➖ MMH - 15 ➖

8.9K 606 59
                                    

Kirana melirik Gena, keadaan menjadi canggung setelah Ajun datang dengan membawa martabak coklat manis yang sekarang sudah tersaji di hadapan mereka bertiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kirana melirik Gena, keadaan menjadi canggung setelah Ajun datang dengan membawa martabak coklat manis yang sekarang sudah tersaji di hadapan mereka bertiga.

Sedari tadi Gena hanya terdiam sambil memegangi sepotong martabak manis yang tidak habis-habis. Sedangkan Ajun, laki-laki itu malah sibuk dengan ponselnya.

"Kak, aku balik ke kamar dulu ya," bisik Kirana yang langsung membuat Gena mendongak dan menahan tangan teman satu kosannya itu.

Gena menggelengkan kepalanya dengan tatapan memohon agar Kirana tidak kembali ke kamar kosnya. Dia tidak mau hanya ada dirinya dan Ajun di satu ruangan berdua begini.

Ada Kirana saja keadaan sudah sangat canggung, gimana jika hanya dia dan Ajun.

"Yaudah atuh ngomong apa gitu sama Kak Ajun, jangan diem-diem begini. Canggung tau," bisik Kirana lagi yang mendekatkan tubuhnya kepada Gena.

Gadis itu menghela napasnya dan menatap Ajun yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Ajun," panggilnya membuat Ajun langsung mendongak menatap Gena.

"Ya?"

"Kamu ngapain malam-malam ke sini?" tanya Gena pada akhirnya dan diangguki oleh Kirana.

Jari Ajun bergerak untuk mematikan layar ponselnya yang tadi menyala dan tersenyum tipis. Kemudian dagunya bergerak ke arah martabak memberi kode.

"Beliin jajan," jawabnya enteng.

Gena melirik Kirana dan teman satu kosnya itu mengadikkan kedua bahunya tanda tidak tau.

"Kenapa?" tanya Gena lagi.

"Emang kalau orang nganterin jajan ke kamu harus ada alasannya?" tanya Ajun balik dengan tatapan mata yang lekat ke arah Gena.

Gadis itu salah tingkah, mendadak lidahnya kelu dan pikirannya tidak bisa berproses.

"Harus." Bukan Gena yang menjawab, melainkan Kirana membuat Ajun menoleh ke arahnya.

"Suatu niat mau itu baik atau buruk pasti punya alasan sendiri kan?"

Gena mengangguk membenarkan ucapan Kirana barusan, tatapannya meminta penjelasan kepada laki-laki yang duduk di hadapan mereka.

Ajun menggaruk belakang lehernya pelan dan kembali menatap Gena dengan lekat.

"Gak ada alasan, yang jelas saya ingin nganterin kamu jajan," ujarnya membuat Gena kembali terdiam.

Mata Mata Harimu [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang