas panjang lalu kembali mengusap wajah lagi.

Arya mengangguk. "Aku akan coba sama kamu, Lin. Jangan kembali sama Nadi, ya?"

"Kamu sudah dengar sendiri kalau Nadi nggak mau sama aku, Ar. Harusnya aku yang tanya, kamu mau kembali sama Sayaka?"

Arya menggeleng tegas lalu menjawab, "Nggak, Alinda."

***

Stay Close ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang