BAB 24

59 13 2
                                    

Sebalik dari taman tadi, Keylin langsung menceritakan semuanya kepada Arkan dan juga Fira. Dimulai dari Rezvan yang tiba-tiba datang, hingga Dito menelpon serta permintaannya kepada Rezvan agar laki-laki itu mau berbaikan dan melupakan masalah yang terjadi diantara mereka.

Kini, Keylin dan juga Arkan sudah siap dengan baju hitamnya. Arkan dengan hodie hitam, begitu juga dengan Keylin yang menggunakan gamis berbahan dasar jeans, pashmina dan juga sepatu boot hitam. Tak lupa ia juga menenteng masker di tangannya.

Mereka berdua memasuki mobil dengan posisi Arkan sebagai pengemudi. Mobil mereka memecah padatnya perjalanan ibu kota.

Tak berselang lama, mobil tersebut memasuki area yang cukup sepi. Mirip sekali dengan hutan. Di depan sana, terdapat bangunan besar menjulang tinggi dengan lambang bintang bertuliskan persenjataan.

Mereka berdua berdiri di depan bangunan itu, kemudian Keduanya menempelkan telapak tangannya pada daun pintu. Secara otomatis pintu terbuka, menampilkan ruangan yang minim cahaya.

Dari luar terlihat begitu sepi dan menyeramkan, namun sesampai didalam banyak sekali penjaga berbadan kekar berwajah sangar. Mereka semua membungkuk hormat, sedangkan Arkan membalasnya dengan anggukan. Berbeda dengan Keylin yang tersenyum dibalik masker, terlihat dari matanya yang menyipit.

"Assalamualaikum. Apa Queen sama Bang hacker butuh bantuan?" tawar seorang pria yang datang menghampiri mereka dengan wajah songong andalannya.

Arkan menatapnya tajam. Laki-itu memang tidak pernah berubah, tubuhnya saja yang berubah. Tapi kelakuannya masih seperti anak kecil, masih sangat jahil.

"Sorry mas bro!" Ia tersenyum pepsodent.

"Waalaikumussalam. Dimana Fira?"

"Fira udah nunggu di ruangan," jawabnya lagi.

"Oke. Kalau gitu kita pergi, assalamualaikum," ucap Keylin sembari menarik tangan Arkan menuju lantai dua.

Kini, ketiga manusia itu sudah berada di ruangan yang dipenuhi berbagai senjata. Mulai dari pisau tajam, belati, samurai, senjata api, senapan, pistol, panahan dan masih banyak lagi.

"Dimana senjataku?" tanya Keylin sembari melihat-lihat sekitar.

"Ini." Seorang perempuan menyerahkan benda berukuran sangat kecil kepada Keylin.

"Key, itu senjata atau korek api? kecil banget?" tanya Fira sambil melihat-lihat benda yang mirip korek api.

Keylin tersenyum simpul dari balik maskernya. "Mau gue tunjukin fungsinya buat apa?"
Fira mengangguk. Keylin mulai menekan tombol pada bagian kanan benda tersebut, ukurannya berubah otomatis menjadi lebih besar, namun hanya sebatas genggaman.

"Jarum listrik?" Fira tercengang.

Setelah itu Keylin kembali menekan tombol tersebut hingga benda itu kembali pada posisi awal.

"Tombol kecil bagian kiri ini buat apa?" tanya Fira lagi sambil menunjuk tombol benda itu.

"Pisau," sahut Arkan.

Fira membulatkan matanya tak percaya. Benda sekecil ini ternyata memiliki kemampuan yang tak terduga, ia kagum.

"Ini buat Lo," Arkan menyerahkan sebuah pistol kepada Fira.

"Serius?"

"Hmm. Itu abang yang bawa dari jerman, dia sendiri yang buat."

"Permisi. Maaf mengganggu," ujar seorang perempuan tanpa masker setengah wajah.

"Ada apa?"

"Saya sebagai perwakilan dari anggota K'Star ingin bertanya terkait keberadaan K'Star yang masih disembunyikan. Apa alasannya?" tanya perempuan itu.

REZVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang