1 - Kapan?

12.1K 751 17
                                    

Sasuke x Sakura x Sarada
Naruto © Masashi Kishimoto
Story © lillyze-be

——— [𝚂𝙰𝚁𝙰𝙳𝙰 𝙶𝚘𝚎𝚜 𝚃𝚘 𝚃𝚑𝚎 𝙿𝙰𝚂𝚃] ———

——— [𝚂𝙰𝚁𝙰𝙳𝙰 𝙶𝚘𝚎𝚜 𝚃𝚘 𝚃𝚑𝚎 𝙿𝙰𝚂𝚃] ———

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terduduk di ayunan dan mengayunkannya perlahan. Onyx-nya tak lepas dari seorang bocah kuning berkumis kucing yang tengah bertengkar hebat dengan anak murid lain. Hanya karena masalah lemparan shuriken.

Menurutnya bocah kuning bernama Uzumaki Boruto itu aneh. Konyol malah. Tapi ia iri dengan bocah itu walau memang kemampuannya tak seberapa dengannya.

"Onii-chan!"

Gadis kecil ini menoleh. Inilah yang ia irikan dari Boruto. Tiap waktu pulang selalu dijemput oleh ayah, ibu atau adik bila memang ada waktu senggang.

Ayah Boruto merupakan jinchuriki dari kyuubi. Gadis itu mengagumi ayah Boruto yang merupakan calon hokage ketujuh. Bahkan dirinya menanamkan cita-cita menjadi hokage.

Ibu dari Boruto adalah anak sulung keluarga inti Hyuuga. Seharusnya bisa menjadi kepala keluarga Hyuuga. Namun, ibu Boruto-Hinata memilih mengubah marganya.

"Hima, hati-hati. Kau bisa jatuh nanti," peringat Boruto menahan tubuh sanh adik.

Himawari tersenyum manis tanpan dosa. Justru Hinawari menjulurkan paperbag untuk sang kakak.

"Untukku?" Himawari mengangguk.

Boruto membuka isi paperbag tersebut. Tersenyum melihat apa yang diberikan Himawari. Isinya berupa beberapa shuriken, kunai, dan senjata lainnya.

"Arigatou na, Himawari." Boruto mengacak puncuk rambut adiknya gemas.

Hinawari mengangguk girang, ternyata kakaknya menyukai pemberiannya. Tidak sesuai apa yang ia duga sebelumnya.

"Bolt, Hima, mari pulang," ajak Hinata. Menggandeng tangan putrinya agar tak lepas dari pengawasan. "Ayah kalian akan pulang dari misinya malam ini."

"Benarkah, Ibu?" tanya Himawari antusias. Matanya berbinar tak sabar. Memeluk, memberi kecupan di wajah sang ayah, Hinawari selalu melakukannya. Sebagai perasaan lepas rindu.

"Akhirnya dia pulang." Boruto berjalan mendahului ibu dan adiknya santai. Yah, walau sebenarnya ia senang dengan kepulangan sang ayah.

Keluarga kecil itu pergi meninggalkan akademi. Tanpa sadar gadis bersurai hitam itu mendengar dan melihat semua.

Wajahnya murung. Tak dapat merasakan apa yang Boruto rasakan.

Sejak lahir, ia tau betul tidak pernah bertemu sang ayah. Ayahnya hanya bisa ia lihat sebagai pigur foto. Ketika ia menangis pun foto itu tak berguna. Tangan ayahnya tak akan bisa menggapai wajah dan menghapus air mata.

SARADA Goes To THE PASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang