Melarikan diri dari istana ternyata tak seenak apa yang aku bayangkan. Rasanya begitu melelahkan saat kaki berjalan begitu jauh, dengan bersembunyi-bunyi pula. Lengkap sudah rasa lelah yang aku rasakan.
Sementara itu, saat kabur aku tidak membawa apa pun kecuali jubah yang aku gunakan saat ini. Aku tidak membawa sepeser pun uang, dikarenakan aku tak mempunyainya untuk saat ini.
Aku saja tidak tahu bagaimana bentuk uang di zaman ini, aku masih buta. Yah, walaupun memori dari Vedelila cukup membantuku, tetapi sayangnya semua memori yang ada di tubuh ini tidak dapat sepenuhnya aku akses sendiri.
Dengan perlahan aku mulai melangkahkan kakiku lagi, aku telah melewati perbatasan istana dengan kota sekitar satu jam yang lalu, dan sekarang. Entahlah, aku tak tahu sampai di mana kakiku melangkah.
Tidak ada yang bisa kumengerti saat ini, tidak ada petunjuk yang bisa aku pahami. Walaupun aku mengerti bahasa di sini, tetapi aku belum mengerti tentang tempat ini.
Sepertinya ini bukanlah Eropa di zaman dahulu seperti yang aku kira. Tempat ini jauh berbeda, nama kerajaannya saja aneh begitu. Orang-orangnya pun sama anehnya.
Sungguh aku tak menipu. Orang-orang di sini memiliki rambut dan warna mata yang aneh sekali. Tidak seperti manusia pada kehidupan sebelumnya yang pernah aku singgahi.
Aku merasa seperti ditarik ke dalam novel ataupun komik bertemakan kerajaan di masa lalu seperti yang pernah aku baca, tetapi akhir-akhir ini aku tidak membaca komik apa pun yang berhubungan dengan semua ini.
Ini sungguh membingungkan dan begitu janggal.
Memang apa spesialnya diriku ini? Di kehidupan sebelumnya aku hanya seorang wanita karier yang ditelantarkan oleh ayahnya. Bahkan ayahku melepas tanggungjawabnya begitu saja setelah menjodohkanku dengan anak kenalannya.
Padahal selama ini aku membiayai kehidupan ayahku tanpa pamrih, aku selalu menurut padanya bahkan sampai mengorbankan kebahagiaanku sendiri. Tapi, dengan teganya dia menjodohkanku dengan pria yang tidak aku sukai. Yah, walaupun lama-lama aku suka padanya, tetapi tetap saja! Pria itu mencampakkan diriku setelah berhasil mendapatkan semua uang hasil kerja kerasku.
Dia bukan pria yang pantas untukku. Tidak seharusnya aku terjatuh ke dalam pesonanya!
Hah! Lagi-lagi kenapa aku memikirkannya? Lebih baik aku menata ulang hidupku di dunia ini saja. Sekarang aku sudah terlepas dari istana, dan semoga pernikahanku batal terlaksana. Aku tidak peduli dengan gelar putriku, yang terpenting aku bisa mendapatkan kebahagiaanku.
"Hey, Nona berjubah! Sedang apa kau termenung di sana?"
Kedua bola mataku melotot, sontak aku berbalik ke arah sumber suara. Di sana terdapat seorang pria berpakaian super kumuh, wajah pun tidak dapat dikatakan tampan, melainkan mengerikan.
Ada bekas sayatan di dahi hingga tulang hidungnya. Rahangnya terbalut dengan jambang yang begitu tebal, matanya berwarna semerah darah. Giginya berwarna kekuningan saat dia menyeringai kepadaku.
Aku hampir lupa, saat ini adalah tengah malam dan aku juga menyebrangi pemukiman kumuh demi menjaga identitasku.
"Hey, apa kau melamunkan diriku, Nona?"
Aku mendecih saat mendengar pernyataan penuh percaya dirinya itu. Namun, saat dia semakin mendekat kepadaku aku menjerit kencang lantas berlari menjauhi orang gila itu.
Dadaku berdebar tak karuan, baru pertama kali ini aku merasa setakut ini. Baru pertama kali ini pula aku dikejar orang gila.
Akhh! Lengkap sudah penderitaanku di dunia ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Became Princess In The Past
Fantasia[15+] Ini mengerikan, benar-benar mengerikan! Bagaimana bisa aku tiada dan kembali hidup lagi di tubuh seseorang yang tidak aku kenal sebelumnya? Parahnya, nama orang itu mirip dengan namaku di kehidupan sebelumnya. Benar-benar kebetulan yang lua...