Terik matahari semakin naik dan udara juga terasa semakin panas menandakan jika sekarang tepat pukul duabelas siang.
Gena dan beberapa teman pabriknya memutuskan keluar untuk mencari makan siang. Namun tiba-tiba tangannya di tahan oleh seseorang membuatnya menghentikan langkahn dan menoleh.
Kening gadis itu mengkerut saat melihat Ajun yang menunjukkan sebuah kantong plastik hitam di tangannya. Sambil tersenyum sangat tipis.
"Udah saya beliin makannya," kata laki-laki itu dan segera menarik tangan Gena untuk mencari meja makan yang masih kosong.
Mereka berdua memilih untuk duduk di pojokan samping kaca yang menampilkan pemandangan beberapa tukang jajan dan beberapa karyawan pabrik yang mengerumuninya. Ajun segera mengeluarkan dua bungkus nasi yang tadi sengaja dia beli untuknya dan juga gadis yang duduk di hadapannya sekarang.
"Suka kan sama ayam goreng dikasih sambel begini?" tanya Ajun sambil membukakan bungkus nasi Gena dan meletakkan sendok plastik di atasnya. Kemudian menyodorkannya kepada gadis yanh mencepol rambutnya itu.
Gena mengangguk dan menerimanya. "Makasih ya," ucapnya lembut dan Ajun hanya mengangguk sambil tersenyum tipis sangat tipis sampai tidak banyak yang tau jika dirinya sedang tersenyum sekarang.
Sebelum makan, Gena membaca doa terlebih dahulu seperti yang Bapak dan Mamanya selalu ajarkan kepadanya sedari kecil.
Ajun yang melihat itupun mengikutinya dan membaca doa kemudian meneguk air putih yang juga sudah dia beli untuknya dan Gena.
"Tangan kamu."
Gena menatap Ajun khawatir, sedangkan yang ditatap hanya menatap datar lengannya yang sudah dia beri plester luka namun tidak beraturan membuat sedikit lukanya masih terlihat.
"Jatoh semalem," ujarnya memberi alibi dan memutuskan untuk menghabiskan makanannya tanpa mengeluarkan suara apapun.
Gena yang mendengar itu hanya mengangguk. Dia terdiam sambil sesekali memperhatikan luka di tangan Ajun yang membuatnya gemas ingin melihat tangan laki-laki itu.
Dia memang tidak tau permasalahan apa yang sedang Ajun alami hingga membuatnya sampai mendapat luka yang menurut Gena itu sangat parah, karna masih terlihat sangat merah dibeberapa goresan luka tersebut.
Dan yang Gena tangkap, sepertinya Ajun mendapatkan luka tersebut karna merasa kesal. Dilihat dari tatapan laki-laki itu yang menatap datar ke arah lukanya dan sesekali akan meringis saat bersentuhan dengan botol yang ada di sampingnya.
Setelah menyelesaikan makannya, Gena segera berpindah dan duduk di samping Ajun membuat laki-laki yang awalnya ingin merapikan bekas makannya dia urungkan dan menatap Gena dengan bingung.
"Bentar, sebentar aja," ujar gadis itu memohon dan Ajun pun membiarkannya.
Gena segera melepaskan semua plester yang ada di atas luka Ajun membuat sang pemiliknya meringis dan mencengkeram pergelangan tangan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Mata Harimu [Terbit]
Narrativa generaleCERITA 5 {Follow dulu yuk sebelum membaca.} Spin-off Cukup Tau. 🔎🔍 Gena gak tau harus senang atau bagaimana untuk mengungkapkan rasa yang sedang dia alami. Awalnya Gena tidak ingin mengunjungi pernikahan teman sekelasnya, karena dirinya yang memil...