X. Percuma

345 56 15
                                    

Di sebuah halaman istana yang cukup luas, tampaklah sesosok pria bersurai putih yang begitu menawan dengan jubah kebesarannya.

Kedua bola matanya yang senada dengan warna langit di atas sana tampak menengadah. Kepalanya pun dipenuhi dengan berbagai macam hal yang akhir-akhir ini begitu menganggunya.

Salah satunya adalah ... hilangnya tunangannya, yang berprofesi ganda sebagai calon istrinya.

Sebenarnya, ia sudah menyangka jika hal ini akan terjadi. Karena saat terakhir kali mereka bertemu, tunangannya menolaknya dengan begitu gamblangnya. Walaupun pada akhirnya Lucas mengira itu semua tipuan semata untuk menarik perhatiannya. Ternyata itu semua salah besar, gadis itu memang benar-benar sudah tidak memiliki ketertarikan yang sama seperti sebelumnya.

Merepotkan sekali sebenarnya.

Padahal, menikah dengan gadis itu adalah salah satu batu loncatan besar untuk masa depannya nanti. Jika seandainya ia berhasil menikahi Vedelila, semua rencana dan juga impiannya akan terlaksana dengan begitu mudah—tanpa rintangan yang berarti.

Namun, ternyata tidak semudah apa yang dia bayangkan. Gadis itu ternyata memilih lari sebelum benar-benar terikat kuat dengannya.

Benar-benar merepotkan.

"Lucas."

Sapaan di balik tubuhnya membuat laki-laki menoleh dengan segera. Di belakangnya sana, sudah tampak seorang wanita yang luar biasa cantiknya.

Beliau adalah Ratu Rendzania yang tak lain adalah Ibunda Lucas sendiri. Ratu Rendzania memang masih begitu muda dan menawan. Berbeda sekali dengan Raja Rendzania yang dua kali lipat lebih tua dari sang ratu sendiri.

"Ada apa, Ibu?" tanya Lucas dengan nada datarnya.

Ibunya mendatanginya bukanlah kejadian yang langka. Sebagai seorang anak dan ibu, mereka dibilang begitu akur dan akrab satu sama lain.

"Temukan gadis itu."

Hanya tiga kata itu yang diucapkan oleh sang ibu. Tampaknya, hanya dengan tiga kata itu Lucas langsung mengerti.

"Bawa gadis itu dan jadikan dia istrimu. Jika tidak, rencana kita akan terancam."

[••]

Bajuku kotor, tubuhku dipenuhi goresan. Ini adalah adzhab seorang anak yang durhaka sepertinya. Yang kabur tanpa pamit pada kedua orang tuanya.

Sungguh menyedihkan sekali nasibku ini. Seharusnya sebagai seorang putri raja aku akan hidup bahagia di Istana bertemu dengan pangeran yang aku cinta.

Namun, sayangnya kisahku tak semanis Cinderella. Bahkan lebih pahit dari kisah Putri Disney manapun juga.

Setelah dibunuh oleh tunangan sendiri di kehidupan sebelumnya. Sekarang aku harus terjebak di lingkaran pertunangan menuju pernikahan dengan orang yang hampir sama dengan tunanganku sebelumnya.

Selain itu juga ... kabur dari istana dan berharap bertemu dengan seorang ksatria baik hati, ternyata tidak berpihak padaku. Aku malah bertemu dengan seorang pria misterius yang tampak begitu membenciku.

Lengkap sudah penderitaanku.

"Apa kau akan terus-menerus meratapi nasibmu dengan menyedihkan begitu?"

Baru saja aku gosipkan di dalam hati, pria itu cepat sekali menyahutnya. Dasar cenayang tak punya nurani!

"Memangnya selain itu apa yang bisa aku lakukan? Hidupku begitu menyedihkan, sehingga banyak sekali yang perlu aku ratapi," ketusku padanya. Siapa suruh menganggu seorang gadis yang sedang berada di mode ngambek ini.

Became Princess In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang