Oh my God! Kenapa dirinya bisa berada di gubuk reyot ini lagi? Jangan bilang ... Nathaniel diam-diam menculiknya? Wah, benar-benar laki-laki itu.
Vedelila memijat kepalanya yang pusing. Efek jitakan dengan kekuatan sihir bertahan lama benar-benar meresahkan saja. Gadis itu beringsut dari tempat tidurnya. Mencari Nathaniel yang tidak kelihatan wujudnya.
Tubuhnya masih dibalut dengan gaun pengantinnya. Menyadari hal itu, ia tidak bisa membayangkan bagaimana kacaunya suasana di istana sana. Karena calon pengantin wanita melarikan diri dari tempatnya.
Padahal dirinya seorang putri raja. Tidak sepatutnya berperilaku tidak pantas seperti ini. Mungkin ini adalah kali pertama ada seorang tuan putri yang melarikan diri dari pernikahannya. Bisa menjadi sejarah kelam, dan membuat nyawanya melayang.
Membayangkannya saja sudah membuat kepalanya bergidik ngeri. Semoga saja Lucas tak bisa menemukannya. Laki-laki itu bisa saja menebas kepalanya.
"Akhirnya kau bangun juga."
Pucuk dicinta ulam pun tiba.
"Nathaniel! Kenapa kau menculikku?!" murka Vedelila. "Apa kau tidak sayang nyawamu?!"
Nathaniel menghela napas dalam, "Kaulah yang memohon-mohon untuk diselamatkan. Karena aku laki-laki yang baik hati, dan tidak sombong. Aku pun menyelamatkanmu."
"Tidak asal menculik begitu dong!" Vedelila semakin murka. "Kau tahu sendiri bagaimana kejamnya Lucas dan ayahku. Aku tak bisa membayangkan bagaimana kematianku nanti."
"Salah sendiri. Siapa suruh tidak ingin menikah," balas Nathaniel santai. "Aku hanya menolongmu. Harusnya kau berterima kasih padaku. Bukannya membentakku."
"Nathaniel ...." Vedelila mengambil napas dalam, ia menarik kerah Nathaniel. "Kenapa kau bodoh sekali, sih? Dulu aku memang tidak ingin menikah, tapi sekarang berbeda. Aku tidak ingin orang lain mati karena keegoisanku. Karena itu aku memilih menikah dengannya. Harusnya kau sadar itu. Aku tidak ingin kehilanganmu!"
Nathaniel terdiam beberapa lama, "Kau ...?"
"Aku menikah dengannya itu demi kebebasanmu." Air mata Vedelila menetes. "Ayahku mengancam jika aku tidak menikah dengan Lucas hari ini juga beliau akan membunuhmu. Bagaimana aku tega melakukan itu?!"
"Tapi kenapa kau melakukan hal itu?! Aku tidak akan mati semudah itu."
"Memang. Kau tidak akan mati semudah itu, tapi apa kau mau jadi buronan seumur hidupmu walaupun dalam bentuk binatang? Tidak, 'kan?! Karena itu aku melakukan semua ini!"
Nathaniel membelakangi Vedelila. Pria itu berpikir beberapa saat, dan membiarkan tangisan Vedelila menjadi melodi di antara keheningan yang tercipta.
"Aku masih tidak paham, Del." Nathaniel kembali menoleh, "sebelum aku membuatmu pingsan kau pun masih berniat kabur. Kenapa sekarang jadi berubah pikiran?"
Vedelila terngiang-ngiang akan hal itu, "Itu karena aku murka dengan Lucas. Dia masa menjambak dan mencekikku! Sialan, bukan? Tapi aku tidak benar-benar ingin kabur. Karena tahu, itu semua tidak mungkin. Malah aku bertemu denganmu."
Mendengar bagaimana kasarnya sifat Lucas membuat dadanya mencelos. Ia benar-benar tidak bisa membiarkan Vedelila menikah dengan laki-laki itu. Sebelum menikah saja, Lucas sudah melakukan tindak kekerasan pada Vedelila. Bagaimana setelah menikah nanti?
"Nathaniel ... tolong pulangkan aku. Itu demi kita berdua." Keputusan terbaik menurut Vedelila adalah menikahi Lucas. Walaupun hatinya ngilu, ia tidak apa-apa. Yang terpenting Nathaniel masih bisa bernapas, dan berpetualang di dunia. "Aku mohon, Nath."
Entah mengapa, sulit sekali menyetujui permintaan Vedelila. Mereka tidak ada hubungan apa-apa. Ia pun tidak menaruh banyak kepedulian pada Vedelila. Tapi, kenapa hatinya tidak rela?
"Nathaniel, jawab aku!" Tangis Vedelila pecah. "Aku mohon ... pulangkan aku!"
"Tidak."
"Kenapa tidak?!" Vedelila berkerut kebingungan. Apa yang membuat Nathaniel seperti ini? Kenapa laki-laki itu tidak melepaskannya seperti sebelumnya?
"Entahlah. Aku pun tidak tahu."
Nathaniel melangkahkan kakinya. Vedelila menahan lengannya.
"Nathaniel. Jika kau memulangkanku, aku akan menjamin nyawamu. Karena itu, kumohon pulangkan aku. Lupakan aku, berbahagialah, dan hiduplah bebas. Aku janji tidak akan merepotkanmu lagi."
Kemarahan melingkupi Nathaniel. Kedua bola mata pria itu berkilat tajam, tangannya mengepal kuat. Menunjukkan urat-uratnya yang menonjol. Apalagi saat kedua matanya menangkap bagaimana Vedelila begitu putus asanya memohon padanya.
"Kau pikir aku bisa bahagia saat kau menikah dengannya?!"
Vedelila ternganga. Memangnya apa hubungannya?
"Apa kau masih tidak paham?!" bentak Nathaniel.
"Dari dulu aku memang tidak bisa memahamimu tahu!" Vedelila tak mau kalah. "Bukannya kau tidak menyukaiku dan tidak ingin mati sia-sia karenaku? Aku sudah memberimu peluang untuk bebas loh. Harusnya kau menerimanya dengan senang hati."
"ITU DULU!!!"
Nathaniel frustasi. Sikap Vedelila benar-benar mengujinya. Di mana Vedelila yang dulu yang merengek-rengek padanya dan berkata menyukainya? Dan sekarang, gadis itu malah tak memedulikan semua itu.
Bentakan Nathaniel membuat dadanya sesak. Tidak bisakah Nathaniel tidak memberikan harapan semu padanya? Ia hanya tak ingin berharap yang berujung memperdalam luka di hatinya.
"Apa bedanya dengan sekarang, Nathaniel? Toh, kau sama sekali tidak menyukaiku."
Apa yang dikatakannya benar adanya. Nathaniel tak menyukainya. Pria itu malah membencinya. Ia tak ingin Nathaniel terjebak dalam drama kehidupannya. Ia ingin Nathaniel bebas, dan menemukan kebahagiaannya. Ia pun tak ingin terjebak oleh harapan yang menjerat hatinya.
Apa dia salah melakukan itu semua?
"Apa bedanya?"
Pria di hadapannya itu malah tertawa. Vedelila semakin tak paham. Nathaniel dewanya membingungkan.
Nathaniel menekan bahunya. Menatap dalam-dalam kedua matanya. Vedelila terhanyut beberapa saat oleh bola mata begitu cerah dan menawan itu.
Dadanya berdebar tak karuan. Apalagi saat Nathaniel tersenyum lembut padanya. Senyum tulus pertama yang Nathaniel berikan untuknya.
Pria itu mengusap pipinya. Membuatnya tak tahan untuk memejamkan mata. Nathaniel menyeka air mata yang membekas di pipinya. Lantas ia merasakan kecupan lembut yang mendarat di kedua matanya.
Nathaniel menciumnya? Oh, astaga. Jantungnya....
"Sekarang aku menyukaimu. Karena itu ... jangan menikah dengannya. Tetaplah di sisiku untuk selama-lamanya."
Vedelila tak tahu harus bagaimana selain tertegun dengan rona di kedua pipinya, disertai jantungnya yang berdetak tak seirama.
•••
Yuhu! Selamat siang semuanya 🥰
Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga baik-baik saja, ya dan dilancarkan ibadahnya.
Gimana perasaan kalian baca part ini?
Semoga suka❤️❤️ dan sampai jumpa❤️❤️
Salam hangat, Annelysme 🥰
Jangan lupa vote dan commentnya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Became Princess In The Past
Fantasía[15+] Ini mengerikan, benar-benar mengerikan! Bagaimana bisa aku tiada dan kembali hidup lagi di tubuh seseorang yang tidak aku kenal sebelumnya? Parahnya, nama orang itu mirip dengan namaku di kehidupan sebelumnya. Benar-benar kebetulan yang lua...