0.2

4.4K 442 6
                                    


Suasana kelas siang hari ini sangat sepi, mungkin karena masih dihari pertama masuk sekolah.

Renjun, Chanie dan Nana sedari tadi hanya duduk melamun saja. Ditambah cuaca sangat panas, maunya mereka tu mending pulang aja.

"Mereka tu siapa sih?" tanya Renjun membuyarkan keheningan.

"Siapa?" tanya balik Nana

"Ohhh, ituloh Na yang tadi dikantin" jawab Echan lalu diangguki Nana.

"Mereka itu anak Gank yang sering ditakutin sama seluruh murid disini. Terutama yang tadi ngebentak lo Njun, dia itu anak kedua dari yang punya yayasan ini. Kalo anak pertamanya yang tadi duduk disebelah dia" jelas Chanie yang diangguki Renjun seraya ia mencoba mengertikan jelasan Echan tadi.

"Oh ya satu lagi, gue kasih saran nih ya. Jangan sampe lo berurusan sama si Jeno. Bahaya banget pokonya!!" sambung Echan sedikit seperti peringatan.

Renjun mengerut tidak mengerti, "Kenapa emangnya? Terus, si Jeno Jeno itu yang mana? Gue ga tau elahhh"

Saat Chanie akan memberi saran untuk Renjun lagi, pintu kelas mereka terbuka tiba-tiba dengan sedikit paksaan.

"Gila kayanya tu orang" gumam Nana yang di angguki Chanie.

Renjun yang mendengar dobrakan pintu terkejut, ia langsung menoleh ke arah suara tersebut.

Mata Renjun membola bulet banget. Dia kaget, ternyata orang ini biang keroknya.

Jeno berjalan ke arah bangku kosong diujung kiri paling belakang. Dia duduk sendiri, karena emang dia males temenan sama orang dikelas makannya sendiri. Kecuali temenan sama kakak dan juga temen kakaknya itu.

"Loh, dia kan yang tadi di kantin Chan!!" ucap Renjun kaget.

"Dia emang dikelas ini Njun. Dan yang lo tanya siapa si Jeno Jeno itu, nah dia orangnya" ucap Chanie sambil nunjuk Jeno pake dagunya.

Renjun mendengar itu langsung speechless. Bahaya kalo sampe dia berurusan lagi sama dia, takut banget pokonya Njun.

•••

Sore hari pukul 3.00, lingkungan sekolah sudah mulai sepi karena sekarang waktunya pulang.

Renjun sedang menunggu bus untuk bisa pulang sampai rumah. Namun sudah setengah jam kendaraan berbadan besar itu belum keliatan juga. Apa Renjun harus jalan aja pulangnya? Ga mungkin, jarak dari sekolah ke rumah dia itu lumayan jauh, mungkin ada sampai 2-3 Km. Bisa-bisa kaki Njun berubah menjadi Ubi bakar.

Hari mulai sore namun si bus itu belum keliatan juga batang spionnya. Dengan berat hati, Renjun harus rela berjalan demi bisa pulang. Berubah pun berubah saja lah kakinya.

Namun, saat Renjun hendak menyebrang. Sebuah motor meng'klakson dia. Untung Renjun siaga 1, kalo engga mungkin dia udah jantungan duluan. Mana tu suara klakson kenceng banget suaranya, melebihi suara ketawanya Chenle.

"LO GILA!! KALO NYEBRANG LIAT-LIAT. BISA AJA LO GUE TABRAK!!" teriak seorang laki-laki dari balik helm.

Mendengar teriakan itu, Renjun yang tadinya merem langsung melotot. Dia kaget diteriakin kaya tadi, pas dia ngedongak, tiba-tiba matanya membulat sempurna.

"Lo lagi lo lagi. Ngapain masih disini, udah waktunya pulang. Jangan-jangan lo penunggu halte ini" ucap Jeno.

Yes, you are right.

Dia Jeno. Lee Jeno, laki-laki yang Renjun gamau lagi berurusan sama dia. Tapi, takdir berkata lain. Sekarang, dia malah berurusan lagi sama si Lee Lee ini.

"Gila kali lo. Gue lagi nunggu bus" ucap Renjun ketus.

"Jam segini mana ada bus. Lagian, lo gatau ya? Hari ini bus cuma jalan sampe tengah hari aja" tanya Jeno yang masih setia duduk diatas motornya.

"Mana gue tau. Dah lah, gue cape berurusan sama lo mulu. Bosen" ucap Renjun lalu pergi dan melanjutkan menyebrangnya.

Saat sedang berjalan, tiba-tiba sebuah motor menghadang dia. Renjun terkejut.

"GILA YA LO!!" teriak Renjun reflek karena kaget.

Untung saja jalanan sepi. Kalo engga, sudah kalian tebak bagaimana akhirnya.

"Naik"

" ... "

"Naik cepetan elah gausah pake ngebug dulu" ucap Jeno kesal.

Renjun mendengar itu terheran-heran. Bukannya seorang Lee Jeno ini dingin dan bodoamat?

Aish, sudahlah dia juga ga peduli yang penting sekarang bisa pulang.

"Udah deh gausah banyak ngomong, sekarang cepetan jalan dah sore" titah Renjun yang membuat Jeno mendengus.

"Nyesel gue ngajak lo" gumamnya

"Gue denger ya Jen" ucapnya sambil tertawa. Tidak ia duga, ternyata seorang Lee Jeno ini sangat menyenangkan sekali jika diajak bercanda, walaupun hanya dia sendiri yang terhibur.

•••

Seperti malam-malam biasanya. Renjun berendam sampai satu jam penuh. Mungkin itu ga sehat, tapi Renjun suka.

Saat ia sedang mengeringkan rambut, suara telpon berbunyi. Renjun langsung memeriksanya.

"Mama" gumamnya

Ia pun mengangkat telpon tersebut.

"Hallo" ucapnya

"Hai sayang. Bagaimana kabarmu?"

"Renjun baik-baik saja Ma"

"Syukurlah. Maapkan Mama dan Papa, mungkin minggu ini kita tidak bisa pulang untuk bertemu rindu denganmu. Karena di kantor ada banyak kendala yang harus dibereskan" ucap sang Mama panjang lebar.

Renjun mendengar itu biasa saja. Mungkin karena sudah terbiasa, jadi tidak kaget lagi.

"Tidak apa Ma.. Yasudah, kalau begitu Renjun tutup telponnya ya? Renjun mengantuk. Hehe" ucapnya tak nyaman

"Baiklah. Selamat tidur anak cantik. Mimpi indah sayang"

Setelah itu telpon pun mati.

Renjun menyimpan kembali Handphone nya diatas nakas. Ia bergumam didepan cermin, seolah cermin itu bisa menjawab semua keluh kesahnya.












OF LOVE || NOREN GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang