Keping 15

3.6K 405 9
                                    

"Happy amat, Mbak. Mentang-mentang habis ulang tahun," goda Jane seraya memberikan laporan penjualan bulan lalu. Ia lalu menjelaskan isi laporan sebelum Alinda merespon ledekannya.

Alinda manggut-manggut mendengarkan penjelasan Jane dan membaca laporan itu dengan cepat. Ia tak terlalu mengerti, semua ia percayakan pada Jane. Setelah Jane selesai menjelaskan, Alinda menutup laporan itu lalu menyerahkannya lagi pada karyawannya. "Jen, aku sama Arya mau honeymoon lagi minggu depan. Seminggu. Nanti semua kerjaan lanjut aja kayak biasa, tapi kalau butuh aku, on hold dulu ya."

"Rajin amat honeymoon lagi, tapi nggak apa-apa, nikmatin aja, Mbak. Mumpung Mas Arya masih semangat berjiwa muda." Jane menggoda bosnya lagi.

"Mas Arya masih muda tahu!" seru Alinda membela Arya. Umur Arya belum 40 tahun, jadi hitungannya masih muda. Namun, bagi Jane yang masih berusia 20an jadi terkesan tua.

Jane terkekeh-kekeh lalu mengucapkan maaf. "Ke mana, Mbak? Eropa? Eh, tapi terlalu singkat sih."

"Nggak tahu, surprise. Aku serahkan sama Arya terserah dia mau bawa aku ke mana," sahut Alinda.

Jane langsung tersenyum dan menatap iri Alinda. "Lucu banget sih, romantis juga ya Mas Arya. Cari yang kayak Mas Arya di mana, ya?"

Alinda tertawa lalu menggelengkan kepalanya. Orang bisa menilai bahwa Arya romantis, kenyataannya tidak demikian. Arya masih Arya. Namun, orang hanya mengenal Arya yang tanpa cela.

"Hadiah ulang tahun dari Mas Arya apa, Mbak?" Jane masih saja kepo.

Alinda kemudian menunjukkan kalung yang sedang ia kenakan. "Cantik, nggak?"

Jane tersenyum lalu maju untuk melihat kalung Alinda dari dekat. Dia langsung menggoda Alinda serta memuji selera Arya. "Makin pengin deh cari yang kayak Mas Arya!"

Lagi-lagi Alinda hanya membalas seruan Jane dengan tawa.

***

"Iya, Bu, aku mau pergi sama Mas Arya. Ibu mau oleh-oleh apa?" tanya Alinda seraya masuk ke mobil. Arya sudah duduk lebih dulu di dalam dan sedang bermain dengan ponselnya. "Cucu? Hahahaha Ya nggak janji ya, Bu. Yang gampang aja deh, nanti aku cari. Aku juga nggak tahu ini mau ke mana Mas Arya nggak bilang."

"Ibu, ya?" Arya tiba-tiba bertanya pada Alinda.

Alinda mengangguk pada Arya, tapi tetap bicara di telepon dengan ibu mertua. Iya, Ibu mau ngomong sama Mas Arya? Oh, ya sudah. Nanti aku kabarin kalau sudah sampai. Makasih, Bu."

Alinda menutup teleponnya kemudian mulai bersandar di kursi. Ia menoleh ke arah Arya yang dengan tenang menggulir ponsel pintar lalu pria itu meminta supir untuk mulai jalan. "Arya, aku tidur, ya? Nggak apa-apa, kan?"

Arya mengangguk. "Ya, tidur aja dulu. Nanti kalau sudah sampai aku bangunin."

Alinda langsung menutup matanya. Semalaman ia menyelesaikan pekerjaan yang harus ia review, ia juga harus membuat rencana agar kepergiannya seminggu tidak menghambat usahanya. Arya membangunkannya saat mereka sudah sampai di Bandara. Alinda agak bingung ke mana Arya akan membawanya, tapi kemungkinan hanya di Indonesia karena pria itu tidak meminta Alinda menyiapkan passport. Alinda baru tahu tujuan mereka saat memeriksa tiket yang dipegang Arya. Alinda tersenyum. "Bajo? Really?"

Arya mengangguk.

"Glad I bring my sunblock and bikini!" Alinda berseru senang dan bersemangat. Ia refleks menggandeng lengan Arya. "Sail komodo, ya? Ke Wae Rebo juga?"

Arya mengangguk lagi.

Alinda tersenyum. "This way much better than our honeymoon months ago. Nggak masalah juga kalau nggak keluar Indonesia."

Stay Close ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang