Hari ini tepatnya hari senin. Hari ujian yang Renjun nantikan. Renjun datang ke sekolah sendiri, tidak dengan Jeno. Pasalnya, karena Renjun hari ini piket kelas dan harus mengulang pelajaran hari ini juga.
Bel masuk berbunyi, namun Jeno tak kunjung datang juga. Renjun merasa cemas, "Apa dia baik-baik saja?" gumamnya.
Setelah sepuluh menit berlalu, seorang pemuda tampan masuk kedalam kelas dengan sedikit buru-buru. Untung saja dikelas sedang tidak ada guru. Tapi anehnya, kenapa dia ga notice Renjun? Menoleh pun tidak.
Dia Jeno, iya Jeno telat. Entah karena apa dia bisa telat kaya gini. Renjun jadi ga fokus, padahal Jeno udah dikelas. Tapi pikirannya malah menuju ke hal negatif.
Istirahat sudah limabelas menit yang lalu, tapi Renjun masih dikelas. Padahal Nana sama Chanie udah dari tadi pergi ke kantin. Renjun dengan ragu menoleh kearah bangku Jeno, tapi ternyata sang pemilik sedang tertidur. Renjun ingin menghampiri, tapi takut mengganggu. Ia urungkan niatnya itu.
Tiba-tiba suara teriakan Chanie dari arah lorong terdengar lumayan keras.
"NJUN!! RENJUN!!" teriaknya sambil berlari menuju kelas.
Renjun yang merasa terpanggil langsung menoleh kearah luar, dan tampaklah Lee Chanie yang sedang berlari.
"Apaan sih Chan? Tarik napas dulu, pelan-pelan"
"GA!! INI GABISA!! GUE GABISA PELAN-PELAN KALO GINI MASALAHNYA!!"
"Iya terus apa Chanie?"
"SI JEN--"
"Si Jeno tadi pagi berangkat bareng si Karina" ucap Nana tiba-tiba saat telah sampai didepan keduanya.
"Nana!! Bentar dulu dong, padahal gue mau nanya dulu sama dia"
"Langsung aja, gue gamau liat dia murung terus dari pagi"
Renjun eror. Dia sedang mencerna omongan keduanya. Apa dia ga salah denger kan? Jeno? Karina?
Setaunya, Karina itu adalah orang yang pernah deket sama Jeno, walaupun ga sampe jadian. Karina juga dikenal sebagai siswi cantik yang populer, malahan sampe banyak yang ngeshipp dia sama Jeno.
"Kalian tau dari siapa?" tanya Renjun pelan.
"Dikantin lagi rame banget Njun. Malahan si Karina nya sendiri yang ngomong ke orang-orang"
Renjun mendengar itu lemas. Dia seharusnya gaboleh lemah kaya gini, tapi jujur saja, ini sangat mengejutkan dia. Ditambah sedari tadi si Jeno diam saja, ga nyapa, apalagi notice keberadaan Renjun. Jadi dia ragu mau bertanya.
Pikiran Renjun mulai kemana-mana.
"Njun, lo gaboleh Nethink dulu. Kita belum tau hal yang sebenernya kaya gimana. Senyum dong" ucap Nana.
"Iya Njun, gue ga yakin sih itu bener atau engga. Nanti lo tanyain si Jeno, kalo engga nanti gue aja yang tanyain"
"Gausah Chan, nanti gue tanyain aja sendiri. Gue gapapa kok" ucap Renjun sambil tersenyum.
Nana dan Chanie mengangguk kasihan.
•••
Renjun pulang sendiri. Padahal Jeno udah ngajak, tapi Renjun tolak katanya mau sendiri aja. Sekali-sekali naik kendaraan berbadan besar lagi seperti saat pulang sekolah dulu.
Renjun mengingat itu tersenyum, itulah awal mula mereka bisa seperti sekarang.
Saat Bus tiba dihalte, Renjun dengan segera langsung menaiki kendaraan besar itu. Tanpa dia sadari, ternyata seorang laki-laki sedang mengikutinya dari belakang.
Renjun turun dihalte dekat rumahnya. Ia tak menyadari bahwa ada seorang laki-laki bermotor sedang menunggunya. Karena Renjun pikir mungkin itu oranglain, makannya dia langsung pergi begitu saja.
Saat lumayan jauh, dia memanggil. "RENJUN!!"
Renjun terdiam, lalu menoleh. Ia terkejut, ternyata itu adalah Lee Jeno.
Jeno menghampiri Renjun, Renjun tak bergerak sedikitpun. Ia terdiam melihat Jeno menghampirinya.
"Sayang" panggilnya.
Renjun tak menyaut. Dia diam. Namun, perlahan matanya berair.
"Sayang, kamu kenapa? Don't cry baby, please" ucap Jeno langsung memeluk Renjun.
Seketika tangisnya pun pecah. Ia keluarkan semua rasa kesal dan kecewanya.
"KENAPA BARU NANYA SEKARANG? KENAPA DARI TADI DIEM AJA? KENAPA GA NOTICE AKU HIKS?!!"
"Maapin aku sayang"
"AKU KESEL!! KENAPA KAMU DIEM AJA DARI PAGI?! KALO AKU ADA SALAH, MENDING NGOMONG JANGAN DIEM AJA, AKU TAKUT KAMU KENAPA-NAPA!!" teriaknya masih dalam dekapan Jeno.
"Aku ga kenapa-napa sayang. Tadi pagi aku sedikit pusing karena semalam begadang"
"Mending sekarang pulang dulu yuk? Udah mau ujan" ajaknya.
Disini mereka sekarang, dirumah keluarga Huang. Jeno dan Renjun duduk diatas sofa, dia masih memeluk gadisnya yang masih menangis.
"Udah sayang, jangan nangis. Liat tuh, idungmu jadi memerah kaya gini" ucap Jeno sambil mengecup hidung merah milik Renjun.
"Aku mau nanya. Jawab jujur"
"Nanya apa sayang"
"Apa bener, tadi pagi kamu berangkat bareng Karina?"
Jeno tidak menjawab, dia hanya diam.
"Jeno jawab!!"
"Kamu tau dari mana Njun?"
"Gausah banyak tanya. Aku nyuruh kamu buat jawab, bukan malah balik nanya"
"Iya aku berangkat sama dia. Tapi cuma kali ini aja, udah ko ga lagi"
"Kenapa bisa bareng sama dia? Ga bareng sama aku, bareng mantan gebetan juga?!"
Jeno melotot lalu menggeleng, "Astaga sayang, engga gitu. Maapin aku, tadi pas mau berangkat aku liat dia dipinggir jalan lagi benerin mobilnya, kayanya lagi mogok mungkin (?). Sebenernya aku ga notice dia, aku udah lewat tanpa liat dia sedikitpun karena kepala aku pusing banget rasanya pengen cepet-cepet sampe. Tapi sialnya, dia malah manggil aku buat nyamperin dia. Terpaksa aku putar balik karena masih jam tujuh kurang juga. Terus dia nyuruh aku buat liatin kondisi mobilnya, padahal aku udah saranin dia buat bawa aja kebengkel, tapi dia keukeuh pengen aku check dulu mobilnya. Yaudah aku check, ternyata emang udah parah. Terus abis itu dia langsung telpon bengkel langganannya, udah gitu aku berangkat tapi tanganku dicekal sama dia, dia minta berangkat bareng. Aku udah nolak, tapi dia tetep maksa. Daripada bikin lama, yaudah aku iyain aja. Dia ga ngapa-ngapain aku kok. Karena aku pasang tas dipunggung jadi ga terlalu mepet. Kamu jangan khawatir ya sayang, aku gabakalan aneh-aneh dibelakang kamu. Percaya sama aku, oke?" ucapnya panjang lebar.
Renjun mengangguk, tapi dia masih kesel. Masa karena gara-gara dia ga bareng sama Jeno duahari aja udah ada gosip aneh-aneh. Terus banyak yang bilang katanya Jeno sama Karina bakal balikan. Apaan banget?! Sungguh membuat otak menjerit.
"Jangan dengerin omongan oranglain ya sayang. Mulai besok, aku bakal jemput kamu lagi biar ga ada kesalah pahaman. Oke?" Renjun mengangguk.
"Pintarnya kesayangan Nono ini~" ucap Jeno lalu mengecup pucuk rambut Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
OF LOVE || NOREN GS
Teen FictionSeorang laki-laki dingin, berubah menjadi bucin total karena seorang gadis bernama Huang Renjun. Huang Renjun adalah siswi pindahan dari China, namun dihari pertama ia masuk sekolah sudah dibuat takut saja oleh anak dari pemilik yayasan ini. -The en...