0.4

3.9K 372 6
                                    

Sudah terhitung hampir satu bulan Renjun sekolah disini. Tidak ada yang aneh, entah itu belum mungkin.

Hari ini kelas Renjun sedang melakukan pemanasan dilapangan sambil menunggu Pak Johnny selaku guru olahraganya datang.

"Selamat pagi anak-anak!!" sapa Pak Johnny setelah datang ke lapang.

"Pagi pak!!" jawab semua murid.

"Hari ini kita akan olahraga bola basket. Nanti akan Bapak tes satu persatu sesuai nomor absensi kalian. Mengerti?!"

"Ya mengerti!!"

Ketika semua murid berseru ria, lain hal nya dengan gadis bernama Renjun. Sedari tadi ia sudah gugup duluan, pasalnya ia tidak mahir dalam olahraga apalagi olahraga basket. Ditambah badan dia yang mungil, aduh udah deh pokonya gabisa Renjun tu.

"Njun, kok lo diem aja sih?" tanya Chanie menyenggol lengan Renjun.

Ditanya seperti itu Renjun malah makin galau, "Gue gabisa main basket Chan!! Gimana dong!!" ucapnya sedih.

"Yaelah Njun, tenang aja. Nanti juga Pak John kasih tau teknik-teknik nya kalo emang beneran lo gabisa" ucap Chanie mencoba menenangkan Renjun.

"Lagian, gue sama Nana juga ga terlalu mahir. Tapi kalo masalah lempar melempar mah boleh dicoba hehehe" sambungnya.

Sedang asyik mengobrol dengan Chanie dan Nana, nama Huang Renjun disebut oleh Pak Johnny. Renjun yang mendengar namanya disebut tiba-tiba langsung gelisah. Semua do'a telah ia ucapkan semoga semuanya baik-baik saja. Setelah yakin, ia langsung melangkahkan kakinya untuk mencoba gilirannya bermain basket.

Setelah limabelas menit Renjun bermain, tidak ada satupun bola yang masuk pada ring. Ia sudah lelah, tidak apa ia tidak mempunyai nilai juga, toh dia emang gabisa main basket.

Sebelum pelajaran olahraga berakhir, Pak Johnny mengabsen satu persatu murid yang tidak memasukkan bola sama sekali kedalam ring. Nama Renjun disebut, itu berarti ia tidak boleh masuk ke dalam kelas dulu.

"Baik anak-anak, disini Bapak akan bertanya terlebih dahulu kepada kalian. Apa ada yang masih belum mahir bermain basket? ya silahkan angkat tangan" ucap Pak Johnny sambil mengangkat tangannya.

Renjun yang merasa dirinya belum mahir pun mengacung.

Saat sedang melamun, ia tidak sengaja melihat Jeno yang sepertinya sedang berjalan kearah lapang.

"Jeno. Kamu kemana saja? Ini sudah bukan jam olahraga lagi, sana masuk kelas" perintah Pak Johnny.

Jeno yang mendengar itu tidak peduli, ia langsung duduk disamping Renjun.

Melihat tingkah laku anak dari pemilik yayasan ini, Pak Johnny hanya bisa menggeleng saja.

"Lo gabisa basket? Cihhh, payah banget" ucap Jeno terdengar seperti ejekan.

Renjun yang mendengar itu mendengus, "Berisik. Pergi sana ke kelas. Sebelum lo dateng jiwa gue tentram banget perasaan" ucap Renjun yang membuat Jeno jengkel.

"Mau ga gue ajarin basket? Mumpung gue baik nih" tawar Jeno.

"Ga makasih banget, gue bisa di ajarin sama Pak John" tolak Renjun.

Jeno melotot, "Berdua?!"

"Ya engga lah, lo ganteng-ganteng oon juga ya ternyata" ucap Renjun yang tak merasa bersalah.

"Jadi gue ganteng dong ya?" ucap Jeno menggoda Renjun.

"Berisik deh Jen, nanti gue kena omel Pak John!!" ucap Renjun geram lama-lama kalo deket sama Jeno terus.

OF LOVE || NOREN GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang