XVIII. Bimbang

256 48 2
                                    

"Tarina. Ini tidak seperti yang kau pikirkan!"

Vedelila mencoba menjelaskan semuanya pada Tarina yang begitu terkejut. Bahkan kedua mata gadis itu berkaca-kaca.

Kalau tidak segera dijelaskan akan semakin runyam jadinya.

"Tuan Putri." Suara Tarina menjadi serak. Gadis di hadapannya itu terisak. "Saya dapat memahaminya, Tuan Putri. Begitu frustasinya Anda saat ini. Sampai-sampai Anda melakukan semua ini."

Lho. Kenapa Tarina malah berkata semacam itu?

"Tuan Putri adalah orang yang sangat baik. Karena begitu menyayanginya, Tuan Putri bahkan sampai menyembunyikannya di penjara bawah tanah agar Yang Mulia tidak memenggalnya." Tarina mengusap air matanya. "Saya tidak menyangka di balik sikap kejam Anda, Anda begitu penuh kasih sayang dan mengejutkan."

Vedelila dilanda kebingungan. Kenapa dirinya tak paham?

"Maksudmu apa?" tanyanya pada akhirnya.

"Maksud saya. Karena rasa sayang Anda yang begitu besar pada anak kucing itu. Anda bahkan sampai memeluknya dengan erat seperti ibu yang mendekap hangat anaknya."

Anak kucing? Di mana anak kucing? Bukannya Nathaniel yang ada di pelukannya?

"KYAAAA!!!" jerit Vedelila kesetanan.

Gadis itu melempar seekor anak kucing yang tiba-tiba nangkring di pelukannya.

Meongg!!

Anak kucing itu menjerit kencang. Tubuhnya menghantam ubin dengan keras. Rasanya ngilu, begitulah yang dirasakan anak kucing itu.

Vedelila kabur dari tempatnya. Walaupun dirinya sudah tahu anak kucing itu adalah Nathaniel dirinya masih tetap takut. Karena wujudnya adalah seorang anak kucing yang begitu ditakutinya sejak pertama kali hidup di dunia.

"Tuan Putri! Ada apa dengan Anda?!" tanya Tarina kencang. Menatap iba anak kucing yang tampak kesakitan.

"BUANG DIA, TARINA!! AKU TAK MAU MELIHATNYA LAGI!!!"

[••]

Brak!

"Akkh!!"

Tubuh Vedelila terhuyung ke belakang saat menabrak sesuatu yang begitu keras. Gadis itu menahan kekesalannya dalam hati. Siapa yang berani-beraninya menghalangi langkanya?

"Hey, kau! Tidak sopan berdiri di ha—"

"Apa?”

Vedelila mendongak.

"AYAH?!!"

Kenapa harus Ayahnya yang ia tabrak dan ia marahi seperti itu? Habislah dirinya. Bisa-bisa besok dia akan dinikahkan dengan Lucas Sialan.

"Hn. Kau ini kenapa? Berlari seperti orang gila," ungkap ayahnya.

"Ah, itu. Aku—"

"TUAN PUTRI!"

Tarina memanggil namanya dari belakang sana. Saat menoleh, ia mendapati Tarina berlari dengan membawa kucing di dekapannya.

"Apa-apaan itu, Vedelila?"

Ayahnya mulai bereaksi. Ini bahaya namanya.

Became Princess In The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang