Setelah puas menangis, dan menceritakan semua beban yang dialaminya pada Vedelila. Nathaniel kembali menyebalkan seperti semula.
Entah bagaimana laki-laki itu bisa secepat itu merubah suasana hatinya. Padahal Vedelila tahu, di dalam diri Nathaniel penuh luka yang menganga. Sampai kapan Nathaniel bisa menahan semua luka itu?
Vedelila menjadi benci pada sosok raja yang tidak bertanggungjawab itu. Suka sekali berbuat, tapi susah sekali bertanggungjawab. Benar-benar laki-laki bajingan. Dikata perempuan mainan apa, yang bisa dibuang jika sudah rusak?
"Cuci muka sana! Wajahmu mencemari mataku," ketus Nathaniel yang selesai membersihkan tubuhnya.
Gadis itu mengangguk gontai, tubuhnya terasa lemas karena menangis terlalu lama. Matanya begitu sembab dan susah sekali untuk terbuka. Kepalanya pun turut pusing bukan main peningnya.
Ia tidak perlu heran dengan tingkah Nathaniel yang keterlaluan. Walaupun Nathaniel telah mengungkapkan perasaannya, laki-laki itu tidak akan berubah menjadi pria yang bucin terhadap orang yang disukainya.
"Tunggu sebentar," tahan Nathaniel.
Vedelila menatap laki-laki itu sayu.
"T—erima kasih," lanjut Nathaniel gugup.
Memahami itu Vedelila tersenyum tipis, "Tidak perlu berterima kasih. Anggap saja ini adalah balasanku untuk semua kebaikan yang kamu lakukan untukku."
Ternyata Vedelila bisa berguna juga, ya. Rasanya beban yang ditanggungnya hilang sedikit demi sedikit. Ia jadi bersyukur memiliki teman seperti Vedelila. Yang mampu memahaminya. Tanpa sadar ia pun ikut tersenyum. Tidak ada salahnya jika ia menyukai gadis itu.
"Aku senang melihat senyummu, Nath," ujar Vedelila lembut. "Pertahankan itu, ya."
Sebelum sempat membalas, Vedelila sudah melipir begitu saja meninggalkannya.
Tanpa ia sadari, pengakuan manis Vedelila membuat hatinya berbunga-bunga.
[••]
"Sekarang kita akan melarikan ke mana?" tanya Vedelila saat keduanya berjalan meninggalkan penginapan.
"Aku tidak akan melarikan lagi."
"Maksudmu apa?"
"Aku akan mencoba bertahan dan bertarung secara terang-terangan. Tidak ada gunanya terus melarikan diri seperti pengecut. Sudah saatnya untukku menunjukkan diri dan membalas semua perlakuan mereka padaku," ujar Nathaniel mantap sambil melangkahkan kakinya.
Sama sekali tidak ada keraguan di kedua matanya. Nathaniel tidak bisa membiarkan mereka terus-terusan menghinanya dan juga ibunya. Ia juga tak ingin terus-menerus lari dari kejaran pembunuh bayaran yang khusus raja sialan itu kirim untuknya. Ia harus lebih berani dan memperjuangkan apa yang menjadi haknya.
Demi ibunya dan demi dirinya.
"Jangan bilang ... kau mau melakukan perlawanan terhadap keluargamu sendiri?"
Nathaniel meliriknya, "Benar. Aku akan melawan mereka. Salah. Karena mereka bukan keluargaku. Mereka adalah sekelompok penjahat yang telah menghancurkan hidupku." Laki-laki itu mengepalkan tangannya kuat-kuat. Emosi merasuk ke dalam dirinya, bahkan sampai ke tulang-tulangnya.
Vedelila speechless mendengar penjelasan Nathaniel. Bukannya ia menentang keputusan laki-laki itu, tapi rasanya perlawanan Nathaniel tidak akan berubah manis jika hanya seorang diri saja. Laki-laki itu akan terluka pada akhirnya mengingat bagaimana kuatnya pertahanan yang dimiliki Kerajaan Rendzania. Mereka pasti tidak akan tinggal diam melihat Nathaniel yang seorang diri melawan. Apalagi Lucas Sialan. Pasti laki-laki jahanam itu tidak akan membiarkan Nathaniel begitu saja.
"Nath," panggilnya pelan. Menahan Nathaniel yang hendak meninggalkannya. Vedelila menatap dalam kedua mata biru itu, "apa kau tidak apa-apa melakukan perlawanan seorang diri? Aku takut kau akan terluka nanti."
Laki-laki tersenyum tipis sambil mengusap rambut Vedelila, "Tidak usah khawatir. Aku sudah memiliki rencana untuk melawan mereka."
"Bagaimana caranya?"
"Nanti kau akan tahu. Yang jelas, tolong dukunglah aku. Dukunganmu sangat berarti untukku."
Bagaimanapun keputusan Nathaniel pada akhirnya. Vedelila akan selalu mendukung pria itu. Ia akan berusaha membantu dengan kemampuan yang dimilikinya. Ia ingin Nathaniel bahagia dan hidup bebas seperti yang diinginkannya.
Gadis itu tersenyum lebar, "Tentu. Aku akan selalu mendukungmu. Namun, berjanjilah untuk tidak melewati batasan."
"Batasan?"
"Iya," sahut Vedelila semangat. "Aku tidak bisa membuatmu berjanji untuk tidak terluka. Karena setiap ada perlawanan pasti ada luka. Aku juga tidak bisa membuatmu berjanji untuk tidak membahayakan nyawamu. Karena tujuan perlawanan itu adalah berjuang sampai mengorbankan nyawa demi kemenanganmu. Karena itu aku membuatmu berjanji untuk tidak melewati batasan yang ada. Dengan itu, aku harap kau akan lebih berhati-hati dan menyayangi dirimu."
Hati Nathaniel menghangat mendengar penuturan manis dari bibir Vedelila. Walaupun manja, menyebalkan, dan kekanakan. Gadis itu memiliki pemikiran yang terbuka. "Baiklah. Aku akan berjanji untuk itu."
Keduanya saling memberikan senyuman tulus. Mencoba memberikan kebahagiaan dan semangat dari senyum itu.
Srek!
Ada suara mencurigakan dari balik semak-semak. Nathaniel langsung siaga melindungi Vedelila sembari mengamati sekelilingnya.
Seekor kelinci tiba-tiba meloncat keluar dari semak-semak. Pria itu menghela napas lega. Ia pikir itu adalah pembunuh bayaran yang dikirim oleh raja.
"Ada apa, Nath?" tanya Vedelila bingung saat Nathaniel tiba-tiba memeluknya.
"Tidak ada apa-apa. Ayo kita pergi," jawabnya sambil menggenggam tangan Vedelila.
Vedelila mengangguk begitu saja, ia mengikuti langkah Nathaniel. Ke mana pun Nathaniel membawanya, ia tidak apa-apa. Asalkan bersama Nathaniel, hidupnya menjadi lebih bahagia.
Saat iseng-iseng menoleh ke belakang. Vedelila melihat sesosok pria bertopeng dari kejauhan. Pria itu tampak menggunakan busur panah. Arah anak panah itu tertuju tepat pada Nathaniel yang saat ini berdiri di sampingnya.
Sebelum ia sempat berpikir anak panah itu sudah melesat menuju Nathaniel.
"NATHANIEL!!!"
"Akkhh!!"
"DEL?!!"
•••
Selamat siang semuanya!!!
Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga tetap sehat selalu ya❤️
Mohon maaf aku baru update lagi setelah sekian lama. Semoga chapter ini cukup menghibur kalian. Untuk chapter selanjutnya akan aku publish secepat mungkin.
Sekian,
Tetap di rumah dan ikuti protokol kesehatan, ya. Agar kita terhindar dari virus korona yang membahayakan ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Became Princess In The Past
Viễn tưởng[15+] Ini mengerikan, benar-benar mengerikan! Bagaimana bisa aku tiada dan kembali hidup lagi di tubuh seseorang yang tidak aku kenal sebelumnya? Parahnya, nama orang itu mirip dengan namaku di kehidupan sebelumnya. Benar-benar kebetulan yang lua...