➖ MMH - 19 ➖

5.4K 398 10
                                    

Gena sedari tadi berdeham, mencoba mencairkan suasana hening dan canggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gena sedari tadi berdeham, mencoba mencairkan suasana hening dan canggung.

Selepas kedatangan Ajun yang rapi dengan pakaian kerjanya dan disusul oleh David yang memakai pakaian tentaranya membuat hawa di sekitaran Gena sangat tegang.

Bahkan sudah hampir lima belas menit dirinya hanya bisa duduk diam di hadapan kedua laki-laki yang hanya saling menatap ke arah depan tanpa ekspresi. Seakan mereka sedang bermusuhan dilihat dari betapa tidak maunya keduanya saling bertegur sapa.

"Mau makan? Atau minum? Udah pada sarapan belum kalian?"

Gena pura-pura sibuk dengan tangannya yang mengolesi selai coklat ke lembaran roti tawar. Berniat ingin membuatkan keduanya satu tumpuk untuk mengisi perut dipagi hari.

Tepat ketika dirinya menumpuk roti yang sudah dilapisi selai coklat tersebut, Gena terdiam saat melihat David dan Ajun yang sudah membuka mulut mereka.

Kening gadis itu mengkerut bingung melihat tingkah aneh keduanya. "Mau?" tawarnya dan kedua laki-laki yang saling diam itu mengangguk.

"Mau lah, suapin," sahut Ajun kemudian menunjukkan lengannya yang masih berbalut kasa. "Tangan saya belum sembuh," lanjut laki-laki itu mencari alasan agar bisa disuapi oleh Gena.

Sedangkan David hanya mendengus sebal mendengar alasan klasik yang Ajun lontarkan barusan.

"Bentar lagi aku mau berangkat, dan pengen disuapin sama kamu. Boleh, kan, Ge?" ujar tentara itu membuat Ajun menatapnya tajam.

Gena yang memperhatikan keduanya saling bertatap seakan hanya dengan tatapannya mereka sudah bisa saling membunuh itu segera memisahkannya dan menyobek selembar roti yang dia tumpuk tadi menjadi dua.

"Yaudah bagi dua aja, ya."

Gadis itu memberikan kode kepada keduanya agar membuka mulut. Dan tepat saat itu dia segera memasukkan kedua potongan roti tersebut ke dalam mulut kedua laki-laki yang masih saling menatap itu. Kenapa pagi-pagi dirinya sudah harus berakhir dengan David dan Ajun begini sih.

"Mau pergi bukan? Pintunya ada di belakang saya. Silahkan," ujar Ajun dengan tatapan yang semakin tajam ke arah David dan sedikit menggeser tubuhnya untuk mempersilahkan David keluar. Karna seperti apa yang David katakan jika sudah mendapat suapan dari Gena, laki-laki itu akan pergi.

Tentara itu berdecak pelan. "Tangan kamu sakit? Masih bisa lah makan sendiri, jangan manja jadi cowok," sahut David membalas perkataan Ajun. Terdengar nada tidak suka saat mengatakannya.

Gena yang sedari tadi memperhatikan keduanya kemudian meletakkan kedua tangannya diantara tatapan David dan Ajun.

"Udah ya, jangan begini. Nanti matanya pada perih loh dari tadi pada melotot gitu," ujar gadis itu dan menarik kepala Ajun agar menatapnya.

Ketika Gena ingin melakukan hal yang sama kepada David. Ajun langsung menahan tangannya dan menggantikan Gena untuk memindahkan kepala David agar menatap ke arah depan.

Mata Mata Harimu [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang